Mata Uang Qatar
“Anak-anak 1 Qatari Riyal kursnya Rp 3.900 jika kita tukar menjadi rupiah,” ujarnya.
Soal makanan di Qatar, Marlyani menerangkan, di sana didominasi makanan benuansa Arab, selaian makanan India. “Ada makananan bernama briyani, makboos, atau falabel,” terangnya. “Di sana juga tersedia fast food dan restoran Indonesia.”
Soal musim, dia menjelaskan, “Musim panas terjadi di bulan September dengan suhu maksimal 50 derajat dan musim dingin terjadi pada bulan Oktober dengan temperatur 2-30 deratjat selsius.”
Kemudian, Bunda Lyan menjelasan budaya Qatar yang sangat dipengaruhi oleh budaya tradisional Muslim Arab. “Bahasa
yang digunakan yaitu bahasa Arab dan bahasa Inggris,” tegasnya.
Tidak kalah menariknya, dia juga mengenalkan tempat yang unik di negara Qatar. “Anak-anak di sana juga ada tempat yang unik di antaranya Sauq Waqif, Musium of Islamic Arts, Katara Cultural Village, The Peak, Qatar National Museum, dan Ahmad Bin Ali Stadium.
Antusias Siswa
Kegiatan Orangtua Mengajar ini diikuti siswa dengan antuasias. Seperti ditunjukkan Rachmanda, siswa kelas V Asia. Dia bertanya, “Apakah ke Qatar memerlukan paspor dan visa?”
Bunda Lyan menjawab, “Tentu menggunakan paspor. Dan untuk visa berkunjung akan diurus di kantor kedutaan atau konjen setempat.”
Faza Lucia juga memberikan pertanyaan: “Berapa lama perjalanan dari Indonesia ke Qadar?”
“Sekitar delapan jam menaiki pesawat tanpa transit,” jawabBunda Lyna.
Kegiatan diakhiri dengan menikmati teh dari Qatar yang memiliki banyak manfaat dan diminum pada saat musim dingin.
Harapan Kepala Sekolah
Kepala SD Mugeb M Nor Qomari SSi, mengatakan tujuan kegiatan tersebut untuk memberikan pembelajaran yang variasi kepada siswa.
“Sebagai sekolah ramah anak kita harus memberikan pembelajaran yang bervariasi dan berbeda kepada siswa tidak hanya pembelajaran di dalam kelas saja,” katanya.
Ustadz Ari sapaan akrabnya, menjelaskan orangtua pastinya memiliki pengalaman yang banyak. “Maka dengan melibatkan langsung orangtua, tentunya sangat senang dan anak-anak bisa belajar banyak hal baru dari mereka,” ucapnya.
Bapak yang hobi mendongeng itu, berharap dengan kegiatan tersebut anak lebih termotivasi belajarnya.
“Memiliki wawasan yang mendunia, dengan belajar dari sumber apa saja, siapa saja, tidak hanya sebatas guru dan buku,” harapnya.
“Sedangkan untuk orangtua agar lebih rasa memiliki sekolah dan menjadi bagian dari sekolah,” tambah dia. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post