
Momentum Tahun Baru oleh Nurbani Yusuf, Komunitas Padhang Makhsyar
PWMU.CO– Setiap hari adalah sama. Setiap tahun adalah sama. It is just another usual new year.
Itu kata orang di medsos. Tapi kata Baginda Rasulullah saw lain lagi.
”Barangsiapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang harinya sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat.”
Tidak ada yang salah dengan kalender Miladiah dan kalender Hijriah. Keduanya saling menggenapi sebagai rahmat dan karunia. Upah dan gaji dihitung. Awal dan akhir tutup buku berdasar kalender Miladiah. Puasa Ramadhan, dua hari raya Id, dan haji berdasar kalender Hijriah keduanya bersanding harmonis tidak saling menafikan.
Kalender Hijriah adalah ijtihad Sayidina Umar ibnul Khattab saat menjadi khalifah dan Nabi saw sendiri tidak pernah menggunakan kalender Hijriah sebagai hitungan sebab belum ada.
Setiap gerakan membutuhkan momentum. Setiap perubahan membutuhkan momentum. Perubahan akan terasa lebih mudah jika semua elemen ikut bergerak dan berubah, di waktu yang sama. Inilah momentum.
Maka tahun baru bukanlah hal biasa. Ini adalah sebuah momentum. Ketika hampir semua orang menginginkan sesuatu yang baru, melakukan yang baru, inilah saat yang tepat untuk memperbarui visi, semangat, dan juga langkah eksekusi.
Jadikanlah ini momentum kita. Melupakan perselisihan, konflik dan permusuhan. Momentum untuk menyatukan niat dan komitmen untuk izzul Islam.
Inilah momentum agar tahun depan lebih baik dari tahun kemarin. Yang pelit kembali dermawan, yang malas jamaah ke masjid kembali rajin, yang banyak berbuat salah segera bertaubat meminta pemaafan. Yang ogah-ogahan dan malas menjadi rajin di Persyarikatan. Momentum berlomba berbuat bajik dan memperbanyak amal saleh.
Jauhi pesta pora. Rayakan dengan khidmat. Sambil terus berdoa dan bermohon kepada Allah tabaraka wa taala agar lebih baik dari tahun kemarin. Lebih khusyu lebih tawadu lebih wise dan lebih sejahtera. Aamiin. Insyaallah. (*)
Editor Sugeng Purwanto
Discussion about this post