Tafsir Teologi Al-Maun dan Al-Ashr Menurut Rektor ITB Ahmad Dahlan

Rektor Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Ahmad Dahlan Jakarta Dr Mukhaer Pakkanna SE MM (Wahyu Murti/PWMU.CO)

Tafsir Teologi Al-Maun dan Al-Ashr Menurut Rektor ITB Ahmad Dahlan, laporan Wahyu Murti, kontributor PWMU.CO Sidoarjo.

PWMU.CO
 – Muhammadiyah—sebagai gerakan Islam yang berlandaskan al-Quran dan as-Sunnah dengan watak tajdid yang dimilikinya—senantiasa istikamah dan aktif melaksanakan dakwah.

Dakwah Islam yang dilakukan Muhammadiyah bercirikan amar makruf nahi mungkar di segala bidang. Tujuannya, menjadi rahmatan lil alamin bagi umat bangsa dan dunia kemanusiaan menuju terciptanya masyakarat Islam yang sebenarnya yang diridhai Allah SWT. 

Rektor Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Ahmad Dahlan Jakarta Dr Mukhaer Pakkanna SE MM menyampaikan hal itu dalam Workshop Pengembangan Cabang dan Ranting Berbasis Ekonomi di Era Disrupsi, Senin (18/2/2022) malam. Acara digelar secara daring melalui Zoom dan channel YouTube LPCR PP Muhammadiyah.

Mukhaer mengungkapkan format masyarakat Islam yang sebenar-benarnya diatualisasikan dalam gerakan yang multivariasi. Yakni melalui amal usaha Muhammadiyah, gerakan dan dakwah jamaah, keluarga sakinah, Qaryah Thayyibah, dan secara inklusif dalam format Islamic Civil Society. Di samping melalui berbagai langkah pembentukan jamaah di akar rumput atau ranting. 

“Kondisi sebenarnya Muhamadiyah adalah menciptakan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang khairu ummah atau umat yang terbaik. Itulah kondisi masyarakat yang kita idam-idamkan atau dalam istilah sosiologi kita sebut sebagai Masyarakat Madani,” ujarnya.

Ia menjelaskan Masyarakat Madani adalah masyarakat yang merawat keberagaman, masyarakat berkemajuan, masyarakat yang inklusif yang bergaul tidak hanya dengan masyarakat Muhammadiyah tapi bergaul dengan siapapun tanpa mengenal latar belakang agama , suku ras dan golongan. 

Khairu ummah bisa kita terapkan di amal usaha muhammadiyah.  Misalkan saya pengelola kampus di Jakarta. Saya harus bertanggung jawab bagaimana mengupayakan khairu ummah di kampus. Kemudian bagaimana melakukan khairu ummah di lingkungan keluarga sakinah,” ungkapnya.

Baca sambungan di halaman 2: Teologi Al-Maun dan Al-Ashr

Rektor Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Ahmad Dahlan Jakarta Dr Mukhaer Pakkanna SE MM. Tafsir Teologi Al-Maun dan Al-Ashr Menurut Rektor ITB Ahmad Dahlan (Wahyu Murti/PWMU.CO)

Teologi Al-Maun dan Al-Ashr

Selain itu Mukhaer membahas tentang Muhammadiyah dalam menerapkan ekonomi sosial. “Kita menggunakan dua teologi dalam gerakan ekonomi sosial ini,” ujarnya. 

Yang pertama yakni teologi al-Maun atau teknologi pemihakan kepada kaum miskin, terlantar, tertindas, termarjinalkan. Dan pemihakan anak yatim yang jumlahnya cukup masif. 

“Pendek kata teologi al-Maun dapat didefinisikan sebagai pemikiran berkenaan dengan pelayanan terhadap masyarakat yang didasarkan pada al-Maun. Surat ini memberi cakupan pada layanan sosial, kesehatan, dan pendidikan,” terang Mukhaer.

Yang kedua, lanjut Mukhaer, adalah teologi al-Ashr. Teologi ini menyangkut hubungan dengan Allah (hablum minallah). Mengajarkan agar umat Islam menjadi Muslim sejati yang berakidah Islam secara kaffah. “Dan menjadikan manusia makhluk yang berinsan kamil, sebagaimana yang didambakan dalam al-Quran,” terangnya.  

Di menerangkan, al-Ashr bermakna modern yang mengandung semangat berkemajuan dan berpikiran yang serba melampaui zaman. 

“Gerakan Islam Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan modern karena wataknya yang modern (ashr), yakni bersifat kekinian. Atau dengan kata lain sesuai dengan perkembangan zaman,” ujarnya. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version