Limbah Kulit Nanas Antarkan KIR Smamda Juara Dunia

Limbah kulit nanas
Anggota KIR Smamda Sidoarjo dari kiri Frida Sayyidatina Primalia, Gita Prima Idelia, Syahwaliza Chani’atul Chabibbah, Astrid Wardhani Hariono, Sahirah Shafa Alifiyah Hanan. (Ernam/PWMU.CO)

PWMU.CO– Limbah kulit nanas yang banyak ditemukan di pasar ternyata bisa diolah menjadi disinfektan. Kreativitas itu  mengantarkan Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda) juara internasional pada ajang Global Competition for Life Sciences (Glocolis) 2021.

Lomba ini diselenggarakan oleh International Young Scientist Association (IYSA) bekerja sama dengan Universitas Brawijaya Malang pada 23 November 2021 secara daring.

Smamda Sidoarjo membawa pulang medali perak. Judul penelitiannya Vapor disinfectant from pineapple peel, cananga odorata extract and tea leaves in a modified air freshener diffuser as a prevention of Covid-19. Artinya, desinfektan vapor kulit nanas, ekstrak bunga kenanga dan daun teh dalam  modifikasi diffuser pengharum ruangan sebagai pencegahan Covid-19.

Ernawati Kristinningrum, pembina KIR Smamda Sidoarjo, menjelaskan, tim 2 beranggotakan Syahwaliza Chani’atul Chabibbah, Frida Sayyidatina Primalia, Astrid Wardhani Hariyono, Sahirah Shafa Alifiyah Hanan, Gita Prima Idelia memperoleh medali perak. Mereka ikut lomba karya tulis ilmiah internasional kategori bioteknologi.

”Kami membuat disinfektan dengan pembaharuan yang lebih baik dan canggih. Disinfektan umumnya digunakan dengan cara penyemprotan. Penelitian ini, kami melakukan penyebaran disinfektan menggunakan diffuser,” kata Ernawati yang guru Kimia Smamda Sidoarjo.

Dia menjelaskan, berdasarkan teknologi diffuser yang digunakan, hasil penelitian ini disebut disinfektan vapor. Disinfektan vapor ini disebarkan ke seluruh ruangan dengan cara penguapan. ”Uap disinfektan vapor ini berisi alkohol dari fermentasi limbah kulit nanas, triklosan, aromatherapy dari bunga kenanga, dan daun the,” lanjut perempuan yang akrab dipanggil Barbie.

Manfaat penggunaan disinfektan vapor ini, sambung dia, lebih cepat menyebar tanpa perlu susah-susah menyemprotkan ke seluruh ruangan. Menggunakan media uap sebagai penyebaran disinfektan, maka disinfektan lebih efektif membunuh virus karena salah satu  kandungan dalam disinfektan ini adalah alkohol yang bersifat volatil (lebih cepat dan mudah menguap).

Harapannya penggunaan disinfektan vapor ini dapat lebih mudah menyebar ke seluruh ruangan sehingga efektif membunuh bakteri, kuman dan virus, terutama juga dapat menurunkan angka positif Covid-19 di Indonesia.

”Bahan utama dalam pembuatan disinfektan vapor ini adalah kulit nanas yang berfungsi sebagai sumber alkohol, triklosan yang berfungsi sebagai antibakteri, serta daun teh dan bunga kenanga yang berfungsi sebagai aromatherapy yang bersifat relaksasi,” lanjut Bu Erna.

Alkohol pada disinfektan vapor ini dihasilkan dengan proses fermentasi selama tiga hari dan tahap terakhir adalah tahap distilasi. Distilasi pada pembuatan alkohol harus memiliki suhu dibawah 70°C agar alkohol yang dihasilkan menjadi alkohol murni.

Lalu proses pembuatan ekstrak dari bunga kenanga dan daun teh adalah dengan cara ekstraksi menggunakan konsep distilasi. ”Cara penggunaan disinfektan vapor ini sangat mudah dengan menyalakan diffuser yang sudah berisi cairan disinfektan dan aromatherapy, lalu diamkan dalam ruangan tertutup. Tunggu hingga 15 menit, setelah itu ruangan dapat digunakan seperti semula,” jelas Bu Erna.

Perubahan Presentasi

Presentasi KIR Smamda Sidoarjo dilakukan secara daring (online). Ada kejadian yang membuat shock karena tiba-tiba waktu presentasi dimajukan satu jam dari jadwal seharusnya. Beruntung tim 2 masih berada di laboratorium untuk menyiapkan bahan dan alat yang akan ditunjukkan saat presentasi.

”Jadi pada saat kami tiba-tiba dikabari lewat grup bahwa giliran kami presentasi, kami cepat tanggap. Semua alat dan bahan hasil produk dibawa ke ruang briefing karena posisinya bersebelahan dengan dengan laboratorium kimia,” papar perempuan penyuka kucing ini.

Pada saat presentasi ditunjukkan beberapa produk yang telah hasilkan kepada para juri. Seperti alkohol dari limbah kulit nanas, ekstrak bunga kenanga dan daun teh, serta hasil dari disinfektan vapor.

Dewan juri sempat bertanya untuk memastikan alkohol yang dibuat benar-benar dari kulit nanas. Anak-anak dengan sigap menunjukkan tabung erlenmeyer yang berisi hasil distilasi kulit nanas. Dewan juri merasa puas dengan jawaban anak-anak.

Kalau dewan juri puas, sebaliknya tim 2 sangat terengah-engah karena kecapaian akibat shock therapy tadi. Namun yang lebih membanggakan, presentasi ini dilakukan tim 2 secara bersama-sama dan berbahasa Inggris. (*)

Penulis Ernam  Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version