9 Kebiasaan Baik
Selanjutnya, di hadapan 500 jamaah, Afandi, menguraikan 9 ciri orang meraih kesuksesanRamadhan.
Pertama, tetap membiasakan puasa. Contoh puasa Syawal. Pemilik toko buku Dar El Kutub, Lamongan, ini memaparkan hadits Nabi yang artinya: “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR Muslim)
Kedua, masih terbiasa membaca al-Quran. Dengan penuh semangat, Afandi, menyuguhkan hadits nabi berikut, “Bacalah al-Quran sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat memberikan syafaat bagi pembacanya.” (HR Muslim, dari Abu Umamah Al-Bahili).
Ketiga, masih terbiasa Tahajud (shalat lail). “Mari kita lanjutkan kebiasaan tahajud, sebagaimana yang kita lakukan di bulan Ramadhan,” tandas guru MI Muhammadiyah Warukulon, Lamongan, ini.
Keempat, terbiasa berjamaah di masjid. Afandi mengungkapkan, banyak orang-orang mampu pergi ke mal atau taman wisata, namun berat menuju ke masjid. Lalu, Afandi membawakan sebuah hadits, “Shalat jamaah di masjid melebihi shalat sendiri derajatnya 27 kali lipat.”
Kelima, terbiasa halabul ilmi. “Orang haus ilmu itu tandanya gemar menghadiri majelis ilmu,” jelas Afandi.
Afandi lalu membacakan hadits, yang artinya: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR Muslim No 2699).
Keenam, terbiasa sedekah. Secara singkat, Afandi menyampaikan hadits nabi, “Barangsiapa meminta-minta, padahal dia memiliki sesuatu yang mencukupinya, maka sesungguhnya dia telah mengumpulkan bara api.” Mereka berkata, ”Wahai Rasulullah, bagaimana ukuran mencukupi tersebut?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Seukuran makanan yang mengenyangkan untuk sehari semalam.” (HR Abu Daud dan Ahmad).
Rasa Empati
Ketujuh, memiliki rasa empati. “Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir beberapa kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekadarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.”
Kedelapan, berbudaya disiplin. “Bangsa kita lemah dalam hal ini. Mari kita mulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan, agar budaya disiplin tegak,” tuturnya. Menurutnya, hal tersebut bisa dimulai dari menghadiri acara tepat waktu, taat rambu lalu lintas, dan sebagainya. Diapun mengutip hadits.
“Jagalah lima perkara sebelum (datang) lima perkara (lainnya). Mudamu sebelum masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum sibukmu dan hidupmu sebelum matimu.” (HR Nasai dan Baihaqi).
Terakhir, iktikaf guna muhasabah. Afandi menguraikan ayat Allah surat al-Qadr, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam qadar. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.”
Dia pun berdoa, “Semoga kita bisa melanggengkan dan mempertahankan sembilakebiasaan mulia ini.” (*)
Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post