
PWMU.CO – Emak Wafat di Hari Miladku. Itulah ungkapan hati Muhammad Ziyad saat ibunya, Hj Sumardliyah, meninggal dunia, Sabtu 28 Agustus 2021 lalu.
Ibunda Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu menghembuskan nafas terakhirnya di Desa Bulubrangsi, Kecamatan Laren, KabupatenLamongan, Jawa Timur.
Beginii Muhammad Ziyad menuliskan curahan hati nurani untuk mengenang sang ibunda:
Pada Sabtu sore, 28 Agustus 2021, saya membuka laman Facebook (FB). Sudah banyak ucapan tahniah dan doa atas miladku. Para sahabat mengetahui karena FB memberi tahu bahwa tanggal tersebut adalah hari ulang tahunku.
Saya pun mulai membalas doa-doa mulia tersebut. Selang beberapa saat, handphone(HP) berdering dan terdengar suara adikku Faizatun Nikmah menyampaikan kabar bahwa emak sakit dan kondisinya lemah.
Saya pun memutuskan untuk bisa pulang (dari Jakarta). Sebelumnya saya berkonsultasi dengan dokter yang sedang menangani kesehatan saya setelah tiga pekan istirahat total. Sang dokter muda spesialis itu membolehkan dengan beberapa saran medisnya.
Saya mencoba mencari tiket pesawat, tetapi sudah tidak memungkinkan karena persyaratan PCR-nya tidak terkejar. Kemudian berusaha mencari tiket kereta api, tetapi juga sudah tidak ada seat lagi. Maklum selama masa PPKM kursi kereta hanya diisi kapasitas penumpang 50 persen.
Pada hari Kamis sebelumnya, emak masih berpuasa sunnah karena memang sehat wal-afiat. Kebiasaan amalan sunnah ini sudah dijalaninya puluhan tahun bersama almarhum abah Hj Mahbub, sejak masih sama-sama aktif di Persyarikatan.
Pilihannya tinggal transportasi membawa mobil. Karena saya sedang kurang sehat, maka mengajak adik istri untuk driver-nya. Karena perjalanan ini mengejar waktu agar tidak banyak istirahat, maka perlu satu lagi driver untuk bisa bergantian.
Setelah Isyak, kami pun berangkat dari rumah Ciputat Tangerang Selatan menuju Lamongan melewati jalan tol panjang, Pondok Indah- Cipali-Semarang -Mojokerto. Ketika perjalanan pulang menjelang tol Semarang, adikku mengabarkan bahwa emak sudah kapundhut (wafat) pada pukul 22.45 WIB.
Dadaku langsung terasa sesak dan mataku berderai air mata. Lalu kuucapkan: Inna lillàhi wa inna ilaihi ràji’un. Allàhummaghfir laha warhamha wa ‘àfiha wa’fu ‘anha. Istriku menenangkan saya karena dia tahu sakit yang sedang saya derita ini agar tidak semakin drop.
Kamis Masih Puasa Sunnah
Pada hari Kamis sebelumnya, emak masih berpuasa sunnah karena memang sehat wal-afiat. Kebiasaan amalan sunnah ini sudah dijalaninya puluhan tahun bersama almarhum abah Hj Mahbub, sejak masih sama-sama aktif di Persyarikatan.
Sepanjang tol menuju Mojokerta terekam semua tentang masa-masa indah bersama emak. Akhirnya kami tiba di rumah pukul 08.30 WIB dan pada pukul 09.00 jenazah emak dibawa ke Masjid Baiturrahim Desa Bulubrangsi Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan untuk dishalatkan dan kemudian dimakamkan.
Selama masa pandemi Covid-19, memang tidak bisa leluasa bagi saya untuk pulang kampung, apalagi dua kali Idul Fitri pun tidak bisa mudik karena ada larangan untuk kemaslahatan bersama. Terakhir mudik pada tanggal 27 Mei-5 Juni 2021 mengajak kedua anak. Sedang putri sulung tidak bisa ikut karena lagi studi di Kairo Mesir. Pada saat mudik itu emak tampak senang sekali melihat cucunya, Thariq dan Asma bisa ikut pulang bersama.
Kini “pusaka keramat” kekuatan energi yang selama ini menguatkan perjuangan anak-anaknya sudah tiada. Ya, emak telah tiada. Doa-doa mulia dan penuh harap di-ijabahi yang biasa dilantunkan di keheningan malam untuk anak-anaknya dan cucu-cucunya itu kini tiada lagi. Emak telah kembali dipanggil.menghadap ke haribaan-Nya. Ya Rabb… curahkan maghfirah, rahmah dan ‘afiyahMu untuk emak.
Ketika saya pernah cerita ke emak bahwa kami kini tinggal berdua di rumah sejak anak-anak mondok (menjadi santri di pondok pesantren). Emak pun menimpali, “Nak, emak dan abahmu berdua di rumah dijalani 25 tahun sejak kamu dan saudara-saudaramu mondok.”
Subhanallah…luar biasa perjuangan emak dan abah.
Sebelum wafat emak berpesan agar kelak dikuburkan did ekat makam almarhum abah. Allah kabulkan, jenazah emak dimakamkan persis di samping makam abah. Kini beliau berdua damai di alam sana. Semoga kelak Allah kumpulkan di surga-Nya. Amin. (*)
Kontributor Maslahul Falah Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post