PWMU.CO – Tunas-tunas harus tetap bertumbuh. Untuk menggantikan daun dan ranting yang bersiap gugur menemui taqdir alamiahnya. Begitulah metafora Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). Dia laksana tunas muda yang bersiap melanjutkan kepemimpinan masa depan. Dan Pelatihan Kader Taruna Melati, adalah ruang untuk bersemainya tunas-tunas Muhammadiyah itu.
Menyadari pentingnya proses perkaderan itu, Pimpinan Daerah (PD) IPM Kota Surabaya menyelenggarakan Pelatihan Kader Taruna Melati 2–salah satu program ujung tombak dalam proses menempa kader untuk melanjutkan roda kepemimpinan.
(Baca: Lama Vakum, PC IPM Pule Bangkit dengan Filosofi Nasi Prasmanan)
Bertemakan ‘Representasi Pelajar Berkemajuan melalui Massifikasi Keilmuan dan Gerakan Pelajar Organik’, TM2 itu diikuti 29 peserta. “Mereka tak hanya berasal dari PD IPM Surabaya, tetapi datang dari Jombang, Kediri, Bangkalan, dan Kota Malang. Bahkan ada peserta dari Yogyakarta,’ kata Iman, ketua panitia pelaksana. Kegiatan berlangsung selama 4 hari (23-26/12) di Villa Halim Claket Mojokerto.
Iman mengatakan, sebagai tim fasilitator, panitia berupaya agar peserta dapat menjadi kader yang mampu berperan aktif di level pimpinan masing-masing. “Agar mereka mampu berkarya dan menjadi penggerak di dalam komunitas yang fokus ke dalam gerakan penyadaran, pembelaan, dan pemberdayaan,” kata Iman.
(Baca juga: Di Depan Kader IPM, Wartawan Senior Ini Jelaskan Hubungan Sejarah dan Peradaban Menulis)
Selain itu, lanjut dia, harus berorientasi kepada tujuan Persyarikatan. “Terlebih untuk melawan arus-arus negatif yang dominan di kalangan pelajar hari ini. Kami menyebutnya dengan generasi organik,” ujarnya.
Ustad Ferry Yudi AS SHI MPdI–salah satu pemateri—membawakan materi sejarah peradaban Islam. Dia menekankan pentingnya menyiapkan kader-kader handal yang siap melanjutkan estafet perjuangan yang penuh tantangan ini. “Nabi Muhammad SAW beserta para Sahabat tidak begitu mudah menyampaikan risalah, yang berupa penunjuk kebenaran Ilahiah,” jelasnya.
(Baca juga: Ketika PDKT dan Curhat Jadi Ujian Kesiapan Peserta TM 2 IPM)
“Perjuangan Nabi juga penuh teror, intimidasi, dan penyiksaan pada para sahabat, hingga pemboikotan.” Tetapi, lanjutnya, apakah menyurutkan dan melunturkan semangat Nabi dan Sahabat dalam menyampaikan tugas mulia ini?
“Tentu, tidak,” Fery menjawab sendiri pertanyaannya. “Maka teruslah berkarya dan berdakwah dengan bergembira. Di manapun dan kapanpun selalu jadilah ansharullah.” (MN)
Discussion about this post