Teriakan Mayat di Keranda, oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo.
PWMU.CO – Kajian ini berangkat dari hadits riwayat
عن أبى سعيد الخدري رضي الله عنه قال: قالَ رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: إذَا وُضِعَتِ الجِنَازَةُ، فَاحْتَمَلَهَا الرِّجَالُ علَى أعْنَاقِهِمْ، فإنْ كَانَتْ صَالِحَةً قالَتْ: قَدِّمُونِي، قَدِّمُونِي، وإنْ كَانَتْ غيرَ صَالِحَةٍ قالَتْ: يا ويْلَهَا، أيْنَ يَذْهَبُونَ بهَا؟ يَسْمَعُ صَوْتَهَا كُلُّ شيءٍ إلَّا الإنْسَانَ، ولو سَمِعَهَا الإنْسَانُ لَصَعِقَ. البخاري
Dari Abu Sa‘īd Al-Khudry radiyallāhu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Apabila jenazah itu diletakkan, lalu diangkat oleh orang banyak atau kaum pria di pundak mereka; jika ia adalah orang yang shaleh, maka ia akan mengatakan: ‘Segerakan aku! Segerakan aku!’
Namun jika ia bukan orang yang sahlih, ia akan berkata, ‘Duhai celakanya! Ke manakah kalian akan membawanya?’ Suaranya didengar oleh segala sesuatu kecuali manusia. Andai ia mendengarnya, ia pasti akan pingsan.” (HR Bukhari)
Berani Hidup Harus Siap Mati
Tidak ada manusia yang bisa mengelak dari kematiaan jika saatnya telah datang. Tidak peduli apakah ia sudah siap atau belum untuk meninggalkan semua harta benda dan keluarga yang dicintainya.
Tidak peduli apakah ia dalam terlihat kondisi sehat segar bugar secara fisik atau sedang sakit-sakitan. Tidak peduli ia sedang berusia berepa: masih anak-anak atau usia muda dan sudah lanjut usia. Jika saatnya itu datang maka tidak ada yang bisa menundanya sedetikpun.
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٞۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمۡ لَا يَسۡتَأۡخِرُونَ سَاعَةٗ وَلَا يَسۡتَقۡدِمُونَ
Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya. (al-Araf: 34)
Tempatnya pun tidak dapat ditentukan, apakah di masjid saat sedang ibadah, saat di kamar mandi, di kamar tidur saat sedang tidur, di jalanan karena kecelakaan, di kantor saat bekerja, di sekolah, di rumah sakit, dan seterusnya. Tiada yang tahu, dalam keadaan bagaimana dan di mana tempatnya jika saat terjadinya itu. Semua itu adalah rahasia Allah subhanahu wa Taala.
إِنَّ ٱللَّهَ عِندَهُۥ عِلۡمُ ٱلسَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ ٱلۡغَيۡثَ وَيَعۡلَمُ مَا فِي ٱلۡأَرۡحَامِۖ وَمَا تَدۡرِي نَفۡسٞ مَّاذَا تَكۡسِبُ غَدٗاۖ وَمَا تَدۡرِي نَفۡسُۢ بِأَيِّ أَرۡضٖ تَمُوتُۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرُۢ
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Lukman: 34)
Hikmah dari dirahasiakannya saat kematian bagi setiap manusia adalah agar kita selalu waspada dan hati-hati. Hendaknya selalu berusaha dalam kebaikan dan ketaatan kepada Allah. Sekaligus hendaknya kita selalu mengingat-ingat akan kematian ini yang datangnya tanpa dapat diduga.
Oleh karena itu sikap kita adalah apalagi yang bisa disombongkan dan dibanggakan dalam hidup ini. Semua capaian kita dalam hidup ini tidak lain adalah anugrah Allah yang nantinya pasti kita tinggalkan. Hanya keikhlasan dalam setiap aktifitas kita yang dapat menjadi bekal untuk hidup setelah kehidupan di dunia ini.
Baca sambungan di halaman 2: Tujuan Hidup
Discussion about this post