Petunjuk Nabi tentang Calon Penghuni Surga dan Neraka, oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo.
PWMU.CO – Kajian ini berdasarkan hadits riwayat Muttafaqun alaih:
عَنْ حَارِثَةَ بْنِ وَهْبٍ الخُزَاعِيِّ رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: أَلا أُخْبِرُكُمْ بأَهْلِ الجَنَّة, قالوا: بَلَى, قالَ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ: كُلُّ ضَعِيفٍ مُتَضَعِّفٍ, لو أقْسَمَ علَى اللهِ لأَبَرَّهُ, ثُمَّ قالَ: ألا أُخْبِرُكُمْ بأَهْلِ النَّارِ, قالوا: بَلَى, قالَ: كُلُّ عُتُلٍّ جَوّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ. وفي رواية : بهذا الإسْنادِ بمِثْلِهِ, غيرَ أنَّه قالَ: ألا أدُلُّكُمْ. متفق عليه.
Dari Hāriṡah bin Wahab al-Khuza’i raḍiyallāhu ‘anhu berkata, aku mendengan Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Maukah kalian aku kabarkan mengenai penghuni surga?
Mereka menjawab: ‘Mau’.
Rasulullah bersabda: ‘Yaitu setiap orang yang lemah dan teraniaya, seandainya ia bersumpah atas nama Allah niscaya Allah akan memenuhinya.’
Maukah kalian aku kabarkan mengenai penghuni neraka?
Mereka menjawab: ‘Mau.’
Rasulullah bersabda: “Yaitu setiap orang yang keras, kikir, dan gemar mengumpulkan harta serta berlaku sombong.” (Muttafaqun alaih).
Ashhabul Jannah
Ashhabul jannah adalah calon penghuni surga. Sebagaimana penjelasan hadits di atas calon penghuni surga itu adalah orang yang di dalam kehidupan di dunianya tergolong orang lemah dan sekaligus ia teraniaya.
Orang lemah adalah orang yang tidak berdaya dengan keadaanya, sehingga ia pun tidak mampu untuk bangkit dari kelemahannya itu. Orang demikian jika dala keadaan teraniaya maka semakin merasa dirnya tidak berdaya sama sekali dan hanya bisa pasrah dengan keadaanya.
Dengan kesabarannya ia jalani hari-hari yang dilaluinya dengan tetap bertahan dalam posisinya. Karena jika ia mencoba berubah dari posisinya ia itu justru ia yakin akan semakin khawatir keadaannya semakin buruk. Maka baginya tidak ada pilihan lain kecuali hanya bisa bertahan dengan keadaan yang di dalamnya sangat tertekan sekalipun.
Pun demikian ia bersabar dengan tetap menjalankan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sikap tawadhu mejadi bagian dari jiwanya karena tempaan kehidupannya itu. Dan sikap tawadhu’ merupakan ciri calon penghuni surga. Ia menahan sumpah serapahnya demi tetap menjaga kebaikan bersama. Padahal sebaimana hadits di atas, jika ia bersumpah Allah akan mengabulkannya.
Maka bagi seorang Mukmin, sekalipun ia tidak bergelar apa-apa, tidak mulia di hadapan manusia lainnya karena variable duniawi, tidak perlu khawatir dan risau, karena di antara ciri atau tanda calon penghuni surga itulah adalah orang-orang lemah bahkan teraniaya. Ia menjadi orang yang barangkali akan di hina dan tidak dianggap di lingkungannya, akan tetapi ia mulia di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dalam hadits yang lain Rasulullah menegaskan bahwa doa orang yang teraniaya tiada hijabdengan Allah. Allah akan selalu mengabulkan doanya bahkan kadang dengan waktu yang tidak terlalu lama. Maka berhati-hatilah terhadap doa orang yang lemah ini.
Baca sambungan di halaman 2: Calon Penghuni Neraka
Discussion about this post