Agar Tak Seperti ‘Mayat’,  PCM Tumpang Giatkan Kajian Kasir Sensor

Ustadz Hafidz saat menyampaikan materi dalam kegiatan Kasir Sensor PCM Tumpang, Kabupaten Malang (Foto: Izzudin)

PWMU.CO – Pengajian adalah ruhnya Muhammadiyah. Karena tanpa pengajian, Muhammadiyah itu ibarat jasad yang sudah tak bernyawa. Demikian kutipan pernyataan AR Fachruddin yang disampaikan oleh Ustadz Hafidz saat mengawali Kajian Tafsir Senin Sore (Kasir Sensor) Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Tumpang, Kabupaten Malang, Senin (19/12).

Pria yang juga selaku pengasuh kajian ini memaparkan, betapapun hebatnya seseorang, apabila nyawanya sudah tidak ada, maka seseorang itu hanyalah mayat yang tidak lagi mampu memberikan kemanfaatan bagi orang lain. ”Akan menjadi tanggungjawab orang lain untuk memandikan, menshalati dan menguburkannya,” kata Hafidz mengingatkan para jamaah.

(Baca: Dakwah Itu Jangan Menakut-nakuti, Apalagi Menyudutkan Pihak Lain dan Dakwah Itu Harus Padukan Pemikiran dan Tindakan Nyata)

Ia menegaskan, demikian juga dengan warga Muhammadiyah. Apabila sudah tidak ada lagi mengadakan pengajian, maka warga Muhammadiyah sudah kehilangan kemampuan untuk selalu memberikan kemanfaatan bagi umat. Sebaliknya, malah akan menjadi beban.

”Orang-orang yang sering bermasalah dalam Muhammadiyah, baik itu di amal usaha atau di struktural Persyarikatan, bila ditelusuri ternyata kebanyakan bukanlah orang yang ahli mengaji,” ungkap Hafidz.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Takmir Masjid Al-furqon PRM Kulonpasar Hariadi SAP sembari mengutip salah satu tulisan dr Agus Sukaca Mkes–Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah periode 2010-2015–mengatakan, tugas utama anggota Muhammadiyah adalah mengaji dan mengajak orang mengaji.

(Baca juga: Perkuat Dakwah dengan Hidupkan Sunnah Nabi di Kalangan Pelajar)

Hariadi menjelaskan, tugas mengaji diperlukan untuk keperluan pembinaan diri agar kadar ketauhidnya semakin bertambah murni dan kuat. Di samping itu, agar pemahaman keaagamaannya juga semakin luas dan mendalam. ”Perwujudan amal Islaminya dalam kehidupan pribadi dan keluarganya juga akan semakin mantap,” terangnya.

Hariadi melanjutkan, tugas mengajak orang mengaji merupakan aktualisasi dari dakwah yang paling sederhana dan bisa dilakukan semua anggota Muhammadiyah.

Hariadi lantas memaparkan maksud dari kegiatan tersebut. Menurutnya, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengajaran sekaligus bimbingan membaca Al-qur’an yang baik dan benar. Di samping itu juga untuk memberikan pemahaman makna serta kandungan isi Al-quran secara universal kepada jama’ah.

“Semoga dengan ini anggota takmir dan warga Persyarikatan bisa menjadi muslim yang taat dan mampu memahami serta mengamalkan ajaran Islam yang benar sesuai dengan yang dipahami Muhammadiyah,” harapnya.

(Baca ini juga: Inilah Empat Syarat Dakwah yang Ramah)

Hariadi menekankan, kewajiban menyelenggarakan dan mengikuti kajian ini juga berarti bahwa menjadi anggota Muhammadiyah adalah teken kontrak untuk menjadi muslim yang baik dan senantiasa menjadi lebih baik.

Perlu diketahui, salah satu program unggulan PCM Tumpang pada tahun 2016 ini adalah menggiatkan pembinaan jama’ah dengan kajian Qur’an (tajwid, tahsin, dan tafsir). Kajian Hafidz ditunjuk sebagai pengasuh kajian rutin setalah shalat maghrib di masjid ataupun mushola dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Seperti di Masjid Al-furqon Kulonpasar setiap Senin, Masjid At-taqwa” di PRM Ronggowuni setiap Selasa, Masjid Al-ikhlash di PRM Suko setiap hari Kamis dan Masjid “at-taqwa” PRM Kebonsari setiap hari ba’da shubuh. (izzudin/aan)

Exit mobile version