PWMU.CO – Kepala SDMM: Kemenkeu Mengajar Jadi Sumber Belajar Alternatif. Kepala SDMM Ria Pusvita Sari mengatakan itu di Hari Mengajar Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Mengajar 6 yang dilaksanakan secara daring melalui Zoom, Selasa (9/11/2021).
SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik menjadi salah satu dari 347 sekolah—dari SD hingga SMA dan sederajat negeri/swasta, baik sekolah di Tanah Air maupun Sekolah Indonesia Luar Negeri—peserta Kemenkeu Mengajar seri 6 (KM6).
Koordinator Humas SDMM Zaki Abdul Wahid ST MPd menjelaskan, untuk menjasi peserta Kemenkeu Mengajar ini, sekolah harus menyediakan akun atau media pembelajaran jarak jauh pada saat hari mengajar.
“Selain itu, bersedia mengikutsertakan perwakilan sekolah dalam hari briefingsebelum hari mengajar dan saat refleksi setelah hari mengajar secara virtual,” terangnya.
Di samping itu, lanjutnya, sekolah juga harus bersedia—apabila terpilih—mengirimkan perwakilan siswa untuk ikut dalam kelas virtual bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Idrawati dan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolgi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim.
Baca Berita Terkait: SDMM Lolos Seleksi Sekolah Kemenkeu Mengajar 6
Zaki menjelaskan, untuk acara pembukaan yang disiarkan secara live streaming melalui YouTube, ada dua siswa SDMM yang terpilih mengikutinya. “Yaitu: Elifa Maisya Nabila, siswa Kelas V Al-Halili dan Fazian Muhammad Althaf, siswa Kelas VI Jenderal Sudirman,” terangnya.
Dia melanjutkan, untuk kelas KM6 di SDMM, ada 153 siswa-siswi SDMM mengikutinya. Mereka berasal dari kelas V dan VI. Ada enam relawan pengajar KM6, yang merupakan pegawai Kemenkeu, yang akan mengajar pada 153 siswa itu.
Di kelas Zoom itulah, Kepala SDMM Ria Pusvita Sari MPd—yang juga ditunjuk sebagai Ketua Kemenkeu Mengajar 6—menyampaikan sambutannya.
Sumber Belajar Alternatif
Dalam sambutannya, Ustadzah Vita—sapaan akrab Ria Pusvita Sari—mengakatakan, dalam dunia pendidikan berkemajuan, tidak boleh hanya mengandalkan sumber belajar dari guru atau buku. “Kita harus memperkayanya dari sumber-sumber lain, termasuk dalam hal ini adalah Kemenkeu Mengajar,” ujarnya.
Menurutnya, di dalam KM6 ini para narasumber akan menginspirasi melalui success story-nya. “Itu sumber belajar nyata dari sebuah kehidupan, yang tak diajarkan di bangku sekolah,” ujarnya.
Selain soal success story, kata dia, dalam KM6 ini para siswa akan mendapatkan ilmu tentang sistem keuangan negara di antaranya tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Juga di KM6 ini para siswa akan diajak mengenal Kementerian Keuangan.
Menurutnya, selama hal-hal seperti itu hanya diketahui melalui televisi, koran, majalah, atau media sosial. “Padahal kami sadar, banyak yang belum kami pahami tentang APBN dan sistem keuangan negara,” ujar Sekretaris Departemen Pendidikan Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Jawa Timur itu.
Maka, dia melanjutkan, dengan KM6 ini kami berharap dapat secara langsung mengenalnya melalui sumber pertama sehingga kami memperoleh gambaran yang sahih bagaimana Kementerian Keuangan mengelola anggaran negara.
“Dan insyaallah, dengan KM6 ini para siswa kami akan terinspirasi untuk lebih mencintai tanah air dan lebih termotivasi untuk berkontribusi pada negeri—sebagaimana teladan para relawan pengajar di program KM6 ini,” tutur dia.
Ustadzah Vita berharap, KM6 ini akan menjadi penyemangat bagi para siswa untuk mewujudkan cita-cita yang tinggi, misalnya menjadi Menteri Keuangan atau sebagai Mendikbudristek.
Oleh karena itu dia berterima kasih karena SDMM dan tiga ratusan sekolah lainnya mendapat kesempatan mengikuti KM6 ini.
Ruang Fleksibilitas
Ustadzah Vita berharap, program-program semacam ini bisa diteruskan. Tidak hanya oleh Kementerian Keuangan tapi juga oleh kementerian atau lembaga negara lainnya.
Hal itu, sambungnya, sejalan dengan konsep merdeka belajar yang dicanangkan Kemendikbudristek. Mengutip pernyataan Nadiem Makarim di harian Kompas (2/11/2021), dia menyampaikan, pendidikan masa depan harus lebih menyenangkan dan relevan.
Dan karena itu paradigma lama yang memaksakan pendekatan yang sama harus diubah dengan memberikan ruang fleksibilitas bagi sekolah, guru, dan siswa untuk bergerak mencapai tujuan pendidikan yang relevan.
“Tentu saja, KM6 ini menjadi salah satu bagian penting dari pemberian ruang fleksibilitas itu,” ujarnya.
Inovasi atau Mati
Ustadzah Vita yang menjadi Pelatih Ahli Sekolah Penggerak itu juga bersyukur karena dengan mengikuti program ini berarti peserta program sudah lolos seleksi tentang syarat akses internet dan ketersediaan perangkat pembelajaran jarak jauh.
“Selama pandemi Covid-19 ini, kami, khususnya SD Muhammadiyah Manyar Gresik, merasa mendapat berkah tersembunyi. Sebab kami ditantang oleh situasi berat itu untuk mempercepat penguasan dan penerapan teknologi informasi dalam proses pembelajaran,” ujarnya.
Dan alhamdulillah, lanjutnya, kami berhasil mengatasi tantangan itu. Di saat gawat-gawatnya pandemi, kami bisa menjalankan kelas virtual dengan perangkat Zoom setiap hari.
“Sementara ketika pandemi melandai, kami melakukan pembelajaran tatap muka terbatas dengan sistem hybrid: separuhnya ssiwa belajar di kelas, separuh lagi di rumah. Keduanya diajar guru secara bersamaan yang terhubung dengan perangkat teknologi informasi,” ujarnya.
Modal itulah, menurut Magister Pendidikan lulusan Universitas Negeri Surabaya itu yang membuat SDMM antusias mengiktui KM6 yang dilakukan secara daring ini. “Bagi kami, penguasaan teknologi informasi menjadi bagian penting dari pemberian ruang fleksibelitas belajar. Dan itulah hakikat merdeka belajar,” ujarnya.
Dia menegaskan, SDMM tidak boleh terkungkung oleh satu metode. Tapi harus bergerak dengan banyak metode. Bergerak dan maju dengan inovasi-inovasi.
“Itulah yang membuat kita tetap bisa menjalankan proses pendidikan dalam situasi apapun. Bahkan di manapun berada. Maka merdeka belajar harus sejalan dengan lahirnya inovasi-inovasi. Sebab pilihannya hanya dua: inovasi atau mati,” tegasnya
Di akhir sambutan ini perkenankan Ustadzah Vita menyampaikan dua parikan khas Jawa Timur:
Ke Gresik beli sego babat
jangan lupa minuman legen
Ibu Sri Mulyani memang hebat
program Kemenkeu Mengajar-nya sangat keren
Jalan-jalan ke Medan Merdeka
melihat-lihat istana nan megah ria
Merdeka Belajar sangat disuka
bikin murid-murid riang gembira (*)
Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post