• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Senin, Juni 27, 2022
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Memahami Hadits Nabi, Begini Prinsip-prinsipnya

Sabtu 21 Agustus 2021 | 12:07
6 min read
401
SHARES
1.3k
VIEWS
Puasa batin
Dr Syamsudin MAg: Memahami Hadits Nabi, Begini Prinsip-prinsipnya Nabi (Istimewa/PWMU.CO)

Memahami Hadits Nabi, Begini Prinsip-prinsipnya oleh Dr H Syamsudin MAg, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur.

PWMU.CO – Problem pemaknaan hadits sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pemaknaan teks-teks keagamaan pada umumnya, yaitu sangat kompleks dan tidak sederhana.

Teks adalah bahasa yang memiliki banyak aspek di dalamnya yang berhadapan dengan konteks sosial budaya pada saat teks itu muncul.

Belum lagi persoalan pelapor dan penulis yang memiliki latar belakang budaya beragam, juga persoalan perjalanan waktu yang berabad-abad hingga sampai pada masa kini.

Distansi waktu, tempat, dan suasana kultural antara kekinian manusia dengan sabda kenabian sudah barang tentu menyebabkan keterasingan dan kesenjangan di satu sisi dan bahkan deviasi pemaknaan di sisi yang lain.

Persoalan keterasingan inilah yang menjadi perhatian sejumlah pemikir kritis untuk ikut berkontribusi dengan memberikan pandangan baru bagi teori pemaknaan hadits. Kontribusi ini di landasi kesadaran akan adanya determinasi yang turut menentukan sebuah proses pemahaman, baik determinasi yang berasal dari wilayah sosial, budaya, politik, bahkan dari wilayah psikologis.

Dengan analisis pengaruh-pengaruh determinasi-determinasi tersebut akan memunculkan pemahaman yang sifatnya plural, dalam arti pemahaman yang bersifat inklusif dan tolerans satu sama lain. Kontribusi pemikiran seputar pemaknaan hadits sebagaimana dijelaskan dapat dilihat dari konsep-konsep yang ditawarkan oleh Yusuf al-Qaradawi dan Syuhudi Isma’il.

Pemaknaan Hadits Yusuf Al-Qaradawi

Dalam usahanya memahami makna hadits dan signifikansi kontekstualnya, Yusuf al-Qaradawi mengatakan bahwa untuk memahami sunnah dengan baik, yang jauh dari penyimpangan dan pentakwilan yang keliru, pemahamannya harus disesuaikan dengan petunjuk al-Qur’an, dalam bingkai petunjuk Ilahi yang kebenaran dan keadilannya bersifat pasti.

Al-Qur’an adalah ruh eksistensi ajaran Islam dan pokok bangunannya, sementara sunnah adalah pejelasan rinci atasnya baik yang sifatnya teoristis maupun praktis. Oleh karena itu, tidak mungkin penjelasan bertentangan dengan sesuatu yang hendak dijelaskan, atau cabang bertentangan dengan pokoknya.

Selanjutnya al-Qaradawi menganjurkan ditempuhnya delapan prinsip pemaknaan hadits:

  1. Mengkonfirmasi hadits dengan al-Quran, mengingat sumber prinsip dari hadits adalah al-Quran, sehingga hadis yang kelihatannya berlawanan dengan al-Quran maknanya diselaraskan dengan keumuman ajaran al-Quran.
  2. Menghimpun hadiys yang topik bahasannya sama agar maknanya dapat ditangkap secara holistik tidak parsial dan untuk menghindari munculnya deviasi makna.
  3. Mengkompromikan dan metarjih hadits-hadits yang kelihatannya saling bertentangan.
  4. Memahami hadits berdasarkan latar belakang kondisi dan tujuannya agar dapat ditemukan makna hadirs dan signifikansinya bagi kebutuhan kekinian hidup umat, sebagai solusi bagi problematika yang dihadapinya.
  5. Membedakan antara sarana yang berubah-ubah dengan tujuan yang sifatnya tetap.
  6. Membedakan antara ungkapan hakiki dan majazi sesuai dengan prosedur lingusitik bahasa Arab.
  7. Membedakan antara hadits alam ghaib dengan hadits alam nyata.
  8. Memastikan makna dan konotasi kosa kata dalam hadits.

Pemahaman Hadits Syuhudi Ismail

Sedikit berbeda dengan al-Qaradawi, Syuhudi Ismail cenderung mengarahkan pemikirannya pada perbedaan makna tekstual dan kontekstual. Menurutnya hadits nabi ada yang pemahamannya menggunakan pendekatan tekstual, kontekstual, serta tekstual dan kontekstual sekaligus.

Pemahaman tekstual dilakukan jika sebuah hadits setelah dihubungkan dengan segi-segi yang berkaitan, misalnya sabab al-wurud, tetap menuntut pemahaman sesuai dengan teksnya. Demikian pula halnya pemahaman hadits secara kontekstual dilakukan jika di balik teks ada petunjuk kuat yang mengharuskan dilakukan pemahaman kontekstual.

Pemahaman hadits secara tekstual atau kontekstual ditentukan oleh faktor-faktor yang disebut qarinah atau indikator penyerta yang dibawa oleh teks itu sendiri, yang penentuannya masuk dalam wilayah ijtihadi.

Hal-hal yang menjadi qarinah dalam pemahaman hadits adalah: (a) Bentuk matan yang meliputi jawami’ al-kalim (ungkapan singkat tapi padat makna), bahasa tamsil (perumpamaan), ungkapan simbolik, bahasa percakapan, dan analaogi; (b) Peran dan fungsi Nabi Muhammad SAW; (c) Latar belakang historis lahirnya sabda kenabian.

Pentingnya merumuskan metode pemaknaan hadirs didasarkan pada realitas hidup manusia yang plural yang disamping memiliki kesamaan juga memiliki perbedaan dan kekhususan, sebagaimana disebabkan oleh perbedaan ruang dan waktu.

Harus disadari bahwa dalam agama Islam ada ajaran yang berlakunya tidak terikat oleh tempat dan waktu, di samping ada juga yang terikat oleh tempat dan waktu sehingga ada ajaran yang sifatnya universal, temporal, dan lokal.

Berdasarkan konsep pemahaman yang telah dipaparkannya, Syuhudi Ismail meyakini bahwa semua hadits bisa dicarikan solusi pemahamannya, dan mengkritik sementara orang yang tergesa-gesa dalam menolak eksistensi hadirs sahih.

Pertimbangannya adalah, pertama, dalam menilai isi teks hadits banyak kalangan bertumpu pada pemaknaan literal yang tentu saja cara ini bukan representasi sepenuhnya dari teks. Jika makna literal berbenturan dengan ayat-ayat al-Quran atau hadis sahih lainnya, maka dengan serta merta dinyatakan tidak otentik, padahal pemaknaan tekstual tidak sepenuhnya merepresentasikan kedalaman makna.

Kedua, penilaian ada atau tidaknya kontradiksi antarteks adalah subjektif dan relatif banyak bergantung pada kapasitas keilmuan, wawasan, dan latar belakang yang membentuk tradisi keilmuan seorang ulama. Hasil penilaian yang subjektif semestinya tidak dapat digunakan untuk menggugurkan otentisitas hadits yang dari sudut pandang kritik sanad terbukti meyakinkan.

Ketiga, pengujian rasionalitas kandungan makna hadis bisa menyeret kepada pemahaman yang tidak tepat karena tolok ukurnya bersifat nisbi, tidak rasional menurut masyarakat pada kurun tertentu, namun ada kemungkinan rasional menurut masyarakat pada kurun yang lainnya.

Keempat, kritik matan hadis memiliki kecenderungan kuat melawan norma-norma objektif ilmiah, karena ia didasarkan pada pandangan teologis tertentu yang sebelumnya telah membentuk kerangka berpikir seseorang. Dengan begitu ia akan menolak setiap hadits yang dirasa tidak sesuai dengan arus utama pemikiran zaman.

Jika menerima pun ia akan memaksa makna matan hadits sesuai dengan kerangka teologisnya. Dengan kata lain penelitian semacam itu lebih merupakan sikap apologis dari pada sebagai penelitian ilmiah sebagaimana terlihat pada hadits-hadits antropomorfistis.

Tujuh Prinsip Pemaknaan Hadits

Dari prinsip-prinsip pemahaman yang dikemukakan di atas bisa disederhanakan dalam tujuh prinsip:

  1. Prinsip konfirmatif, yaitu menkonfirmasi makna hadits dengan petunjuk al-Quran, mengingat sumber prinsip hadits adalah al-Quran, dan hadits adalah bayan bagi al-Quran.
  2. Prinsip tematis komprehensif, teks-teks hadits dipahami sebagai kesatuan yang integral, sehingga dalam pemaknaannya harus dipertimbangkan hadirs lain yang relevan guna pencarian makna yang komprehensif.
  3. Prinsip linguistik, mengingat hadits terlahir dalam wacana kultural dan bahasa Arab, maka prosedur-prosedur gramatikal bahasa Arab harus diperhatikan.
  4. Prinsip historik, yaitu memahami latar belakang sosiologis masyarakat Arab secara umum maupun situasi-situasi khusus yang melatar belakangi munculnya hadis nabi, termasuk di dalamnya kapasitas dan fungsi Rasul Allah ketika menyampaikan sabdanya.
  5. Prinsip realistik, yakni selain memahami latar situasional masa lalu di mana suatu hadits muncul, juga memahami latar situasional kekinian masyarakat dengan melihat realitas kehidupan dan problem krisis yang di alami.
  6. Prinsip distingsi etis dan legis, bahwa hadits-hadits hukum tidak saja dipahami sebagai kumpulan aturan hokum. Lebih dari itu, ia mengandung nilai-nilai etis yang dalam.
  7. Prinsip distingsi instrumental dan intensional. Hadis nabi disamping memiliki dimensi instrumental (wasilah) yang sifatnya temporal dan partikular, juga memiliki dimensi intensional (ghayah) yang sifatnya permanen dan universal. Dalam hal ini niscaya untuk diketahui antara cara yang ditempuh dengan tujuan asasi yang hendak diwujudkan oleh Rasul Allah terkait dengan sabdanya.

Prinsip-prinsip yang telah ada masih perlu disempurnakan dengan mengintegrasikannya dalam suatu bangunan metodologi yang sistematis. Untuk itu, ia menawarkan tiga macam rumusan metodologi sistematis dengan pendekatan holistik-komprehensif, yang meliputi kritik historis, kritik eidetis, dan kritik praksis.

Pertama, kritik historis adalah penggunaan kaidah-kaidah kesahihan hadis yang telah ditetapkan oleh ulama ahli hadis.

Kedua, kritik eidetik adalah mengkaji muatan makna melalui tiga langkah kajian: (1) Analisis isi yaitu pemahaman muatan makna hadits melalui kajian linguistik, kajian tematis komprehensif, dan konfirmasi makna yang diperoleh dari keumuman petunjuk al-Qur’an; (2) Analisis realitas historis, yaitu upaya untuk menemukan konteks sosio-historis hadis baik keadaan Jazirah Arab pada umumnya (makro), ataupun keadaan-keadaan yang memicu lahirnya sabda (mikro); (3) Analisis generalisasi, yaitu dengan cara menangkap makna universal yang tercakup dalam hadits.

Ketiga, kritik praksis, adalah kajian yang cermat terhadap situasi kekinian dan analisis berbagai realitas yang dihadapi sehingga dapat dinilai dan diubah kondisinya sejauh diperlukan dan menentukan prioritas-prioritas baru untuk mengimplementasikan nilai-nilai hadits secara baru pula.

Wallahu a’lam (*)

Editor Mohamamd Nurfatoni

Tulisan berjudul asli Pengembangan Metode Pemahaman Hadits Nabi ini disampaikan dalam “Webinar Refreshing Metodologis” yang digelar Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, Sabtu 21 Agstus 2021.

Tags: Dr Syamsuddin MADr Syamsudin MAgMetodologi HaditsRefreshing Metodologis
SendShare160Tweet100Share

Related Posts

Muhammadiyah Itu Melayani Bukan Dilayani

Jumat 3 Juni 2022 | 04:06
22

Dr H Syamsudin (tengah) memberikan tausiah dalam acara silaturahim PDM Kota Pasuruan (Dadang Prabowo/PWMU.CO) Muhammadiyah...

Khutbah Pernikahan: Akad Nikah Bukan Peristiwa Kecil, Dahsyatnya seperti Perjanjian para Rasul

Minggu 15 Mei 2022 | 16:46
10.6k

Dr Syamsudin saat menyampaikan Khutbah nikah. Khutbah Pernikahan: Akad Nikah Bukan Peristiwa Kecil, Dahsyatnya seperti...

Metode Pembelajaran Shalat untuk Anak Usia Dini

Selasa 10 Mei 2022 | 09:35
202

Dr Syamsudin MA penulis Metode Pembelajaran Shalat untuk Anak Usia Dini (Dokumentasi PWMU.CO) PWMU.CO -...

Pentingnya Pembiasaan Shalat sejak Usia Dini

Minggu 8 Mei 2022 | 20:43
52.9k

Dr Syamsuddin MA penulis Pentingnya Pembiasaan Shalat sejak Usia Dini (Dokumentasi PWMU.CO) Pentingnya Pembiasaan Shalat sejak...

Pelajaran Optimisme dari Burung yang Patah Sayapnya

Rabu 4 Mei 2022 | 08:26
184

Dr Syamsuddin MA penulis Pelajaran Optimisme dari Burung yang Patah Sayapnya (Dokumentasi PWMU.CO) Pelajaran Optimisme...

Habis Puasa Terbitlah Sikap Antisuap

Senin 2 Mei 2022 | 11:05
81

Dr Syamsudin MAg: Habis Puasa Terbitlah Sikap Antisuap (Dokumentasi PWMU.CO) Habis Puasa Terbitlah Sikap Antisuap;...

Pro-Kontra Hukum Tukar Uang Baru untuk Lebaran

Kamis 28 April 2022 | 15:03
429

Dr Syamsuddin MA. Pro-Kontra Hukum Tukar Uang Baru untuk Lebaran (Dokumen PWMU.CO) Pro-Kontra Hukum Tukar...

Makna di Balik Kata ‘Laallakum Tattakun’ dałam Ayat Puasa

Kamis 28 April 2022 | 12:13
2.8k

Dr Syamsudin MAg. Makna di Balik Kata 'Laallakum Tattakun' dałam Ayat Puasa (Dokumentasi PWMU.CO) Makna...

Potongan Ayat Puasa Ini Kurang Dapat Perhatian, padahal Ada Empat Hikmah darinya

Senin 25 April 2022 | 20:50
499

Dr Syamsuddin MA penulis Potongan Ayat Puasa Ini Kurang Dapat Perhatian, padahal Ada Empat Hikmah...

Manhaj Gerakan Muhammadiyah yang Perlu Anda Pahami

Senin 4 April 2022 | 20:50
281

Dr Syamsudin menjelaskan Manhaj Gerakan Muhammadiyah di Forum PDM Balapan. (Nurul/PWMU.CO)  PWMU.CO– Manhaj gerakan Muhammadiyah...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Mengenal Lebih Dekat Pasangan

    35413 shares
    Share 14165 Tweet 8853
  • Letkol HS Prodjokusumo sang Pendiri Kokam, Ini Lima Idenya untuk Muhammadiyah

    3393 shares
    Share 1357 Tweet 848
  • Sekolah Hafidh Wisuda Lulusan, Ada Rekomendasi ke Sini

    1956 shares
    Share 782 Tweet 489
  • Narkoba Bentuk Baru, Waspada!

    1590 shares
    Share 636 Tweet 398
  • Anak Panti Ini Diterima di Teknik Kimia UPN, Orangtuanya Sujud Syukur

    1507 shares
    Share 603 Tweet 377
  • Latihan Baris Spemdalas, Asyiknya di Sini

    1297 shares
    Share 519 Tweet 324
  • Pengalaman Asyik Siswa Spemdalas di Wisata Dusun Semilir

    1640 shares
    Share 656 Tweet 410
  • Bolehkah Kurban Diniatkan Juga sebagai Aqiqah

    1709 shares
    Share 684 Tweet 427
  • Anies Baswedan pada Wisudawan Spemdalas: Mau Jadi Permata atau Batu Bara

    790 shares
    Share 316 Tweet 198
  • Belajar IKM di Smamsatu Gresik, Smansa Bojonegoro Kagum Ini

    993 shares
    Share 397 Tweet 248

Berita Terkini

  • Ranting Golokan Itu Tinggal Mendirikan Universitas MuhammadiyahSenin 27 Juni 2022 | 17:49
  • Refreshing Ideologi dan Outbound GTK SMA MuhiSenin 27 Juni 2022 | 14:52
  • Lima Tahap Bercocok Tanam Hidroponik yang PraktisSenin 27 Juni 2022 | 14:46
  • Siswi SMK Mita Penghafal Terbanyak Wisuda Tahfidh Se-JatimSenin 27 Juni 2022 | 14:09
  • Perkemahan
    Perkemahan Jumat-Sabtu, Cara Madrasah Ini Rayakan MiladSenin 27 Juni 2022 | 12:19
  • Wakil Bupati Gresik Terbang bersama 446 CJH Kloter 31 SUBSenin 27 Juni 2022 | 12:08
  • Keceriaan Famgath
    Keceriaan Famgath, Ada Lomba Petik Lombok dan Ngulek SambalSenin 27 Juni 2022 | 11:29
  • Belajar 11 Jam Sehari, Kiat Siswa Smamsatu Diterima di UndipSenin 27 Juni 2022 | 10:34
  • Mantan Ketua KPU Pimpin Famgath 2023Senin 27 Juni 2022 | 10:00
  • Din Syamsuddin
    Prof Abdul Mu’ti Diusulkan Jadi Calon PresidenSenin 27 Juni 2022 | 09:40

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In