Keenam, sempat berlangsung perang, … eh perang-perangan. Peserta dibagi dalam beberapa regu. Dan mereka harus saling melawan. Permainan ini, kata instruktur game Aziz, untuk melatih kekompakan dan konsentrasi tinggi.
“Bila ada yang tidak mengikuti aturan, maka bisa buyar konsentrasinya dan mengakibatkan kehancuran pasukannya,” katanya kepada pwmu.co. Permainan ditutup dengan memegang tongkat bersama-sama memaki dua jari tengah. Sebagai simbol membangun kerjasama tim dan mencari alternatif solusi dari problematika yang terkait dengan soliditas tim.
Ketujuh, anak–anak diajak tadabbur alam melalui media halang rintang–fasilitas yang disediakan Agro Mulia. Bonusnya, mereka merasakan sensasi flaying fox. Kedelapan, para remaja, juga anak-anak, bisa merasakan sensasi tidur di dalam tenda-tenda mungil.
Delapan hal menggembirakan itu belum termasuk kegiatan berenang (kesembilan) dan acara lainnya di hari pertama (kesepuluh), yaitu dongeng untuk anak-anak. (Berita terkait: Ketika Family Gathering Bertabur Bintang Kader Muhammadiyah)
Semua itu membuat wajah para peserta: bapak-ibu-remaja-anak, penuh kebahagiaan. Mereka bisa berkumpul bersama keluarga dan mengenal lebih dekat keluarga Muhammadiyah lainnya.
“Saya senang dan mau bila diajak lagi,kata Farah Siswi SMAN 3 Malang–putri Mariman Darto yang tinggal di Samarinda. Sebagai catatan, meski diadakan oleh aktivis Muhammadiyah Jatim, acara ini juga diikuti beberapa keluarga dari luar Jatim.
Family Gathering Muhammadiyah 2016 akan menjadi memori yang tak terlupakan. Semoga di tahun 2017, lebih menggembirakan lagi. (Uzlifah)
Discussion about this post