PWMU.CO – Memudarnya daya tarik masjid bagi generasi muda kembali menjadi sorotan. Kali ini disampaikan oleh Ferry Yudi Antonis Saputro SHI MPdI-seorang motivator muda dari Kota Surabaya.
Dalam acara ‘Muhasabah Akhir Tahun’ yang dihelat Pimpinan Ranting Nasyiatul Aisyiyah dan Pemuda Muhammadiyah Keputih Surabaya, Sabtu (31/12/16), Ferry membakar semangat generasi muda, khususnya Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM), untuk menjadikan masjid sebagai basis kegiatan.
(Baca: Masjid Harus Sediakan Wifi, Buku, dan Kopi agar Lebih Menarik dari Warkop)
“Masjid pada zaman Rasulullah tidak hanya berfungsi sebagai tempat beribadah namun juga wadah koordinasi dalam mengatur strategi perjuangan,” ungkapnya. Ferry ikut prihatin, bahwa saat ini banyak generasi muda yang jauh dari masjid.
Ketua Majelis Pelayanan Sosial (MPS) Pimpinan Dareah Muhammadiyah Kota Surabaya ini mengusulkan, agar lebih menarik minat generasi muda, masjid perlu dilengkapi dengan beberapa fasilitas, termasuk Wifi. “Jika warkop saja ada Wifi-nya dan membuat pemuda betah berlama-lama di sana, kenapa masjid tidak bisa?” usulnya, sambil mewanti-wanti bahwa untuk fasilitas itu, tetap perlu adanya kontrol, pengawasan, dan arahan dari takmir masjid. “Insyaallah generasi kita akan menjadi generasi pencinta masjid.”
(Baca juga: Cetak Kader Masjid dengan Sekolah Intensif 6 Bulan)
Fitriyah SPd—motor penggerak acara ini—mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan untuk menyiasati kegiatan remaja di sekitar Keputih yang cenderung hura-hura saat menyambut momen akhir tahun. “Kita prihatin dengan banyaknya remaja Keputih yang ikut trek-trekan dan membunyikan klakson. Juga pesta kembang api yang membutuhkan biaya tidak sedikit,” keluh ibu 4 anak ini.
Dengan adanya acara ini, dia berharap para remaja dan pemuda Keputih bisa mawas diri dan menjadikan dirinya lebih bermakna dan bermanfaat. “Kami tiap tahun selalu mendatangkan motivator yang bisa menjadi inspirator pada mereka.” Selain Nasyiyah dan Pemuda Muhammadiyah, bapak-bapak dan ibu-ibu dari Muhammadiyah dan Aisyiyah juga ikut mendampingi kegiatan ini.
Fitriyah sendiri cukup fenomenal. Saat menjadi salah satu anggota panitia dalam perayaan Milad ke-107 Muhammadiyah Kota Surabaya, dia dalam posisi hamil tua. Nah, karena bayinya lahir saat sibuk mengurus milad itu, akhirnya diberi nama: Muhammad Milad Nabhan Dhafi Al-Fathan Rais– gabungan nama Bapak Reformasi Amien Rais dengan momentum Milad Muhammadiyah. (Baca: Muhammad Milad yang Lahir saat Ibunya Sibuk Urus Milad Muhammadiyah) (MN)
Discussion about this post