PWMU. CO – Majelis Kifama Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB Gresik mengadakan pelatihan perawatan jenazah Coviid-19 di Masjid Taqwa SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik, Sabtu (4/9/21).
Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB Gresik M Jufri BE Sos mengatakan kegiatan yang bekerja sama dengan Majelis Tabligh dan Lazismu GKB ini sebagai media untuk ber-thlabul Ilmi.
“Kita perlu belajar perawatan jenazah di tengah musim pandemi sehingga relawan Muhammadiyah dapat melaksanakan tugas merawat jenazah secara prosedur kesehatan,” ujarnya.
Agar ilmu ini tidak sia-sia, lanjutnya, setelah pelatihan ini diharapkan kita dapat melakukan peran perawatan jenazah.
Prinsip Kehati-hatian
Direktur Rumah Sakit (RS) Muhammadiyah Gresik Dr Imam Suyuthi SpAn sebagai pembicara mengatakan saat ini belum ada bukti kuat bahwa jenazah dapat menularkan Covid-19.
“Namun, tindakan pada jenazah ini harus dilakukan segera dan tidak boleh ada kontak langsung dari petugas saat menanganan,” jelasnya.
Maka, sambungnya, harus ada prinsip kehati-hatian ketika melakukan penanganannya.
Jaga Tiga Prinsip
Imam Suyuthi mengungkapkan prinsip kehati-hatian ini didasarkan pada penelitian yang menunjukkan virus dapat bertahan hidup di tubuh orang yang meninggal selama empat jam.
“Kedua, jenazah yang terpapar Covid-19 yang sudah dimasukkan ke dalam lemari es selama 35 hari, hasilnya tetap positif,” katanya.
Ketiga, lanjutnya, ada penelitian di Italia, jenazah yang sudah dibalsem dalam 30 hari, ribonucleic acid (RNA) virusnya masih dapat dilakukan Polymerase Chain Reaction (PCR).
Memandikan Jenazah
Imam Suyuthi mengatakan pada dasarnya memandikan jenazah Covid-19 sama dengan menangani jenazah kematian biasa. Perbedaannya, petugas yang memandikan wajib menggunakan APD level 3, dilengkapi hand scoon, google glass, sepatu boot ,dan masker N95
“Jika tidak tersedia masker N95 dapat menggunakan masker KN95,” ujarnya.
Selain itu, sambungnya, sebelum dimandikan, jenazah terlebih dahulu disiram dengan cairan klorin 0,5 persen.
Air yang digunakan diusahakan berasal dari aliran air selang kran yang bertekanan rendah sehingga mengurangi cipratan yang berasal dari tubuh jenazah ke petugas.
“Dalam proses mengafani juga hampir sama. Yang berbeda, dalam penanganan jenazah Covid ini ditambahkan plastik sebelum dikafani. Selanjutnya jenazah ditutup dengan kain sebanyak lembar lembar,” ungkapnya.
Setelah dikafani, lanjutnya, jenazah dibungkus lagi dengan plastik dan disemprot desinfektan. Hal ini untuk mencegah jika jenazah membusuk, cairannya tidak mencemari lingkungan karena sudah ada plastik menahannya.
Relawan Muhammadiyah
Ketua Majelis Kifama GKB Gresik Kaswandi menyampaikan adanya pelatihan ini diharapkan semakin banyak relawan Muhammadiyah yang bergerak membantu masyarakat.
“Termasuk relawan yang bisa dalam perawatan Jenazah di tengah pandemi ini,” tuturnya.
Pelatihan ini diikuti anggota Majelis Kifama GKB, anggota Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) dan Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) GKB serta guru Agama Islam dari Majelis Dikdasmen GKB. Selain itu, juga diikuti anggota di luar PCM GKB yaitu PRM Sidayu dan Bunder Gresik. (*)
Penulis Maulana Salya Kurniawan. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post