Diundang Wali Kota, Peserta Rakerwil Lazismu Lihat Merlion dan Kakbah di Madiun

Diundang wali kota
Dari kiri Ketua Lazismu Jatim Zainul Muslimin, Ketua PDM Sutomo, Wali Kota Maidi, Sekretaris PWM Jatim Tamhid Masyhudi. (Isa/PWMU.CO)

PWMU.CO– Diundang Wali Kota Madiun Drs H Maidi SH MPd makan malam di rumah dinas, Sabtu (29/1/2022), peserta Rakerwil Lazismu Jawa Timur makin akrab mengenal sosok orang nomor satu di Kota Brem ini.

Sebelum tiba di kediaman wali kota, peserta Rakerwil city tour naik sepuluh bus berkeliling melihat penataan kota. Terakhir memasuki Pahlawan Street Center (PSC). Ada plaza, mall, supermarket, Balai Kota. Di Taman Sumberwangi dan Sumber Umis ada Kakbah dan patung Merlion menyemprotkan air seperti di Singapura. Bus lalu memasuki kediaman wali kota.

Pertemuan bincang santai berlangsung di pendapa belakang kediaman. Setelah itu makan malam di taman. Sajian menunya seperti nasi pecel Madiun dengan kerupuk puli lempeng yang renyah, rawon plus telur asin yang lezat, dan bakso dengan rasa yang mantap. Makan malam makin nikmat di tengah rinai gerimis yang mengguyur Kota Madiun ditambah minum susu coklat.

Diundang Wali Kota Madiun bagi Ketua Lazismu Jawa Timur, Drh Zainul Muslimin, sebagai kehormatan dari pemimpin kota yang peduli dengan kegiatan filantropi Lazismu.

Dia melihat, Wali Kota Maidi memang punya perhatian besar terhadap warga dhuafa di kotanya seperti orang miskin, lansia, anak yatim. Hubungannya yang akrab dengan Ketua PDM Kota Madiun Sutomo juga tanda dia memperhatikan semua kalangan diajak bersama memajukan kota.

Zainul menuturkan, acara makan malam diundang wali kota ini dia foto lalu di-upload di grup WA Lazismu se Indonesia. ”Saat saya posting di grup Whatsapp dan media sosial lain, ternyata membikin iri teman Lazismu daerah lain,” ujar Zainul Muslimin bercerita di forum itu.

”Tadi postingan saya dikomentari oleh Ketua Lazismu Pulang Pisau Kalimantan Tengah, katanya Pak Maidi ini dulu gurunya,” kata Zainul kepada Wali Kota Maidi.

”Kemudian yang luar biasa lagi, yang tadi menjadi pembicaraan teman-teman Pengurus Pusat Lazismu, Pak WaliKota ini paham dan hafal betul kondisi masyarakatnya secara detail. Berapa warganya yang miskin, yatim, dan lainnya, beliau tahu datanya,” lanjutnya.

Sebagai sesama asli Magetan, Zainul Muslimin kagum pada keindahan Kota Madiun sekarang. ”Meskipun lahir di Magetan, baru kali ini saya melihat Madiun di malam hari, ternyata luar biasa suasananya,” ujarnya yang terkesan waktu city tour melihat perubahan wajah kota yang cantik dengan lampu hias warna warni dan lampu trotoar yang terang.

”Beliau ini pasti ahli marketing. Jadi kita malam ini sebenarnya menjadi korban promosi beliau dengan city tour, supaya besok-besok datang berkunjung lagi ke Madiun,” canda Zainul Muslimin yang disambut tawa hadirin. Termasuk Wali Kota Maidi.

Ustadz Zainul Muslimin dan Wali Kota Maidi satu kampung di Desa Plaosan, Magetan. Rumah orangtua wali kota di Plaosan sekarang dijadikan pondok pesantren. Dia mengaku ayahnya juga aktivis Muhammadiyah.

Mushala Kakbah di Taman Sumberwangi Kota Madiun.

Taman Dunia

Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Madiun Sutomo ST bercerita kedekatan wali kota dengan warga Muhammadiyah. ”Pak Maidi sering mendatangi pengajian Ahad pagi di Islamic Center Muhammadiyah. Ketua PWM Jatim, Pak Saad Ibrahim, beberapa kali bertemu wali kota saat mengisi kajian Ahad pagi,” tuturnya.

Dia menceritakan, Kota Madiun di bawah kepemimpinan Wali Kota Maidi yang baru dua tahun menjabat langsung mengubah wajah kota menjadi lebih indah dan sehat. Daerah kumuh diubah menjadi rapi.

Ada pohon-pohon  besar ditanam di tengah jalan untuk menurunkan suhu kota. Namanya pohon pule didatangkan dari NTT. Pohon-pohon  pule yang ditanam sudah besar-besar. Ada yang usianya ratusan tahun. Beratnya ada yang 15 ton. Harganya paling mahal Rp 80 juta.

Pohon-pohon itu ditanam di tengah persimpangan jalan sebagai penghias dan penyejuk kota supaya tidak panas.

Wali kota juga membangun Pahlawan Street Center. Kawasan pusat kota ini diubah menjadi cantik. Pusat pemerintahan ada Balai Kota, juga ada bisnis modal besar seperti plaza, mal, supermarket, juga ada pedagang kaki lima dan warung yang ditata.  

Trotoar dibuat lebar tiga meter dengan hiasan lampu kuno sehingga nyaman untuk jalan-jalan. Sepintas suasananya seperti Malioboro Yogya. Di sebelah Balai Kota ada taman dengan ikon Merlion. Di taman depannya ada miniatur Kakbah berfungsi sebagai mushala. Di sekitarnya juga ada payung-payung seperti di Masjid Madinah.

Ikon negara lain yang masih rencana pembangunan adalah Menara Eiffel Prancis, Menara Bigben London Inggris, Kincir Angin Belanda, dan Menara Zamzam Mekkah Arab Saudi.

Wali Kota Maidi mengatakan,”Kalau ingin berkunjung ke negara itu cukup ke Madiun gak perlu repot mengurus visa.” (*)

Penulis Muh Isa Anshori  Editor Sugeng Purwanto

Merlion di taman selatan Balai Kota Madiun. (inews)
Exit mobile version