• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Sabtu, Mei 28, 2022
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Headline

KH Faqih Usman, Arsitek Jembatan Masyumi-Muhammadiyah

Sabtu 30 Oktober 2021 | 16:29
5 min read
5.1k
SHARES
16k
VIEWS
ADVERTISEMENT
KH Faqih Usman (Twitter @BudayaMuslim)

PWMU.CO – KH Faqih Usman, Arsitek Jembatan Masyumi-Muhammadiyah. Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Syafiq A Mughni MA PhD mengulas KH Faqih Usman. Jumat (29/10/2021) malam, dia menjelaskan pada Webinar #2 Tokoh Kita yang digelar Lembaga Pengembangan Pesantren (LP2) Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Meski rumahnya dengan Faqih Usman tergolong dekat (Lamongan dan Gresik), tapi Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya itu mengaku baru mendengar nama KH Faqih Usman saat tokoh Muhammadiyah tersebut terpilih sebagai Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah (1968). Saat itu, Syafiq kecil mulai mengikuti berita Muhammadiyah.

Pendidikan Paham Tradisional

KH Faqih Usman belajar di pondok pesantren (ponpes) Kiai Cholil (murid Kiai Cholil di Bangkalan) selama empat tahun (1914-1918). “Kiai Cholil ulama yang sangat terkenal di Gresik, bahkan nama beliau diabadikan sebagai nama jalan,” terang Prof Syafiq.

Lulusan University of California Los Angeles (UCLA) itu menerangkan, ponpes Kiai Cholil berlokasi di Kampung Blandongan Gresik. Ponpes itu lembaga pendidikan tradisional yang tidak jelas afiliasinya—entah Muhammadiyah atau Nahdlatul Ulama (NU). Yang Syafiq tahu, saat kemudian NU berdiri, Kiai Cholil bergabung ke NU.

Selanjutnya, selama enam tahun (1918-1924), Faqih Usman belajar di Ponpes Maskumambang Gresik yang diasuh Kiai Faqih—ulama besar di Dukun, Gresik—yang pernah belajar di Mekkah. Melihat riwayat pendidikannya, Syafiq menyimpulkan, KH Faqih Usman tumbuh di lingkungan berpaham tradisional.

Meski latar pendidikannya berpaham tradisional, KH Faqih Usman akhirnya berkiprah di Muhammadiyah. Prof Syafiq menduga, kemungkinan berkat bacaan yang mempengaruhi jalan pikirannya. “Membaca majalah dari tulisan pembaharu-pembaharu di Timur Tengah, termasuk Muhammad Abduh,” imbuhnya.

Perkembangan Ponpes Maskumambang

Syafiq pun menerangkan profil Ponpes Maskumambang. Pengasuhnya kala itu termasuk kiai tradisional. “Begitu tidak suka terhadap Wahabi, sehingga melahirkan karya dalam bahasa Arab yang menolak Wahabi,” ungkap Syafiq.

Dalam konteks sekarang, Maskumambang lebih berkiblat pada Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) karena kiainya menjadi tokohnya, lebih berjiwa Masyumi. “Murid-muridnya lebih banyak berpkiprah di Persyarikatan Muhammadiyah,” jelasnya.

Bagaimana berubah menjadi ponpes yang sekarang? Dalam karya-karyanya, kata Syafiq, jelas sekali paham dan mekanisme Kiai Ammar dalam membawa Ponpes Maskumambang lebih puritan.

“Ada peran Kiai Ammar Faqih—putra Kiai Faqih—yang juga pernah belajar di Makkah, sangat terpengaruh pemikiran tauhid Muhammad bin Abdul Wahab,” jelas Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur tahun 2006-2010.

Dampak Jadi Menteri Agama

Prof Syafiq menegaskan, KH Faqih Usman menjabat menteri agama (menag) pada Kabinet Wilopo (1952-1953). Dalam buku sejarah yang dia baca, terjadi peristiwa besar saat KH Faqih Usman terpilih menjadi Menag pada rapat Partai Masyumi.

“Punya dampak cukup kuat dalam perkembangan politik masa selanjutnya, ialah NU keluar dari Masyumi,” ungkap Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo tahun 2001-2006.

Ini terjadi pada tahun 1952. Penyebabnya, NU merasa jabatan menteri agama adalah hak NU. “Ketika orang Muhammadiyah dipilih jadi menteri agama, maka mereka (NU) menganggap suara NU tidak dihargai,” terangnya.

Saat itu, ada polemik antara mereka yang tetap berada di Masyumi dan keluar dari Masyumi, membentuk partai Nahdlatul Ulama sendiri. Misal ada argumen, “Para ulama yang duduk di Dewan Syura, mayoritas dari NU. Sedangkan dalam kalangan modernis ada di badan eksekutifnya.”

Karena keputusan partai yang sangat strategis lebih banyak didominasi badan eksekutif, maka mereka menganggap suara ulama tidak dihargai. Akhirnya, merasa Masyumi tidak menghargai ilmu agama dalam orang yang punya otoritas.

Selain itu, NU keluar dari Masyumi karena Masyumi bukan partai yang bermadzhab. Alasan ini menjadi polemik, sebab Masyumi memang tidak bermazhab sejak kelahirannya.

“Ini menjadi titik sangat krusial bagi hubungan antara kelompok-kelompok Islam ini,” ucap Syafiq A Mughni.

KH Faqih Usman lantas berperan penting melahirkan dokumen ideologi Muhammadiyah. Itu bukan ideologi sempit karena di dalamnya juga membahas masalah sosial-politik yang aktual saat itu.

Prof Syafiq A Mughni MA PhD ebinar #2 Tokoh Kita (Tangkapan layar Sayyida Nuriyah/PWMU.CO)

Muhammadiyah Jadi Jembatan

Prof Syafiq menerangkan, ketika Masyumi membubarkan diri pada 1960, banyak tokoh Masyumi yang mencurahkan tenaganya kepada Persyarikatan Muhammadiyah. Di Paciran, kecamatan di mana Masyumi sangat kuat, ketika Masyumi bubar, tokoh-tokohnya masuk Muhammadiyah.

Menurutnya tidak mudah untuk bermigrasi dari partai politik ke organisasi masyarakat. “Tidak mudah melakukan penyesuaian keterlibatannya di partai politik ke organisasi sosial non-politik seperti Muhammadiyah!” tuturnya.

Maka, kata Syafiq, Kepribadian Muhammadiyah lahir untuk menjembatani dan mengarahkan jalan suasana kepartaian menjadi keormasan.

Kepribadian Muhammadiyah

Berikut empat pernyataan Kepribadian Muhammadiyah. Pertama, Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi mungkar. “Artinya, tetap kritis meski bukan partai politik,” terang Syafiq.

Muhammadiyah ditujukan kepada perseorangan dan masyarakat untuk mewujudkan masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridhai Allah atau masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Kedua, Muhammadiyah gerakan tajdid. “Itu membutuhkan energi cukup besar, sehingga orang bisa segera lupa dengan suasana partai itu. Berpikir tentang pembaharuan-pembaharuan,” jelas Dosen Sejarah Peradaban Islam di UIN Surabaya sejak 1980 itu.

Ketiga, untuk mencapai tujuan, Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip atau koridor Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah. Dia menegaskan dampaknya, “Tidak akan mudah ditarik ke kiri atau ke kanan yang menyimpang dari garis dasar persyarikatan.”

Sifat-Sifat Muhammadiyah

Keempat, Muhammadiyah punya sifat-sifat dari nilai dasar. Yaitu beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan, memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah, serta lapang dada dan luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam.

Selain itu, bersifat keagamaan dan kemasyarakatan, mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar negara yang sah. Juga amar makruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik.

Termasuk juga aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan sesuai ajaran Islam, kerja sama dengan golongan agama Islam mana pun dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam.

Terakhir,  membantu pemerintah serta bekerja sama dengan golongan lain, sebagai pemelihara dan membangun negara, dan bersifat adil serta korektif ke dalam dan ke luar dengan bijaksana. (*)

Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni

Tags: Kepribadian MuhammadiyahKH Faqih UsmanPonpes MaskumambangProf Syafiq A. MuhgniSayyidah NuriyahSyafiq A. Mughni
SendShare2046Tweet1279Share

Related Posts

Keutamaan-Keutamaan Silaturahmi

Jumat 27 Mei 2022 | 09:00
164

Ketua CMA Majelis Tabligh PDA Gresik Nur Fadhilah (kiri) (Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO) Keutamaan-Keutamaan Silaturahmi; Liputan Kontributor...

Kunjungan Museum Mpu Tantular Antarkan Siswa Berlian Raih Penghargaan Internasional

Minggu 22 Mei 2022 | 05:00
1.2k

Dari kiri: Rei Rosyaila Roxanne Rosyadi, Pudji Hari, dan Syaif Ali Agung Prayoga (Istimewa/PWMU.CO) Kunjungan...

Dua Siswa Berlian Kembali Raih Penghargaan Internasional Icefa Lidice

Sabtu 21 Mei 2022 | 17:25
1.3k

Lukisan Syaif Ali Agung Prayoga yang mendapat penghargaan Honourable Mention di The 50th ICEFA Lidice...

Mau Jadi Apapun, Dokter atau Youtuber, Rajinlah Membaca

Rabu 18 Mei 2022 | 08:18
1.5k

Siswa membentuk formasi 13 (milad ke-13) dan bendera merah putih usai menyimak pesan motivasi Nency...

Sekolah Literasi Berlian School Peringati Hari Buku Nasional

Selasa 17 Mei 2022 | 10:44
1k

Gerakan Serentak Membaca Buku Siswa Berlian School (Anita Firlyando/PWMU.CO) Sekolah Literasi Berlian School Peringati Hari...

Fikih Syawalan: Silaturahmi atau Silaturahim, Halalbihalal atau Istihlal?

Selasa 17 Mei 2022 | 05:45
431

Ain Nurwindasari (kanan) bersama Nurfadillah.Fikih Syawalan: Silaturahmi atau Silaturahim, Halalbihalal atau Istihlal? (Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO) Fikih...

Tantangan Muhammadiyah: Jihad Melawan Islamofobia

Senin 16 Mei 2022 | 05:09
1.6k

Prof H Syafiq A Mughni MA PhD pada kegiatan Silaturahmi dan konsolidasi Organisasi PCM Sidayu-Gresik...

Warisan Abadi Turhan Husnan dalam Buku Takziyah Literasi

Minggu 15 Mei 2022 | 21:00
615

Hitta Alfi Muhimmah MPd menyerahkan buku kepada Prof Dr Syafiq A Mughni MA. Warisan Abadi...

Syawalan Aisyiyah Bahas Tolok Ukur Integritas Pemimpin

Minggu 15 Mei 2022 | 17:25
128

Ketua PDA Gresik Idha Rahayuningsih SPsi MPsi. Syawalan Aisyiyah Bahas Tolok Ukur Integritas Pemimpin (Sayyidah...

Gelar Silaturahmi Syawalan di GKB, Ini Pesan Ketua PDA Gresik

Minggu 15 Mei 2022 | 12:09
248

Peserta Silaturahmi Syawalan PDA Gresik di PCA GKB (Syayyidah Nuriyah/PWMU.CO) Gelar Silaturahmi Syawalan di GKB,...

Discussion about this post

Terpopuler Hari Ini

  • Haedar Nashir: Saya Jadi Saksi, Buya Syafii Dipanggil Allah dengan Kesiapan Luar Biasa

    3312 shares
    Share 1325 Tweet 828
  • Buya Syafii Maarif Wafat

    1881 shares
    Share 752 Tweet 470
  • Enam Aspek Pemahaman dalam Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka

    3612 shares
    Share 1445 Tweet 903
  • Buya Syafii Itu seperti Nabi Khidir

    555 shares
    Share 222 Tweet 139
  • Bolehkah Wanita Haid Tadarus Al-Quran?

    1822 shares
    Share 729 Tweet 456
  • Tauhid dan Syirik: Keadilan Vs Kezaliman

    1493 shares
    Share 597 Tweet 373
  • Tauhid, Menjauhi Al-Ghuluw dan At-Taqshir

    1270 shares
    Share 508 Tweet 318
  • Inilah Nilai-Nilai Islam Perwujudan Tauhid

    1823 shares
    Share 729 Tweet 456
  • Hari Buku Nasional, Siswa Spemdalas Belajar Resensi Buku

    1320 shares
    Share 528 Tweet 330
  • Maqam Tinggi Buya Syafii di Mata Din Syamsuddin

    318 shares
    Share 127 Tweet 80

Berita Terkini

Kolom

Jangan Takut Berkata Tidak, Belajar dari Hamka dan Natsir

Jumat 27 Mei 2022 | 23:04
42

M. Anwar Djaelani: Jangan Takut Berkata Tidak, Belajar dari Hamka dan Natsir (Sketsa foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Jangan Takut Berkata Tidak,...

Read more

Digital Creative Communication Jadi Bekal Penguatan Karir Mahasiswa Komunikasi UMM

Jumat 27 Mei 2022 | 22:49
13

Tasyakur Milad Aisyiyah Semarak dengan Tarian Ini

Jumat 27 Mei 2022 | 22:21
15

Premium Time Anak Menghafal Quran

Jumat 27 Mei 2022 | 22:15
34

Inilah Pejuang Terbaik Ramadhan 1443 SD Muwri

Jumat 27 Mei 2022 | 22:13
16

Jadi Duta Buku Nasional, Ini Rahasia Siswa Smamio

Jumat 27 Mei 2022 | 22:12
16

Siswa Mimsix Ikuti Munaqasah Terbuka

Jumat 27 Mei 2022 | 22:11
12

Arti Monokrom di Purnawiyata SD Mudabo

Jumat 27 Mei 2022 | 22:10
20

Menag: Buya Syafii Konsisten Rawat Kerukunan Umat Beragama

Jumat 27 Mei 2022 | 21:57
77

Buya Syafii, Kompas Moral Bangsa Itu Telah Tiada

Jumat 27 Mei 2022 | 21:31
86
PWMU.CO | Portal Berkemajuan

pwmu.co adalah portal berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama

  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In