PWMU.CO – Celengan untuk Panti Asuhan, cara unik donatur berinfak. Hal ini beberapa kali terjadi di Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) Kenjeran Kota Surabaya.
Biasanya donatur berkunjung ke Panti Asuhan Muhammadiyah Kenjeran untuk menginfakkan rizkinya berupa uang tunai, makanan ringan dan sembako untuk anak-anak PAM Kenjeran.
Tetapi tidak semua donatur seperti itu.Ternyata ada donatur yang memberikan hasil tabungannya beberapa tahun beserta celengan atau kaleng ke PAM Kenjeran. Uniknya juga donatur ini tidak mengetahui berapa nominal yang ada didalam celengan tersebut.
Isi Celengan Rp 1,2 Juta
Selasa siang (1/3/2022) Kaur Tata Usaha PAM Kenjeran Mahdalena menghampiri donatur yang berkunjung ke PAM Kenjeran.
“Bu, saya mau memberikan ini untuk anak-anak panti. Semoga barokah,” ucap donatur itu tanpa sempat mengisi buku tamu dan setelah itu langsung pulang tanpa menyempatkan diri untuk duduk sejenak.
Mahdalena menerima pemberian celengan dari donatur itu dengan tersenyum dan tidak lupa ucapan terima kasih. Dia teringat sebelumnya juga ada yang memberikan celengan dan setelah dibuka hasilnya cukup besar.
“Sempat teringat dulu juga ada Ibu-ibu ke PAM Kenjeran memberikan kaleng tabungannya. Memang ibu itu sengaja menyisihkan rizkinya untuk dimasukkan pada kaleng tabungannya setiap bakda shalat subuh. Hasilnya akan diberikan untuk anak panti. Beliau juga tidak tahu isinya berapa. Dan alhamdulillah setelah saya buka isinya Rp. 1.200.000. Semoga berkah,” ungkap Mahdalena.
Sensasi Membuka dan Menghitung Celengan
Mahdalena merasa senang bisa menerima pemberian kaleng tabungan dari donatur. Menurutnya ada sensasi yang berbeda dan unik. “Melalui tabungan kaleng atau celengan yang diberikan, terasa surprise ketika membuka dan menghitung hasil dari donatur tersebut. Pokoknya seru,” ujarnya.
Mahdalena berharap dan mendoakan para donatur diberikan kesehatan dan dimudahkan rizkinya oleh Allah swt.
“Kami keluarga besar PAM Kenjeran mengucapkan terima kasih sudah diberikan kepercayaan untuk mengelola Panti Asuhan Muhammadiyah Kenjeran Kota Surabaya,” tuturnya. (*)
Penulis Nashiiruddin. Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post