PWMU.CO– Lulus cumlaude, Sufatun Nisa dari Prodi Kewirausahaan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) memilih menekuni bisnis keluarga. Dia lulus cumlaude dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3,93.
Dua mahasiswa lainnya juga memperoleh IPK tertinggi di masing-masing Prodi adalah Oktafiyan Dwi Saputra dari Prodi Manajemen dengan IPK 3,91 dan Fitri Dina Savira dari Prodi Akuntansi dengan IPK 3,84.
Ketiganya mengikuti yudisium Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) yang digelar di Ballroom Hotel Horison GKB, Rabu (2/3/2022).
Sufatun Nisa mengatakan, setalah lulus kuliah dia melanjutkan bisnis keluarga di bidang peralatan mesin kapal dan perabot rumah tangga.
Perempuan asal Bawean ini menjelaskan, selama kuliah banyak bekal ilmu yang dapat diaplikasikan dalam berbagai aktivitas yang bisa menghasilkan pundi-pundi rezeki.
”Dengan bekal pengalaman dan ilmu yang didapat saat kuliah, bisa saya jadikan modal untuk melanjutkan usaha orangtua,” ujar gadis kelahiran 12 Juli 1999 ini.
Saat ini Sufa masih fokus untuk melanjutkan bisnis keluarga agar berkembang dengan baik. ”Apalagi setelah Abah dipanggil Allah sewaktu masa akhir perkuliahan. Maka saya harus andil menjalankan dan mengembangkan usaha keluarga dengan membuka bidang bisnis lainnya,” tuturnya.
Yudisium FEB UMG diikuti oleh 152 lulusan. Dekan FEB UMG Dr Tumirin SE MSi dalam sambutannya menyampaikan, peserta yudisium sekarang menapaki babak baru kehidupan.
”Kegiatan yudisium yang menandai saudara lulus ini bukan akhir dalam hidup Anda. Justru Anda menapaki babak baru baik di dunia kerja maupun di dunia usaha,” katanya.
Kesuksesan kerja nanti tidak bergantung nilai IPK. Biasanya yang nilai IPK tinggi dan sedang menapaki dunia pendidikan maupun dunia kerja. ”Yang IPK-nya rendah justru akan menapaki dunia politik yang akan membuat produk hukum yang mengatur dosennya dulu,” kelakarnya disambut gelak tawa peserta dan undangan.
Untuk itu, pesan dia, para alumni bukan hanya dapat mencari peluang namun juga menciptakan peluang.”Pada era dunia yang disruptif ini kesempatan terbuka lebar bagi siapapun. Teknologi memudahkan segala kegiatan manusia. Maka kita harus menjadi bagian perubahan dan membuat perubahan tersebut,” paparnya. (*)
Penulis Aries Kurniawan Editor Sugeng Purwanto
Discussion about this post