PWMU.CO – Siswa Spemdalas sulap lorong sekolah menjadi tempat pameran cerita fabel. Mereka menempel karyanya di dinding lorong yang berada di lantai tiga.
Siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik Khilyatun Nafisah mengatakan momen pameran ini sangat ditunggu-tunggu. Kami membuat cerita fabel ini hampir dua pekan.
“Mulai dari menulis karya yang harus original, tidak boleh menyadur apalagi plagiat cerita fabel yang ada di internet atau buku cerita lain,” ujarnya, Selasa (1/3/22).
Setelah naskah sudah jadi, lanjutnya, tugas kami belum selesai karena harus membuat tampilan fabel menarik, sehingga harus membuat hiasan yang sesuai dengan isi naskah cerita.
Hal senada juga disampaikan Risya Naya Dyvandra. Teman sekelas Khilyatun Nafisah ini memaparkan untuk membuat naskah gampang-gampang susah. Kami harus mampu menampilkan 4 struktur teks dalam cerita. Mulai dari orientasi, komplikasi, resolusi, sampai dengan koda.
“Dengan patokan empat struktur ini, kami harus tepat dan benar sehingga naskah fabel benar-benar sesuai apa yang telah diajarkan di kelas,” katanya.
Pameran Fabel
Khilyatun Nafisah menjelaskan dengan adanya pameran ini, kami bangga karena karya kami bisa dibaca siswa yang lain. Tidak hanya itu, kami pun terpacu untuk bisa membuat karya yang lebih baik lagi.
“Menarik sekali. Kami menempel karya di dinding sekolah, setelah itu siswa lain bisa membacanya,” ujarnya.
Itupun diaamiini Risya Naya Dyvandra. Naya, sapaan akrabnya membuat naskah fabel di kertas buffalo warna biru muda dengan hiasan ikan. Ini sesuai dengan latar dan penokohan cerita yang dibuat. Dengan adanya pameran ini, lanjutnya, dia bisa membaca karya fabel milik teman-teman di kelas lain.
“Asyik, bisa membaca karya siswa lain. Dari situ, kami bisa mengevaluasi karya sendiri sehingga bisa memacu untuk membuat naskah yang lebih baik lagi.”
Bentuk Apresiasi Siswa
Kepala Spemdalas, Fony Libriastuti MSi mengatakan pameran berupa naskah fabel karya siswa ini adalah bentuk mengapresiasi siswa dalam berkarya.
“Siswa termotivasi ketika naskahnya dipamerkan. Di sisi lain, teman-teman juga bisa terinspirasi dengan karya cerita fabel yang sudah dibuat. Mereka bisa terinspirasi untuk bisa membuat karya serupa,” ujarnya.
Ke depannya, harapnya, banyak karya-karya siswa yang dipamerkan sehingga secara individu mereka terus terpompa semangatnta untuk terus berkarya. Mereka bisa terus mengembangkan diri sehingga mampu menampilkan karya-karya terbaiknya. (*)
Penulis Ichwan Arif. Editor Muhammad Nurfatoni.
Discussion about this post