Tradisi Ucapan ‘Minal Aidin wal Faizin’ ibarat Ekor Kuda, Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah.
PWMU.CO – Dalam salah satu momentum Pesantren Kilat Darul Arqam (PKDA), siswa kelas III Singapura SD Muhammadiyah 2 GKB (Berlian School) Gresik dibikin bertanya-tanya untuk apa mereka dibagi menjadi lima kelompok kecil.
Setelah terbentuk kelompok, Anita Firlyando SPd meminta mereka menuliskan tahniah (ucapan selamat) pada secarik kertas, Senin (4/4/22). Firly—sapaan akrabnya—menyatakan, “Ustadzah ingin tahu bagaimana ucapan tahniah saat Lebaran atau Idul Fitri di keluarga kalian?”
Sebelum menyampaikan materi, dia ingin mengetahui sejauh mana pemahaman dan kebiasaan di keluarga para siswa. “Kalau ada tamu berkunjung ke rumah atau dengan keluarga mengunjungi keluarga lain, apa yang kalian ucapkan?” imbuhnya.
Masing-masing siswa pun menuliskan tahniah pada lembar kertas kelompoknya. Dari kertas itulah terungkap semuanya menuliskan, “Minal ‘aaidiin wal faaiziin.”
Tidak ada satu pun siswa yang menuliskan tahniah ala sahabat Nabi, “Taqabbaalallahu minna waminkum.”
Ucapan ala Sahabat Nabi
Temuan itu membuat Firly semangat menerangkan ‘Adab Sesama Muslim dan Ucapan saat Hari Raya’. Sebagai Muslim yang menganut tuntunan Nabi Muhammad SAW, kata Firly, perlu mengikuti bagaimana tradisi di kalangan sahabat Nabi.
“Yaitu mengucap tahniah ke sesama Muslim yang berhasil menyelesaikan puasa Ramadhan,” jelas dia.
Faktanya, sahabat Nabi tidak mengucap tahniah seperti yang mereka tuliskan pada kertas tadi. Melainkan mengucap kalimat yang kedua dengan arti, “Semoga Allah menerima amal ibadah Ramadhan kami dan kamu.”
Ada pula sahabat yang meneruskan tahniah-nya itu dengan ucapan sekaligus doa, “Taqabbal yaa kariim, wa ja’alanaallaahu wa iyyakum minal aidin wal faizin wal maqbuulin kullu ammin wa antum bi khair.”
Artinya, “Wahai Allah yang Maha Mulia, terimalah! Dan semoga Allah menjadikan kami dan kamu termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang menang serta diterima amal ibadahnya. Setiap tahun, semoga kamu senantiasa dalam kebaikan.”
Baca sambungan di halaman 2: Minal Aidin dan Ekor Kuda
Discussion about this post