PWMU.CO– Kisah Imam Ahmad bin Hambal disampaikan oleh Adam Nur Ardiansah, anggota Bidang Tabligh IMM Trenggalek dalam Safari Ramadhan kedua di Masjid Al-Mujahidin Desa Tumpuk, Kecamatan Tugu, Trenggalek, Sabtu (23/4/22).
Kisah Imam Ahmad bin Hambal diceritakan setelah selesai shalat Tarawih. Adam Nur Ardiansah menjelaskan, Imam Ahmad bin Hambal atau populer dipanggil Imam Hambali, salah satu imam dari keempat fuqaha Islam.
”Seorang ulama besar yang mempunyai sifat-sifat yang luhur, zuhud, alim tentang hadits Rasulullah saw,” kata Adam.
Suatu hari Imam Ahmad bin Hambal yang tinggal di Baghdad ingin sekali pergi ke Kota Bashrah Irak padahal sedang tidak ada hajat atau janji. Akhirnya Imam Ahmad berangkat ke Bashrah. Sesampainya di Bashrah Imam Ahmad singgah di masjid mengikuti shalat Isya berjamaah.
Seusai shalat Isya, Imam Ahmad beristirahat, ingin tidur di masjid itu. Tetapi marbot masjid menghampiri dan bertanya,”Syekh (panggilan untuk orang tua), mau apa di sini?”
Imam Ahmad bin Hambal meskipun namanya terkenal tapi tidak semua orang tahu wajahnya termasuk marbot ini.
Imam Ahmad menjawab,”Saya ingin istirahat, saya musafir.”
Marbot itu melarang. Menyuruh Imam Ahmad keluar masjid. Lalu mengunci pintunya. Bahkan ketika istirahat di teras masjid, marbot itu juga mengusirnya dengan mendorongnya ke jalan.
Di samping masjid ada rumah penjual roti. Melihat kejadian Imam Ahmad bin Hambal didorong ke jalan, penjual roti memanggilnya untuk istirahat di rumahnya.
Ketika masuk ke rumah penjual roti, Imam Ahmad bin Hambal memperhatikan tuan rumah ketika mengolah adonan roti selalu mengucapkan istighfar.
Saat menaburi garam mengucap istighfar. Memecahkan telur mengucap istighfar. Mencampurkan ke tepung mengucap istighfar. Ia selalu mengucap istighfar. Hanya berbicara ketika ada yang bertanya kepadanya.
Imam Ahmad bin Hambal bertanya ke penjual roti,”Sudah berapa lama kamu selalu istighfar?” Penjual roti menjawab,”Sudah lama sekali, Syekh. Saya menjual roti sudah 30 tahun, jadi semenjak itu saya lakukan ini.”
Imam Ahmad bertanya lagi,”Apa hasil kebiasaanmu ini?”
Penjual roti menjawab,”Setiap hajat yang saya minta pasti dikabulkan Allah. Semua yang saya minta kepada Allah langsung diterima.”
”Semua dikabulkan Allah kecuali satu. Masih satu yang belum Allah kabulkan,” kata penjual roti itu.
Imam Ahmad bertanya,”Apa itu?”
Penjual roti menjawab,”Saya minta kepada Allah supaya dipertemukan dengan Imam Ahmad bin Hambal.”
Seketika Imam Ahmad bertakbir. Kemudian berkata,”Allah telah mendatangkan saya jauh dari Baghdad ke Bashrah, bahkan sampai didorong-dorong marbot masjid ke jalan karena istighfar yang kamu lakukan.”
Penjual roti terperanjat. Langsung memuji Allah. Ternyata orang di depannya adalah Imam Ahmad. Sosok yang sangat ingin ditemuinya.
Adam Nur Ardiansah menutup kisah Imam Ahmad dan penjual roti dengan pesan,”Hidup di dunia ini memang banyak ujian yang harus kita lalui. Dari kisah ini kita dapat menyimpulkan bahwa ketika ujian datang menimpa kita hendaknya bersabar dan selalu mengucap istighfar. Selain sebagai pelebur dosa dan penenang hati, istighfar merupakan kunci pembuka pintu rezeki.”
Safari Ramadhan IMM Trenggalek di Masjid Al-Mujahidin berisi kegiatan imam shalat, kultum, dan menyantuni anak yatim piatu.
Penulis Khusnul Khotimah Editor Sugeng Purwanto