PWMU.CO – KKN Muhammadiyah Aisyiyah gelar pelatihan labeling di Desa Batu Rakit, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Kuliah Kerja Nyata Muhammadiyah Aisyiyah 2021 (KKN MAs 2021) dilaksanakan mulai Kamis (12/8/2021) hingga Selasa (14/9/2021). KKN MAs merupakan KKN bersama Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) se-Indonesia. Sekitar 600 lebih mahasiswa di terjunkan ke masyarakat. Kali ini KKN MAs bertempat di Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Utara.
Salah satu peserta tim 52 KKN MAs Afist Azkia Sidqi menyampaikan Kabupaten Lombok Utara memiliki sumber daya alam melimpah dan destinasi wisata yang menggugah. Sebanyak 22 kelompok dari 52 yang di terjunkan, mendapat wilayah Kabupaten Lombok Utara.
Tim 52 KKN MAs terdiri dari 12 orang. Yaitu Dita Fitria Wati dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sri Nurhayati Puspitasari dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Annisa Sekarwulan dari Universitas Muhammadiyah Prof Dr. Hamka Jakarta (Uhamka), Munirah dari Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), Hazizaturrohmi dari UMMAT dan Lili Karni Sulastri Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung (Unmuh Babel).
“Juga Afist Azkiya Sidqi dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Nur Aprilia Ningsih dari Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung (UMPRI), Dodi Pansuri dari UMMAT, Muhammad Assa Satria dari UMMAT, Alamsyah dari UMMAT dan Hafidz Hidayatullah Universitas Muhammadiyah Pontianak (UM Pontianak),” paparnya.
Teknologi Sederhana
Menurutnya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan usaha produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro. Salah satu bidang usaha yang banyak ditekuni oleh pelaku UMKM adalah usaha dalam bidang produk makanan.
“Produk makanan tersebut biasanya diproduksi menggunakan teknologi sederhana karena terbatasnya modal yang dimiliki oleh pelaku UMKM. Akibatnya tidak banyak produk makanan yang diproduksi oleh UMKM yang bisa menembus pasar besar,” ujarnya.
“Apalagi perpanjangan PPKM membuat penjualan mente yang menjadi ladang mata pencaharian warga Batu Rakit mengalami penurunan harga. Sehingga banyak warga yang berhenti berjualan,” tambahnya.
Kemasan Kurang Baik
Sebenarnya, lanjutnya, dari aspek mutu banyak produk makanan yang diproduksi oleh UMKM telah memenuhi syarat atau standar produk makanan yang baik. Namun proses pengemasan yang kurang baik, jenis kemasan yang digunakan tidak tepat, atau label yang tidak menarik mengakibatkan produk tersebut kurang disukai oleh konsumen.
“Salah satu masalah yang dihadapi masyarakat dalam menjadi pelaku usaha, khususnya pelaku usaha pangan, adalah masih rendahnya pengetahuan mereka tentang kemasan yang baik,” ungkapnya.
“Masyarakat masih memproduksi makanan yang kemudian dikemas dengan kemasan sekadarnya. Label dari kemasan tersebut juga terlihat tidak memenuhi syarat pembuatan label kemasan yang baik,” imbuhnya.
Aplikasi Canva
Melihat kondisi tersebut, sambungnya, tim 52 KKN MAs berupaya melakukan sosialisasi pelabelan dan pengemasan produk untuk UMKM melalui aplikasi Canva.
“Tujuannya UMKM dapat mengetahui manfaat dan cara melakukan pelabelan dan pengemasan produk pangan yang baik. Sehingga diharapkan UMKM dapat lebih maju dan mempermudah pengajuan untuk mendapatkan izin. Semuanya guna mendukung perekonomian masyarakat serta mempermudah pengedaran produk dengan memaksimalkan fasilitas berupa potensi wisata,” jelasnya.
Sosialisasi dilakukan secara tatap muka dengan mematuhi protokol kesehatan pada Rabu (1/9/21). Tim 52 KKN MAs memberikan sosialisasi tersebut kepada warga desa yang terhambat penjualannya karena keterbatasan tempat untuk menjual dan banyak pesaingnya, sehingga hanya mengandalkan pesanan dari pelanggan.
“Dengan adanya sosialisasi ini dapat membuat perekonomian warga yang terhambat lebih meningkat. Selain sosialisasi, UMKM Kecamatan Bayan juga meminta bantuan kepada tim 52 KKN MAs untuk membuatkan label produk mereka,” terangnya.
Sementara itu peserta KKN MAs lainnya Hafidz Hidayatulloh mengungkapkan rasa bangganya diberikan kesempatan untuk membantu labeling di Kecamatan Bayan.
“Alhamdulillah bangga kelompok kami diberi kesempatan untuk membantu pelabelan untuk UMKM Bayan. Dan label tersebut sudah di gunakan saat expo di Desa Loloan pada Sabtu (4/9/2021). Semoga ke depannya produk-produk UMKM Bayan bisa melejit lagi,” harapnya. (*)
Penulis Dita Fitria Wati. Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.