Dampak Pandemi Covid Paksa Percepatan Transformasi Teknologi

Dampak pandemi covid
Menko PMK Muhadjir Effendy

PWMU.CO– Dampak pandemi Covid-19 memaksa terjadinya percepatan transformasi teknologi untuk adaptasi dengan perubahan kehidupan.

Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy secara online dalam Seminar Internasional ke-7 tentang Sosial dan Peradaban Islam Melayu, Selasa (9/11/2021).

Menurut Muhadjir Effendy, dampak pandemi Covid memasuki berbagai sehingga Indonesia harus siap menghadapi tantangan termasuk menangkap peluang yang ada akibat dari pandemi Covid-19 tersebut.

”Contohnya di bidang pendidikan. Meski ada kekhawatiran karena metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) berbasis digital bisa menimbulkan kesenjangan, tapi di sisi lain kekhawatiran itu justru memaksa percepatan transformasi dan membawa peluang untuk membentuk kembali masa depan pendidikan yang inklusif bagi seluruh siswa di Indonesia,” ujarnya.

Seminar dengan tema Kajian Islam Melayu Selama Pandemi Covid-19: Peluang dan Tantangan itu diselenggarakan luring dan daring oleh Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.

Hadir Wakil Direktur Lembaga Riset Akuntansi UiTM Shah Alam Djamaliah Said, Wakil Kepala Departemen Studi Melayu Universitas Nasional Singapura Azhar Ibrahim, rektor serta seluruh sivitas akademika Universitas Islam Negeri Raden Fatah.

Muhadjir berharap inisiatif yang muncul selama penyelenggaraan seminar dapat terus berlanjut. Utamanya, menurut dia, untuk menumbuhkan semangat memajukan pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).

Sebagaimana fokus Presiden Joko Widodo terkait pengembangan SDM Indonesia yang berbakat. Menko PMK mengungkap talenta manusia Indonesia sejatinya adalah profesional, produktif, inovatif, berdaya saing, dan berwatak keindonesiaan.

“Presiden Joko Widodo ingin masyarakat Indonesia siap menghadapi tantangan global di era revolusi industri 4.0. Karena sebenarnya, Indeks Inovasi Global kita saat ini berada di peringkat 85 atau masih kalah dibandingkan negara tetangga yang berpenghasilan menengah ke bawah di ASEAN, yaitu Vietnam (peringkat 42) dan Filipina (peringkat 50),” tutur mantan Mendikbud tersebut.

Ia menegaskan, Indonesia harus mampu mengelola 265,4 juta penduduk. Salah satunya yaitu dengan upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi dan juga untuk mengejar kesejahteraan bagi semua.

”Kita harus mempersiapkan generasi muda kita agar menghadapi kondisi disrupsi. Peluang dan tantangan yang ada selama pandemi Covid-19 harus benar-benar dimanfaatkan sehingga Indonesia bisa bangkit dan kembali membangun masyarakat yang sejahtera pasca-pandemi berakhir,” tandas Menko PMK. (*)

Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version