Menahan Menguap
Menguap hendaknya ditahan karena hal itu dari setan. Ketika seseorang merasa mengantuk yang sangat, tak jarang dimulai dengan menguap, akan tetapi ternyata menguap ini dari setan. Sebagaimana dalam hadits di atas, Allah menyukai orang yang bersin dan tidak menyukai orang yang menguap.
Allah Dzat Maha Pencipta Alam ini tidak pernah merasa lelah atau ngantuk dan tidur, karena lelah dan mengantuk itu adalah sifat makhluk. Dalam Ayat Kursi hal ini dijelaskan:
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡحَيُّ ٱلۡقَيُّومُۚ لَا تَأۡخُذُهُۥ سِنَةٞ وَلَا نَوۡمٞۚ
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur… (al-Baqarah 255).
Maka jika sedang mengantuk dan didahului menguap hendaknya ditahan sedemikian rupa, dan jika tidak mampu menahannya hendaknya menutup mulutnya saat menguap dengan tangannya, di samping itu hendaknya tidak bersuara, karena jika bersuara setan akan tertawa terbahak-bahak karena merasa senang melihat orang yang menguap sambil bersuara.
Begitulah di antara etika yang diajarakan dalam islam, dalam hal yang mungkin dianggap sesuatu yang remeh oleh banyak orang tetapi di dalamnya diberikan ketentuan sedemikian rupa.
Maka sangat beruntung dan bersyukrlah kita sebagai hamba Allah dan sebagai umat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Semoga kita dapat selalu istikamah dalam rangka memahami dan menjalankan risalah agama ini. Amin (*)
Editor Nurfatoni Mohammad
Etika Bersin dan Setan yang Tertawa saat Seorang Menguap adalah versi online Buletin Jumat Hanif Edisi 6 Tahun XXVI, 17 Desember 2021/13 Jumadil Ula 1443. Hanif versi cetak sejak 17 April 2020 tidak terbit karena pandemi Covid-19 masih membahayakan mobilitas fisik.
Discussion about this post