Tips Aman dan Nyaman Berkendara di Jalan Tol, oleh Prima Mari Kristanto, warga Lamongan kelahiran Madiun.
PWMU.CO – Ruas-ruas jalan tol yang banyak dibanggakan pemerintahan Presiden Jokowi tidak selamanya menjamin keamanan dan kenyamanan berkendara, termasuk pada Idul Fitri 1443 Hijriyah kali ini. Tol Madiun-Surabaya sebagai salah satu dari banyak ruas tol trans Jawa tidak luput dari masalah kemanan dan kenyamanan dalam berkendara.
Kemacetan saat masuk dan keluar pintu tol sebagai tantangan tersendiri selama arus mudik dan balik, juga keterbatasan rest area (tempat istirahat) bagi pengendara untuk sekesdar buang air kecil, melepas penat, makan, minum juga shalat.
Akibat keterbatasan tempat di rest area banyak pengguna jalan tol beristirahat di bahu-bahu jalan sekitar rest area. Kondisi yang sangat rawan di tengah kedisiplinan para pengguna jalan tol juga masih memprihatinkan. Kebiasaan menyalip dari bahu jalan, mengabaikan jarak aman sampai pelanggaran batas kecepatan masih sering terjadi.
Menyikapi beragam keterbatasan infrastruktur di jalan tol, lebih nyaman jika membiasakan bersiap-siaga menghadapi segala kemungkinan kendala di jalan tol.
Tanggal 7 dan 8 Mei 2021 nanti diperkirakan sebagai puncak arus balik para pemudik kembali ke kota-kota besar setelah berlebaran di kampung halaman. Semua berharap arus balik kendaraan setelah mudik berlangsung aman dan nyaman tanpa ada insiden kecelakaan.
Menyikapi beragam keterbatasan infrastruktur di jalan tol, lebih nyaman jika membiasakan bersiap-siaga menghadapi segala kemungkinan kendala di jalan tol. Sebagai Muslim, berdoa untuk memohon keselamatan dalam perjalanan sudah barang tentu menjadi habit, kebiasaan bahkan budaya yang selalu melekat.
Kesiapan kendaraan juga harus diselesaikan sejak di luar jalan tol meliputi ketersediaan bahan bakar, tekanan ban sampai saldo kartu tol. Kebutuhan makanan dan minuman secukupnya, jika memungkinkan bisa memenuhi kebutuhan sampai ke tempat tujuan tanpa harus membeli di rest area.
Keberadaan rest area adalah paling penting dalam pembangunan jalan tol untuk menghindari pemakaian bahu jalan untuk istirahat atau menyelesaikan kerusakan ringan. Rest area di jalan tol baru bisa ditemui rata-rata berjarak 20 sampai 30 kilometer.
Dengan kondisi demikian jika sewaktu-waktu ada kendala pada kendaraan atau pengendara selama perjalanan harus bisa menahan diri sampai rest area berikutnya. Berbeda dengan jalan arteri atau jalan raya biasa yang bisa berhenti sewaktu-waktu di SPBU, masjid, pos polisi bahkan di rumah-rumah penduduk atau lahan kosong untuk beristirahat.
Baca sambungan di halaman 2: Jangan Lupakan Jalan Arteri
Discussion about this post