
PWMU.CO– Guinea, dibaca Gini, negara kecil di pesisir barat Afrika yang dalam pekan ini menjadi berita. Di negeri itu ada kudeta militer dipimpin komandan pasukan khusus Letkol Mamady Doumbouya, Ahad (5/9/2021). Presiden Alpha Conde ditangkap dengan tuduhan korupsi, pemberangusan oposisi, pelanggaran HAM, dan salah urus negara.
Negara ini luasnya 246.000 kilometer persegi. Setengah luas Pulau Sumatra. Banyak sungai mengalir sehingga menjadi negeri pertanian yang subur. Punya cadangan tambang biji besi dan bauksit. Tapi belum dikelola. Masuk golongan negara miskin dengan pendapatan per kapita 2.200 dolar AS.
Jumlah penduduknya 12,5 juta menurut data tahun 2020. Ibukota Conakry. Mayoritas warganya beragama Islam sebanyak 85 persen. Sisanya Kristen dan kepercayaan tradisional.
Islam masuk negeri ini setelah warganya berinteraksi dengan saudagar dari Afrika Utara pada abad 12. Kemudian penjelajah Spanyol menduduki negeri ini pada abad 16 dan mengenalkan agama Kristen.
Nama New Guinea yang disematkan kepada daratan sepanjang Pulau Papua sebenarnya merujuk kepada negeri ini. Nama itu pemberian komandan kapal Spanyol, Yñigo Ortiz de Retez, ketika mendarat di Papua tahun 1545. Dia memberi nama itu karena penduduk Papua mirip dengan orang Guinea yang berkulit hitam dan berambut keriting yang pernah dia datangi sebelumnya.

Pemerintah Berdarah
Penjajah terakhir Guinea adalah Prancis yang menduduki mulai tahun 1890. Lantas menyatakan kemerdekaan pada 2 Oktober 1958 dipimpin pejuang kelompok sosialis Ahmed Sekou Toure.
Pemerintahan sejak merdeka selalu menumpahkan darah rakyat. Sistem pemerintah sosialis pimpinan Toure berjalan otoriter. Ribuan musuh politik dan pengikutnya dia bunuh agar tak mengganggu kekuasaannya.
Kekuasaan Toure bertahan selama 26 tahun hingga 1984. Penguasa baru Lansana Conte menumbangkan. Ternyata pemerintahan Conte juga otoriter selama 16 tahun. Dia kemudian dikabarkan meninggal tahun 2008. Kekuasaan diambil alih junta militer pimpinan Kapten Moussa Dadis Camara.
Penguasa baru ini juga menumpahkan darah. 28 September 2009 tentara membantai 157 rakyat yang berdemonstrasi di Ibukota Conakry. Tahun itu junta militer memutuskan menggelar pemilihan umum. Rakyat protes keikutsertaan Moussa Dadid Camara dalam pemilihan presiden.
Pemilu yang digelar pada 7 November 2010 ada perubahan politik yang lebih demokratis. Tokoh oposisi yang pernah masuk penjara Alpha Conde menang. Dia terpilih jadi presiden di masa demokrasi.
Conde terpilih lagi pada periode kedua pada Pemilu 2015. Jelang akhir masa jabatan, dia mengamandemen konstitusi supaya presiden bisa menjabat tiga periode. Dia menang lagi di Pemilu 2020 meskipun ada tuduhan pemilu curang.
Menjalani presiden tiga periode ini, dia mulai otoriter dan korup. Musuhnya makin banyak. Oktober 2020, dia menangkapi puluhan oposan. Perekonomian menurun. Rakyat tak puas. Terjadi gejolak. Militer bertindak menangkap presiden lalu menetapkan situasi darurat.

Sejarah Masa Lalu
Sejarah masa lalu Guinea pernah berbentuk Kekaisaran Soso Sumangoru Kanté pada abad ke-12 hingga ke-13. Tapi Kaisar (Mansa) Mali Sundiata Keïta, tetangganya, menyerang. Terjadilah pertempuran Kirina pada tahun1235.
Mansa Mali paling terkenal adalah Kanku Musa yang memimpin rombongan haji ke Mekkah pada tahun 1324. Pengaruh Mali menurun Mansa Songhai yang memperluas kekuasaannya tahun 1460.
Penjelajah dan pedagang Eropa datang pada abad ke-16. Di masa ini mulai terjadi penangkapan warga Afrika untuk dijual sebagai budak.
Guinea lalu jatuh ke penguasa Maroko pada Pertempuran Tondibi. Hanya bertahan tiga tahun. Lalu negara yang dikuasai terpecah menjadi banyak kerajaan kecil. Muslim Fulani bermigrasi ke Futa Jallon di Guinea Tengah mendirikan negara Islam Wasulu dari tahun 1727 hingga 1898.
Di masa koloni Eropa muncul pemimpin Samori Toure, dari Kekaisaran Wasulu. Dia menentang pemerintah kolonial Prancis tahun 1882. Akibatnya Touré ditangkap pada tahun 1898. Dominasi Prancis makin kuat.
Penjajah Eropa yang berdatangan membagi-bagi tanah. Prancis menguasai Guinea, Inggris menduduki Sierra Leone, Portugis dapat bagian Guinea-Bissau dan Liberia.
Selama tahun 1990-an Guinea menampung ratusan ribu pengungsi perang dari negara tetangga Liberia dan Sierra Leone. Konflik antara negara-negara itu memperburuk kondisi politik dan ekonominya.
Ibukota Conakry, terletak di Pulau Tombo hingga ke Semenanjung Camayenne. Itu adalah pelabuhan utama negara itu. Negeri ini berbatasan dengan Guinea-Bissau di barat laut, Senegal di utara, Mali di timur laut, Pantai Gading di tenggara, serta Liberia dan Sierra Leone di selatan. Samudra Atlantik terletak di sebelah barat.
Wilayahnya terdiri dari empat wilayah geografis: Guinea Bawah, Fouta Djallon, Guinea Atas, dan Wilayah Hutan, atau Dataran Tinggi Guinea. Guinea Bawah meliputi pantai dan dataran pantai. (*)
Penulis/Editor Sugeng Purwanto