• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Rabu, Juli 6, 2022
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Ekstremisme Mahasiswa

Kamis 16 September 2021 | 10:53
3 min read
32
SHARES
101
VIEWS
ADVERTISEMENT
Ekstremisme mahasiswa
Daniel Mohammad Rosyid

Ekstremisme Mahasiswa oleh Daniel Mohammad Rosyid, Guru Besar ITS dan Ketua Pendidikan Tinggi Dakwah Islam Jawa Timur.

PWMU.CO– Presiden Jokowi di hadapan Majelis Rektor di kampus UNS, Senin (13/9/2021), mengatakan, tanggung jawab rektor mendidik mahasiswa itu tidak cuma di dalam kampus, tapi juga menjangkau luar kampus.

Apa gunanya jika sudah susah-susah mendidik mahasiswa di kampus kemudian akhirnya terpapar paham ekstrem di luar kampus? Pernyataan dan sinyalemen Presiden Jokowi ini penting untuk dicermati dan disikapi.

Pertama, agak berlebihan jika rektor harus mengurusi pendidikan mahasiswa di luar kampus. Hampir tidak mungkin. Ada anjuran besar melalui kebijakan Kampus Merdeka bahwa mahasiswa justru harus belajar di luar kampus untuk memahami kehidupan yang sebenarnya.

Tapi ini jelas sudah bukan tanggung jawab rektor saja. Sisdiknas juga mengatur dan mendorong peran keluarga dan masyarakat serta dunia usaha dalam pendidikan untuk menyiapkan warga muda yang merdeka, mandiri, sehat dan produktif.

Kedua, pendidikan berbangsa dan bernegara tidak mungkin menjadi perhatian utama kampus yang kurikulumnya sudah sangat padat untuk membentuk kompetensi-kompetensi khusus sesuai bidang ilmu dan profesi tertentu.

Pendidikan berbangsa dan bernegara harus dilakukan oleh masyarakat melalui praktik kehidupan berbangsa dan bernegara sehari-hari sesuai dengan cita-cita proklamasi para pendiri bangsa. Jika belajar adalah proses memaknai pengalaman (dengan membaca, berbicara dan menulis), maka pengalaman berbangsa dan bernegara tetap guru terbaik, bukan kuliah sekian SKS Pancasila dan Kewarganegaraan oleh para guru besar di kampus. 

Ketiga, para pemimpin formal dan informal seharusnya lebih banyak menyadari untuk bertindak sebagai guru dengan mempraktikkan teladan: merancang kebijakan dan menerapkannya secara konsisten satu kata dengan perbuatan dalam rangka melindungi segenap bangsa Indonesia dan tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan berpartisipasi dalam ketertiban dunia yang adil dan beradab.

Jika pengalaman nyata berbangsa dan bernegara jauh dari cita-cita proklamasi itu, maka justru akan terjadi negative back wash effects: ketidakpedulian, apatisme, anarki, dan alienasi serta depresi yang meluas. 

Keempat, presiden adalah guru besar kehidupan berbangsa dan bernegara. Setiap ucapan dan tindakannya langsung memberi pengalaman berbangsa dan bernegara. Ini berarti langsung mendidik warga negara ini.

Juga para menteri, anggota legislatif, kepala daerah, aparat dan para pejabat publik yang memiliki semua sumber daya yang dibutuhkan untuk memberi teladan melalui kebijakan dan tindakan mereka. For better or worse.

Kelima, jika ada dugaan ancaman ekstremisme mahasiswa, kita mesti bertanya mengapa ekstremisme muncul di kalangan muda dan mahasiswa. Sebagai guru besar, presiden selayaknya memahami bahwa sikap ekstrem itu pilihan sulit bagi mahasiswa. Pilihan yang lebih populer adalah cuek dan emang gue pikirin.

Dibutuhkan nyali besar untuk memilih bersikap ekstrem sebagai tanggapan atas kehidupan berbangsa dan bernegara yang mengecewakan, merendahkan, dan memiskinkan. Mencap sekelompok pemuda mahasiswa sebagai ekstremis saja tidak memecahkan akar masalah. Apalagi jika diikuti dengan tindak kekerasan sepihak oleh aparat. Bahkan kekerasan itu justru mengeraskan sikap ekstrem itu.

Akhirnya, mendidik manusia muda adalah tugas utama para pemimpin sejak di dalam keluarga, di masyarakat dan di tempat yang lebih tinggi lagi. Tugas ini tidak bisa diserahkan hanya pada pendidikan formal di sekolah dan kampus.

Pendidikan untuk semua hanya mungkin oleh semua. Jika sekolah dan kampus masih berpretensi memonopoli secara radikal tugas-tugas ini, maka bisa dipastikan akan gagal karena tidak sesuai dengan zaman yang makin terbuka, interconnected dengan batas-batas institusi yang makin kabur.

Dulu penjajah Belanda mudah dan sering menjuluki para pejuang kemerdekaan sebagai ekstremis. If it takes a village to raise a child, will it take a colonialist to raise extremists? Artinya, jika dibutuhkan sebuah desa untuk membesarkan seorang anak, apakah dibutuhkan seorang kolonialis untuk membesarkan para ekstremis? (*)

Rosyid College of Arts, 16/9/2021

Editor Sugeng Purwanto

Tags: Daniel Mohammad RosyidJokowiKampus Merdeka
SendShare13Tweet8Share

Related Posts

Resafel Kabinet dan Politik Mebel ala Jokowi

Kamis 16 Juni 2022 | 10:15
3.8k

Dhimam Abror Resafel Kabinet dan Politik Mebel ala Jokowi Resafel Kabinet dan Politik Mebel ala...

Perankingan Universitas, Budak Westernisasi  

Sabtu 11 Juni 2022 | 09:01
7.9k

Danile Mohammad Rosyid Perankingan Universitas, Budak Westernisasi oleh Daniel Mohammad Rosyid, Guru Besar ITS dan...

Politik Identitas Jadi Kambing Hitam

Senin 6 Juni 2022 | 09:06
16.3k

Daniel Mohammad Rosyid Politik Identitas Jadi Kambing Hitam oleh Daniel Mohammad Rosyid, Guru Besar ITS...

Metaverse Jadi Dunia Zombie

Selasa 17 Mei 2022 | 17:01
146

Daniel Mohammad Rosyid Metaverse Jadi Dunia Zombie oleh Daniel Mohammad Rosyid, guru besar ITS dan...

Oligarki Merampas Masa Depan Mahasiswa

Sabtu 14 Mei 2022 | 13:25
290

Daniel Mohammad Rosyid Oligarki Merampas Masa Depan Mahasiswa oleh Daniel Mohammad Rosyid,  guru besar ITS...

Sang Profesor

Senin 9 Mei 2022 | 08:59
320

Daniel Mohammad Rosyid Sang Profesor  oleh Daniel Mohammad Rosyid, guru besar ITS, Ketua Pendidikan Tinggi...

Idul Fitri: Resolusi Proklamatik

Senin 2 Mei 2022 | 19:18
94

Daniel Mohammad Rosyid Idul Fitri: Resolusi Proklamatik oleh Daniel Mohammad Rosyid, guru besar ITS dan...

Ruang Publik Itu Bang-Bang Wetan

Kamis 28 April 2022 | 13:57
85

Daniel Mohammad Rosyid Ruang Publik Itu Bang-Bang Wetan oleh Daniel Mohammad Rosyid, guru besar ITS...

Cha Guan Sekul

Senin 25 April 2022 | 13:39
98

Daniel Mohammad Rosyid Cha Guan Sekul oleh Daniel Mohammad Rosyid, guru besar ITS dan Ketua...

Jongos Globalisasi

Sabtu 23 April 2022 | 22:18
280

Daniel Mohammad Rosyid Jongos Globalisasi oleh Daniel Mohammad Rosyid, guru besar ITS dan Ketua Pendidikan...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Masuknya Virus Salafi ke Jantung Muhammadiyah

    6843 shares
    Share 2737 Tweet 1711
  • Semua Orang Itu Penting, Ini Branding Empat Sekolah GKB

    3553 shares
    Share 1421 Tweet 888
  • Dipuji Haedar Nashir, Begini Respon Rektor UM Bima

    3830 shares
    Share 1532 Tweet 958
  • Ikut Pelatihan Menulis, Dapat Rezeki Nomplok

    3045 shares
    Share 1218 Tweet 761
  • Luar Biasa! Begini Besarnya Potensi Lahan Dakwah Digital

    3660 shares
    Share 1464 Tweet 915
  • Jangan Keliru! Ada Dua Macam Air Zamzam di Masjid Al-Haram

    2105 shares
    Share 842 Tweet 526
  • Pentas Dalang Cilik Spemdalas Bawa Pesan Peduli Lingkungan

    3263 shares
    Share 1305 Tweet 816
  • Jamaah Masjid Sujud Diingatkan Karakter Internet yang ‘Khalidina fiha Abadan’

    2712 shares
    Share 1085 Tweet 678
  • Tim Kompak di Balik Sukses Graduation XIX Spemdalas

    2230 shares
    Share 892 Tweet 558
  • Cakepnya Wisudawan Spemdalas berkat Dresscode Ini

    2395 shares
    Share 958 Tweet 599

Berita Terkini

  • Lazismu Bojonegoro
    Lazismu Bojonegoro Gelar Workshop Manajemen Kurban saat Wabah PMKSelasa 5 Juli 2022 | 20:33
  • Kasus ACT
    Kasus ACT, Begini Komentar Abdul Mu’tiSelasa 5 Juli 2022 | 19:49
  • Gedung panti
    Gedung Panti Ini Butuh Dana Rp 2 MSelasa 5 Juli 2022 | 16:07
  • Peranan Media Sosial dalam Marketing PariwisataSelasa 5 Juli 2022 | 15:50
  • Bersiap Tarwiyah sebelum Wukuf, KBIH Baitul Atiq BerkoordinasiSelasa 5 Juli 2022 | 14:32
  • Menggoda setan
    Masuknya Virus Salafi ke Jantung MuhammadiyahSelasa 5 Juli 2022 | 14:00
  • Amankan Aset
    Amankan Aset, Majelis Wakaf Kenalkan Program SIMAMSelasa 5 Juli 2022 | 13:55
  • Jangan Keliru! Ada Dua Macam Air Zamzam di Masjid Al-HaramSelasa 5 Juli 2022 | 13:52
  • Quote untuk Guru: Teruslah Menggergaji, tapi Jangan Lupa MengasahnyaSelasa 5 Juli 2022 | 13:28
  • Pemuda Tangkas, tindak lanjut Baitul Arqam Dasar (BAD) PDPM Tulungagung. Liputan Ubaidillah Alif Alwan, kontributor PWMU.CO Tulungagung.
    Pemuda Tangkas, Tindak Lanjut BAD Pemuda Muhammadiyah TulungagungSelasa 5 Juli 2022 | 13:13

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In