
PWMU.CO– Pandora Papers adalah laporan lebih dari 11,9 juta catatan keuangan, dengan file sebesar 2,94 terabyte. Berisi informasi yang sifatnya rahasia. Antara lain simpanan kekayaan seseorang di bank atau perusahaan di negara bebas pajak.
File ini diungkap oleh Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ) dan dibagikan kepada 150 mitra media. Konsorsium ini memiliki lebih dari 600 jurnalis di 117 negara yang selama berbulan-bulan mempelajari dokumen yang diterima.
Para jurnalis ini mengungkap ada kesepakatan rahasia dan aset tersembunyi lebih dari 330 politikus dan pejabat tinggi di lebih dari 90 pemimpin negara saat ini dan sebelumnya.
Dokumen tersebut mencakup kegiatan selama lima dekade, sebagian besar dibuat antara 1996 dan 2020.
Bedanya dengan Panama Papers yang bocor tahun lalu, jumlah dokumen dan orang yang terungkap dalam dokumen Pandora Papers dua kali lipat banyaknya.
Kali ini ada 14 penyedia layanan keuangan yang beroperasi dari Anguilla, Belize, Singapura, Swiss, Panama, Barbados, Siprus, Uni Emirat Arab, Bahama, British Virgin Islands, Seychelles dan Vietnam.
Apakah perusahaan di luar negeri tersebut legal?
Laporan abcnews menerangkan, perusahaan yang didirikan di luar negeri itu legal. Tapi yang menjadi masalah adalah dibangun secara tersembunyi.
Diduga perusahaan ini digunakan untuk menutupi aliran uang gelap, penyuapan, pencucian uang, penghindaran pajak, pendanaan terorisme, dan perdagangan manusia, serta pelanggaran hak asasi manusia lainnya.
ICIJ dan mitranya telah mempertanyakan klaim dari perusahaan di luar negeri yang merasa menyediakan layanan sesuai dengan hukum.
Siapa nama besar yang disebut?
The guardian.com memuat sejumlah nama pemimpin dunia saat ini, termasuk mantan pemimpin dunia, yang memiliki perusahaan rahasia di luar negeri. Misal Raja Abdullah II dari Yordania mengumpulkan properti senilai US$ 100 juta dari Malibu, California, hingga Washington dan London.
Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev yang diduga terlibat transaksi properti senilai ratusan juta di Inggris. Perdana Menteri Ceko Andrej Babis membeli sebuah puri di selatan Prancis senilai US$ 22 juta.
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan juga masuk dalam laporan yang dicatat memiliki perusahaan dan perwalian dengan jumlah jutaan dolar. Nama Presiden Rusia Vladimir Putin juga disangkutpautkan dengan aset di Monaco.
Bekas PM Inggris Tony Blair disebut menghindari pajak materai dari properti jutaan pound di London. Nama pemimpin lainnya seperti Perdana Menteri Pantai Gading, Presiden Ekuador, Kenya dan Gabon, serta mantan presiden El Salvador, Panama, Paraguay dan Honduras.
Analisis terhadap dokumen-dokumen itu menemukan rincian kepemilikan perusahaan rahasia lebih dari 130 miliarder dari 45 negara.
Media juga menyebut nama Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berada dalam daftar terkait dengan perusahaan Petrocapital SA yang dibuat berdasarkan hukum Republik Panama.
Juru bicara Menko Marves, Jodi Mahardi membenarkan jika Luhut pernah menjadi pimpinan di perusahaan tersebut dari tahun 2007 hingga 2020.
“Perusahaan ini didirikan pada tahun 2006 oleh Edgardo E Dia dan Fernando A Gil. Petrocapital memiliki modal disetor senilai 5.000.000 dollar AS, yang salah satu bidang usahanya adalah minyak dan gas bumi,” kata Jodi.
Namun Jodi mengatakan, Luhut sudah mengudurkan diri dari Petrocapital SA dan perusahaan tersebut juga tidak memiliki kerja sama dengan perusahaan minyak dan gas negara.
Nama Menko Airlangga Hartarto juga disebut. Mendirikan dua perusahaan untuk kendaraan investasi serta untuk mengurus dana perwalian dan asuransi di British Virgin Islands, yurisdiksi bebas pajak di kawasan Karibia.
Dua perusahaan itu adalah Buckley Development Corporation dan Smart Property Holdings Limited. Kepada media, Airlangga Hartarto menyatakan tidak tahu dua perusahaan itu.
Nama lain adalah penyanyi Shakira, supermodel Jerman Claudia Schiffer, pemain cricket India, Sachin Tendulkar. Nama-nama lainnya adalah bankir, donor politik, pedagang senjata, kriminal internasional, selebritas, kepala mata-mata, bahkan atlet.
Investasi di luar negeri ini juga memiliki kaitan dengan aktor Bollywood, bintang sepak bola, pejabat olahraga yang korupsi, kekasih raja, putri yang berseteru, sutradara dan bintang film, super model, desainer ternama, hingga penyanyi terkenal di dunia.

Kenapa peduli soal ini?
Dengan perkiraan sekitar 10 persen dari total ekonomi dunia diparkir di pusat-pusat keuangan di luar negeri, ini bisa merugikan pemerintah hingga miliaran dolar, karena pendapatan yang hilang.
Padahal uang ini seharusnya bisa dihabiskan untuk pembangunan jalan, rumah sakit, dan sekolah.
Direktur ICIJ, Gerard Ryle mengatakan, Pandora Papers mengungkap beberapa pemimpin internasional yang bisa menghindari pajak luar negeri, secara diam-diam memindahkan uang dan aset dari pantauan otoritas pajak dan penegak hukum.
“Saya pikir apa yang kita lihat di sini adalah banyak kemunafikan,” katanya. “Kami melihat orang-orang yang sebenarnya bisa mengakhiri praktik ini, ternyata mendapat keuntungan.”
Menurut dia, uang yang disimpan di luar negeriitu menjadi perekonomian bayangan yang memperkaya orang-orang yang sudah kaya. (*)
Editor Sugeng Purwanto
Discussion about this post