Etika Bersin dan Setan yang Tertawa saat Seorang Menguap. Kajian oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo.
PWMU.CO – Etika Bersin dan Setan yang Tertawa karena Seorang Menguap berangkat dari hadits riwayat Bukhari.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعُطَاسَ وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ فَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَحَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يُشَمِّتَهُ وَأَمَّا التَّثَاؤُبُ فَإِنَّمَا هُوَ مِنْ الشَّيْطَانِ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ فَإِذَا قَالَ هَا ضَحِكَ مِنْهُ الشَّيْطَانُ. رواه البخاري
Dari Abu Hurairah radliallahuanhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam: “Sesungguhnya Allah menyukai bersin, dan membenci menguap, apabila salah seorang dari kalian bersin, hendaklah ia memuji Allah, dan kewajiban seorang Muslim yang mendengarnya untuk mendoakan.
Sedangkan menguap datangnya dari setan, hendaknya ia menahan semampunya, jika ia sampai mengucapkan haaah, maka setan akan tertawa karenanya.” (HR Bukhari)
Etika dan Nikmatnya Bersin
Banyak orang yang memiliki persepsi bahwa bersin identik dengan adanya virus khususnya influenza. Etika waktu bersin adalah harus ditutup dengan mengucapkan hamdalah. Sesungguhnya bersin adalah bentuk perlawanan tubuh dari virus tersebut. Maka hal itu merupakan nikmat dari Allah, sehingga sudah seharusnya bagi seseorang yang bersin mengucapkan hamdalah sebagai rasa syukur kepada Allah Subhanahu wa Taala.
Demikianlah agama ini dipenuhi dengan etika yang mulia, terutama etika kepada Allah Dzat Yang Maha Pencipta dan Pengatur alam raya ini. Allah memiliki kasih saying yang tak terhingga, semua kebaikan akan dilipat-gandakan pahalanya, dan semua keburukan dinilai sesuai dengan kadar keburukannya, itupun pintu maaf-Nya terbuka setiap saat. Maka tidak ada alasan sesungguhnya bagi hamba ini untuk tidak mengabdi kepada-Nya.
Dalam hadits yang lain Rasulullah memperjelas etika ketika seseorang bersin dan bagaimana orang lain yeng berada disekitarnya menanggapinya.
عن أَبي هريرة – رضي الله عنه – قَالَ: كَانَ رسول الله – صلى الله عليه وسلم – إِذَا عَطَسَ وَضَعَ يَدَهُ أَوْ ثَوْبَهُ عَلَى فِيهِ، وَخَفَضَ – أَوْ غَضَّ – بِهَا صَوْتَهُ. شك الراوي. رواه أَبُو داود والترمذي، وقال: حديث حسن صحيح
Dari Abu Hurairah RA katanya: ‘Rasulullah SAW itu apabila bersin, lalu meletakkan tangannya atau bajunya pada mulutnya dan memperlahankan—atau tidak memperdengarkan—suaranya karena bersinnya itu.’
Orang yang meriwayatkan hadis ini ragu-ragu—apakah dengan kata-kata khafadha atau ghadhdha—tetapi artinya sama yaitu memperlahankan atau tidak memperdengarkan yakni menutupi suaranya. Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan shahih.
عن عبدالله بن مسعود وسالم بن عبيد الأشجعي قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إذا عَطَسَ أحدُكم فلْيقلْ : الحمدُ للهِ ربِّ العالمينَ ، و لْيقلْ له : يرحمُك اللهُ ، و لْيقلْ هو : يغفرُ اللهُ لنا و لكم. رواه النسائى وأبو داود, و أحمد.
Dari Abdullah bin Mas’ud dan Salim bin Ubaid al Asyja’i, Rasulullah bersabda: “Apabila salah seorang kamu bersin, hendaknya ia mengucapkan: ‘Al-Hamdulillah’. Dan hendaknya saudaranya atau sahabatnya mengucapkan kepadanya: ‘Yarhamukallah’. Maka apabila ia mengucapkan yarhamukallah kepadanya, hendaknya ia mengucapkan: ‘Yaghfirullahu lanaa wa lakum’. (HR an-Nasa’i, Abu Daud, dan Ahmad).
Dalam hal ini ada aktivitas saling mendoakan, di mana yang sedang bersin bersyukur atas nikmatnya bersin, maka yang berada di sekitarnya mendoakan akan rahmat Allah padanya, etika berikutnya yang didoakan mendokakan balik dengan memohonkan ampunan untuk semuanya.
Betapa agama ini mengajarkan kasih sayang yang sangat luar biasa, sebagaimana Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Tidak ada kebencian antara satu dengan lainnya, justru saling menopang dan mendukung ke arah kebaikan.
Bahkan jika ada yang hendak ingin lebih maju dan berkembang diberikannya kesempatan dan peluang seluas-luasnya tanpa dihalangi sedikit pun. Begitulah Islam ini dibangun di atas rasa persaudaraan yang sangat kuat dan menjunjung tinggi semangat untuk berkemajuan.
Baca sambungan di halaman 2: Menahan Menguap
Discussion about this post