PWMU.CO – Ada Layangan Putus di SD Almadany. Siswa kelas III SD Alam Muhammadiyah Kedanyang (Amadany) mengikuti pembelajaran tematik yakni menghias layang-layang di ruang 3 Almanda dan 3 Edelweis.
Guru SD Almadany Eli Syarifah SPd mengatakan pembelajaran kali ini adalah sub pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SPDB). Spontan siswa pun antusias, tak terkecuali M Ibrah Setiawan.
“Asyik, kita main layang-layang di luar,” ungkapnya, girang.
Mendengar respon ini, Eli Syarifah memaparkan pembelajaran yang akan dilakukan dilakukan di dalam kelas. Kita selama Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas ini harus melakukan kegiatan di dalam kelas saja.
Hal ini, lanjutnya, sesuai dengan pertauran Dinas Pendidikan selama PTM Terbatas, surat nomor 421/1440/437.53/2022 poin nomor 7 berbunyi Demi kesehatan dan keselamatan bersama pelaksanaan pembelajaran di luar kelas (outdoor learning) seperti outbond, studytour, outing class dan sejenisnya untuk sementara ditunda sampai pada waktu yang ditentukan kemudian.
Tetap Semangat Belajar
Hal senada juga disampaikan Izza Novitasari SPd. Guru SD Almadany ini mengungkapkan tidak apa-apa kita belajar di dalam kelas. Semangat belajar harus tetap ada.
“Kalian dapat menghias layang-layang dengan memberikan garis lurus, garis lengkung, garis panjang dan garis pendek,” perintahnya. Kegiatan pun berjalan dengan asyik dan menyenangkan walau dilakukan didalam kelas.
Kreativitas Hias Layangan
Celoteh lucu anak-anak mewarnai saat kegiatan menghias layang-layang berlangsung. Muhammad Alfalach semisal yang menyampaikan kalau nanti akan membawa pulang layangan ke rumah untuk buat mainan adiknya.
Menanggapi ucapan Alfalach, siswa kelas III lainnya Khumairah Wardatu Jannah menyampaikan karena layangan ini tidak ada benangnya mirip nemu layangan putus. Perkataan inilah yang membikin tertawa seisi kelas karena ingat judul film yang sedang trending Layangan Putus.
Kegiatan pembelajaran tematik siswa jelas III ini diikuti dengan antisias. Mereka menghias layang-layang sekreatif mungkin dengan tetap patih dengan protokol kesehatan. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Muhammad Nurfatoni.
Discussion about this post