Tiga Poin Amanah Ketua PW IPM Jatim untuk IPM Lamongan

Tiga poin disampaikan Ketua PW IPM Jatim Nafis Zamani Alfiansyah dalam pelantikan PD IPM Lamongan (Alfain/PWMU.CO)
Tiga poin disampaikan Ketua PW IPM Jatim Nafis Zamani Alfiansyah dalam pelantikan PD IPM Lamongan (Alfain/PWMU.CO)

Tiga Poin Amanah Ketua PW IPM Jatim untuk IPM Lamongan. Liputan Alfain Jalaluddin Ramadlan. Kontributor PWMU.CO Lamongan.

PWMU.CO – Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Lamongan periode 2021-2023 menggelar Pelantikan dan Rakerda serta dilanjutkan dengan Stadium General oleh Prof Dr Zainuddin Maliki MSi, anggota DPR RI Komisi X di Aula lantai dua PDM Lamongan pada hari Ahad (27/3/2022) siang hari.

Hadir Bupati Lamongan Dr Yuhronur Efendi MBA, Ketua PDM Lamongan Drs Shodiqin MPd dan jajarannya, Abdul Kholis Fadhli Ketua PD IPM periode 2018-2020, Nafis Zamani Alfiansyah Ketua PW IPM periode 2021-2023, serta Abdullah Tsani Muttaqin Ketua PD IPM Lamongan periode 2021-2023.

Selan itu, hadir juga Tapak Suci Pimda 026 Lamongan, Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Lamongan, PD Aisyiyah, PD Nasyiatul Aisyiyah, IPPNU, PCNU, dan IPM Cabang Se-Kabupaten Lamongan, serta alumni IPM Periode 2018 sampai 2021.

Pada kesempatan itu, Ketua PW IPM Jawa Timur periode 2021-2023 Nafis Zamani Alfiansyah mengungkapkan, alhamdulillah dari Desember hingga Maret ini PD IPM Lamongan siap dilantik.

“Dan alhamdulillah, pelantikan ini juga disertai dengan rapat kerja daerah (Rakerda), yang mana rapat kerja ini dapat dioptimalkan dengan menyusun program-program kerja yang ada pada periode ini,” tuturnya.

Nafis Zamani berharap kepada PD IPM Lamongan agar dapat memberikan kontribusi besar, karena Lamongan ini memiliki kuantitas kader yang sangat banyak.

“Tapi perlu diingat, mendapatkan peringkat satu dari segi kuantitas itu ada nilai baik dan buruknya. Terkadang orang yang memiliki nilai kuantitas tinggi memiliki nilai kurang pada kolaborasi, dan saya berharap nilai kuantitas ini dapat konsisten di IPM Lamongan sehingga bisa menjadi cerminan dan motivasi bagi IPM se-Jawa Timur,” pesannya.

Apresiasi Kader IPM Lamongan

Nafis Zamani mengaku mengapresiasi kader IPM Lamongan yang tidak henti-hentinya mengirimkan kader-kader terbaiknya di Pimpinan Wilayah IPM Jatim.

“Bahkan tidak hanya di tataran Pimpinan Wilayah (PW) tapi juga sekaligus di tataran Pimpinan Pusat IPM,” katanya.

Oleh karena itu, kata Nafis, ada tiga poin yang dia amanahkan dan sering ia sampaikan kepada IPM di Jatim adalah tentang progresifitas, inklusifitas dan transformatif.

“Mengenai progresifitas, berkaitan tentang nilai mutu kualitas dari teman-teman IPM. Sedangkan inklusifitas berkenaan dengan politik, yang di mana-mana kita dapat melihat bahwa masyarakat dan terkadang kader IPM terlalu mementingkan politik kekuasaan. Padahal ini akan membuat kita terlena pada nilai-nilai mutu kita sebagai organisasi islam,” ungkapnya.

Dia juga mengatakan, saat ini banyak pelajar maupun mahasiswa di universitas-universitas yang haus akan nilai kerohanian. Sehingga dia berharap, Muhammadiyah dan organisasi yang lain dapat merespon cepat krisis kerohanian ini secara inklusif dan dapat diterima oleh kawan-kawan secara menyeluruh.

Dia juga mengingatkan tentang transformasi era digital saat ini dari 4.0 menuju 5.0 yang begitu cepat.

“Terkadang revolusi Industri dari 1.0 ke 2.0 menunggu satu abad atau bertahun-tahun lamanya. Tetapi 4.0 ke 5.0 begitu cepat, yakni hanya 10 tahun jangka waktunya. Artinya transformasi digital yang sangat cepat ini harus mampu diimbangi oleh kader-kader IPM sehhingga menemukan agenda-agenda digital seperti literasi digital,” tuturnya.

IPM Respon Cepat Era Digital

Menurutnya, IPM tidak jauh dari proses pembelajaran dan selalu merespon transformasi digital dengan seksama.

“Sekiranya itu tiga poin penting yang sekiranya mampu diamalkan oleh PD IPM Lamongan, sekaligus pak Bupati yang selalu mensuport agenda IPM dan Muhammadiyah,” ungkap Nafis Zamani.

Dia juga berharap agar kolaborasi senantiasa dilakukan tidak hanya oleh kader Muhammadiyah, tapi juga kepada yang lain.

“Muhammadiyah adalah bahan pokok untuk kita melakukan kolaborasi, tetapi alangkah baiknya IPM dan Muhammadiyah mampu melakukan kolaborasi secara inklusif dengan masyarakat di sekitar kita,” ucapnya.

“Sudah saatnya IPM tidak boleh hanya merenungkan internal saja, tetapi sudah harus melakukan kolaborasi di luar,” pungkasnya. (*)

Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version