PWMU.CO– Majalah Camar milik SD Al Kautsar Kota Pasuruan diharapkan segera terbit setelah selesai Workshop Pembuatan Majalah Sekolah, Sabtu (9/10/2021).
Hadir sebagai narasumber Ketua Majelis Pustaka PWM Jatim Dr H Mulyana AZ SPd MSi dan Humas SD Muhammadiyah 4 Surabaya Mulyanto SPd.
Kegiatan berlangsung sehari penuh diikuti seluruh tim redaksi Majalah Camar. Format majalah berukuran 20 x 27 cm tebal 64 halaman.
Kepala SD Al Kautsar Kota Pasuruan Mustakim SPdI SPd menuturkan, sekolah menggelar workshop tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan branding sekolah.
”Semoga dengan majalah ini kita semakin lebih baik, semakin maju, dan bertambah jumlah siswa. Terbitnya majalah sekolah sebagai salah satu kunci suksesnya sekolah besar,” tuturnya.
Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Pasuruan HM Baidowi MPdI dalam sambutannya mengatakan, ikhtiar menerbitkan majalah sekolah sebagai langkah mempromosikan sekolah.
”Maka dari itu kita harus serius, semangat, dan bersungguh-sungguh membuat majalah ini, serta menulis majalah ini harus secara real,” jelasnya.
Setelah Majalah Camar terbit, sambung dia, guru dan staf SD Al Kautsar Kota Pasuruan harus punya target dapat menulis buku. Baik buku solo maupun buku antologi atau bersama-sama. ”Paling tidak setiap guru wajib membuat karya dalam satu semester satu buku,” ujarnya.
Hasil Terbaik
Mulyana menyampaikan, tim majalah wajib solid karena itu kunci sukses pembuatan majalah. Setiap rubrik ditulis oleh siswa, guru hingga wali murid.
”Mari kita semua lebih banyak berkarya dan mencetak generasi cinta menulis serta berliterasi. Tahun depan Majalah Camar wajib ikut lomba Muhammadiyah Education Awards,” katanya.
“Saya menaruh harapan dan target besar untuk majalah ini. Mari kita garap dengan maksimal. Kita ingin menghasilkan majalah yang terbaik sebagai edisi terbitan awal ini,” tandas Mulyana.
Sementara Mulyanto, fasilitator workshop mengatakan, majalah milik sekolah harus terbaik. Tim redaksi harus bekerja dengan baik dan diberi honor.
”Majalah ini informasi sekolah, jadi sajikan informasi yang penting dan menarik dari sekolah ini kepada pembaca. Cover majalah wajib menarik, nyaman dilihat, isinya menarik dan orang betah melihat dan membacanya,” terangnya.
Dia menambahkan, majalah sebagai produk jurnalistik, maka ditulis dengan kaidah jurnalistik. Tulisan sesuai ejaan Bahasa Indonesia, hindari salah ketik kalimat atau huruf.
”Menulislah dengan hati. Kalau kita menulis dengan hati yang membaca pun akan menerima dengan hati,” katanya.
Naskah, lanjut Mulyanto, wajib original, tidak boleh plagiat. Foto dan artikel harus dibuat sendiri, tulis dengan nyaman dan menyenangkan. Kalau terpaksa copy paste, cantumkan sumber foto atau artikel tersebut.
”Berita prinsipnya gampang. Tulis apa yang dilihat, didengar, dan dirasa. Tidak perlu ribet dalam membuat berita karena berita itu adalah sebuah cerita. Cerita tapi punya kaidah jurnalistik. Maka bikinlah cerita yang mudah diterima, nyaman dibaca untuk majalah sekolah,” tandas ayah dua anak itu.
Mulyana dan Mulyanto mengevaluasi naskah, rencana cover, isi, dan iklan majalah yang akan diterbitkan. Setiap tulisan diperiksa dan dikoreksi.
Peserta workshop Muslim mengatakan, jadi bersemangat menulis untuk membuat karya. Paparan dan koreksi naskah yang disampaikan narasumber menjadikan dia mengetahui cara menerbitkan majalah.
Kegiatan berlangsung hingga pukul 16.00. Peserta pulang sambil membawa PR yaitu memperbaiki lagi tulisannya. (*)
Penulis Atik Wahyuningtias Editor Sugeng Purwanto
Discussion about this post