
Cetak Kader Andal Dimulai dari Keluarga, oleh Khusnatul Mawaddah aktivis Muhammadiyah Aisyiyah Bojonegoro
PWMU.CO – Anak merupakan amanah Allah yang wajib kita syukuri. Saat mengandung kondisi ibu yang lemah perasaan campur aduk antara senang dan takut terkadang terbesit dalam hati. Wajar karena hati manusia bisa naik turun, namun sebagai insan beriman, lantunan doa setiap saat selalu meyakinkan bahwa Allah maha kuasa.
Saat melahirkan, ibu merasakan kelegaan yang luar biasa karena perjalanan mengandung 9 bulan telah terlewati. Tahap berikutnya adalah tahap pengasuhan. Ada 5 tahapan dalam pengasuhan balita sampai dewasa agar kita sebagai orangtua tahu betul tahapan yang perlu di stimulasi secara maksimal.
Pertama, saat anak usia 1-4 tahun. Usia anak di mana stimulasi yang harus diketahui orangtua yaitu perkembangan dan pertumbuhan fisiknya, emosi, kognitif dan bahasanya. Anak suka berlari sampai capek di rumah maupun di luar rumah, dia sudah bisa mengutarakan keinginannya.
Jika tidak terpenuhi biasanya menangis atau ngambek. Agar tumbuh kembangnya bagus orangtua harus memperhatikan asupan gizi, nutrisinya serta waktu istirahat yang cukup.
Rasa Ingin Tahu
Kedua, saat usia 5 – 6 tahun. Usia ini anak mulai tumbuh rasa ingin tahunya tinggi, sudah tahu karakter teman sebayanya. Kosa katanya sudah mulai banyak dan berkembang pesat. Jika suka dengan gadged, semua gaya bicara dan perilaku bisa cepat ditiru.
Kontrol orangtua harus diperhatikan. Orangtua sudah bisa memberi tugas saat di rumah. Mulai merapikan mainan, menata kamarnya serta diajari disiplin, agar tahu tanggung jawabnya.
Ketiga, saat usia 7-12 tahun. Usia ini anak mulai semakin banyak perkembangannya. Anak sudah punya sahabat, minat bakatnya mulai diasah, kritis dalam menanggapi sesuatu, dan tentu mulai berani melawan orangtuanya jika tidak sepaham dengan dia. Asupan gizi anak juga menjadi prioritas agar tidak suka sakit.
Pubertas
Keempat, saat usia 13-15 tahun. Anak usia pubertas atau praremaja. Anak mulai bisa berdandan, memperhatikan penampilan fisik dan biasa timbul masalah jika penampilannya dirasa kurang. Biasanya untuk anak laki-laki ditandai dengan mimpi basah dan wanita menstruasi.
Kadang wajah tumbuh jerawat yang mengganggu penampilannya. Usia ini teknologi menjadi aspek penting dari kehidupan praremaja, maka orangtua harus jelas memberi aturan pemakaian smartphone. Istirahat minimal 7-9 jam. Orangtua juga perlu memperhatikan asupan gizi dan olah raga karena bisa mempengaruhi pertumbuhan fisik dan mentalnya.
Kelima, saat usia 16 tahun ke atas. Anak usia remaja menuju dewasa ini sudah mulai lambat pertumbuhan fisiknya. Cara berpikirnya sudah mulai analitis, hubungan sebab akibat sudah mulai dikritisi.
Tanggung jawab diri sudah harus tumbuh, konsep dirinya, mau kemana cita-citanya diarahkan orang tua. Perkembangan sosialnya sudah harus dipacu karena usia remaja butuh referensi banyak sebelum mengambil keputusan. Orangtua juga harus membekali anak kemampuan beragama dengan baik.
Dari tahapan perkembangan ini, orangtua mampu menjadi pendamping yang baik sesuai perkembangan usianya. Jika satu tahapan tidak optimal dalam stimulasinya, maka akan menghambat tahapan berikutnya.
Dimulai dari keluarga?
Keluargalah yang tahu kebiasaan anak tiap hari. Orangtua yang menjadi master of trainer dalam keluarga harus mampu menjadi contoh konkrit. Menyekolahkan anak di lembaga Muhammadiyah sebagai contoh konkretnya.
Budaya, etika, perilaku sosialnya akan terbentuk dengan sendirinya. Orangtua menjadi cermin di mana anak akan menirunya. Seperti dalam keluarga saya, bapak ibu menyekolahkan putra putrinya berbeda tempat.
Ada yang di pesantren Muhammadiyah ada yang pesantren salafi akhirnya memang beda perilaku budayanya. Yang di pesantren Muhammadiyah selalu mau mengikuti jejak bapak ibunya, tapi yang pesantre salafi ya tentu tidak mau mengikuti bapak ibunya.
Jadi, jika kita kader Muhammadiyah ingin mempunyai penerus yang handal, dimulai dari keluarga mencintai gerakan Muhammadiyah, agar kita tidak kebingungan mencari penerus. Semoga kita selalu sehat. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post