PWMU.CO– Guru Smamsatu (SMA Muhammadiyah 1) Gresik terpilih menjadi peninjau kegiatan Uji Coba Keterbacaan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) dan Modul Ajar (MA) Mata Pelajaran Bahasa Inggris.
Guru Smamsatu itu Akhmad Akmal Rifqi, biasa disapa Vicky. Dia sebagai guru peninjau Bahasa Inggris kategori inklusi selama tiga hari, Senin-Rabu (18-20/4/2022).
Acara berlangsung daring yang diadakan oleh Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi.
Vicky yang juga Wakil Kepala Sekolah bidang Humas bersama 100 guru peninjau dari seluruh Indonesia memberikan masukan terhadap tingkat Keterbacaan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) dan Modul Ajar (MA) Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila, Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Prakarya.
”Saya merasa terhormat terpilih menjadi salah satu peninjau ini. Semoga masukan yang saya berikan dapat membantu seluruh guru di Indonesia dalam menyusun modul ajar secara baik terutama bagi sekolah-sekolah yang memiliki peserta didik berkategori anak berkebutuhan khusus (ABK),” katanya.
Hadir memberikan arahan dalam kegiatan daring Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Zulfikri Anas.
Bicara tentang filosofi Kurikulum Merdeka, Zulfikri Anas mengungkapkan, esensi kurikulum merupakan alat yang digunakan untuk membantu anak dalam mencapai tujuan pendidikan.
Sebagai alat, maka kurikulum dipandang harus mengikuti anak membantu proses pendidikannya. Kurikulum Merdeka, kata dia, filosofi dasarnya sudah diungkapkan oleh Ki Hadjar Dewantara jauh sebelum Indonesia merdeka.
”Satu hal menarik, dalam filosofi tersebut bahwa tumbuh kembang anak terletak di luar kehendak dan kecakapan kita kaum pendidik. Selama ini kita mungkin lebih mendominasi proses belajar mereka. Dengan Kurikulum Merdeka kita menyesuaikan, mengembalikan pada kodratnya,” terang Zulfikri, Senin (18/4/2022).
Ia juga mengungkapkan, Kurikulum Merdeka menyediakan layanan kepada setiap siswa agar masing-masing sejak dini mengenali potensi uniknya.
Zulfikri menilai, ketika para pendidik keliru dalam memberikan layanan, akibatnya anak-anak tidak akan menemukan fitrah uniknya dan para pendidiklah yang bertanggung jawab.
”Jadi sebelum kita menyusun rencana pembelajaran, kita harus terlebih dahulu mengenali mereka. Bisa jadi di awal kita mengenalkan pembelajaran, kita terlebih dahulu mengenali anak-anak, bisa dengan berbagai cara melakukan asesmen awal dan yang penting di bulan-bulan awal guru-guru mempunyai peta mengenai kemampuan awal anak sebelum memulai pembelajaran sesuai dengan modul ajar yang terlebih dahulu dibuat guru pengajar,” lanjutnya.
Kepala Smamsatu Gresik, Ainul Muttaqin, mengatakan, sebagai sekolah penggerak, Smamsatu memiliki sumber daya manusia yang mumpuni dalam menjalankan program merdeka belajar.
”Saya berharap Pak Vicky sebagai delegasi Smamsatu dapat memberikan sumbangsih ide sesuai dengan kapasitasnya sebagai pengajar Bahasa Inggris di kelas Inklusi guna penyempurnaan alur tujuan pembelajaran dan modul ajar di masa mendatang,” ujarnya.
Penulis M. Ali Safaat Editor Sugeng Purwanto