
Ponpes Al Hidayah, Cara PRM Tambakrigadung Membina Hafidh Quran oleh Ghulamin Halim.
PWMU.CO– Tiap sore habis Ashar terdengar lantunan anak-anak menghafalkan surat-surat juz Amma di teras Masjid Jami Al Muttaqin Tambakboyo Kec. Tikung Lamongan.
Ada 30 anak putra-putri usia SD-SMP yang rutin datang menghafal surat mulai juz 30 al-Quran. Kalau sudah hafal mereka setor hafalan kepada ustadz pembina.
Itulah kegiatan Pesantren Tahfidh Al Hidayah yang dibentuk oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Tambakrigadung. Pesantren ini berada satu kompleks dengan Masjid Jami Al Muttaqin Tambakboyo.
Pesantren ini baru diresmikan bulan November 2021 yang lalu. Tujuannya membina kader-kader Muhammadiyah PRM Tambakrigadung menjadi penghafal Quran.
Direktur Ponpes Al Hidayah, Mudzakir, menjelaskan, pesantren memiliki target santri hafal al-Quran dalam waktu satu tahun. ”Mereka menghafal al-Quran mulai habis Ashar hingga setelah shalat Isya pukul 20.00,” kata Mudzakir dihubungi Sabtu (1/1/2022).
Sementara ini, kata dia, para santri belum mondok karena belum ada asrama. Para santri ini anak-anak jamaah Masjid Jami Al Muttaqin yang ingin menjadi hafidh Quran. ”Tiap sore hingga malam mereka datang untuk mengaji,” ujarnya.
Mudzakir menceritakan, saat ini fasilitas pesantren berupa tiga lokal kelas yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pengurus pondok beserta warga Muhammadiyah Tambakrigadung akan membangun lagi kelas tahfidh di lantai 2.
Warga Muhammadiyah Ranting Tambakrigadung banyak memberi bantuan pembangunan kelas pesantren ini. Bantuan berupa uang, tenaga, dan material bangunan.
Dijelaskan, kegiatan Ponpes Al Hidayah seperti tahfidh, tahsin, dan belajar Bahasa Arab. Kegiatan ekstra untuk keterampilan seperti panahan, futsal, dan berwirausaha. ”Santri dibekali ilmu yang bermanfaat bagi untuk kemadiriannya,” katanya.
Pondok Liburan
Mengisi akhir tahun dan liburan sekolah, Pesantren Tahfidh Al Hidayah mengadakan kegiatan Pondok Liburan selama tiga hari yaitu Selasa-Kamis (28-30/12/21).
Dalam tiga hari peserta Pondok Liburan dibina dengan materi akidah, akhlak, dan tahsin al-Quran untuk menguatkan cara baca dan memahami al-Quran. ”Tahsin al-Quran wajib dipelajari santri,” ujar Ustadz Mudzakir.
Materi tambahan yang diberikan yakni games, jalan-jalan pagi, outbound, dan senam pagi. Semua peserta bergembira mengikuti acara ini.
Salah satu peserta, El Irsyad, berkomentar, kegiatannya menarik dan menyenangkan. Dia berharap kegiatan seperti ini perlu dilaksanakan juga pada bulan Ramadhan.
Ustadz Mudzakir mengatakan, tidak ada kata susah untuk menghafal dan belajar al-Quran. ”Semua insyaallah mendapatkan pertolongan dari Allah,” tuturnya.
Menurut dia, mempelajari al-Quran sangat luar biasa, terlebih bisa menghafalkan dan mengamalkan. ”Al- Quran adalah kalamullah yang diturunkan bagi umat Islam. Jadi sudah selayaknya kita muliakan, amalkan, dan ajarkan,” tandasnya. (*)
Editor Sugeng Purwanto
Discussion about this post