Lima Tips Rangsang Siswa Gemar Membaca

Lima Tips Rangsang Siswa Gemar Membaca, tulisan Ichwan Arif, Co-Editor PWMU.CO dan Kepala Perpustakaan Taman Ilmu SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik (Spemdalas)
Siswa Spemdalas sedang membuat resume isi buku di perpustakaan (Ichwan Arif/PWMu.CO)

Lima Tips Rangsang Siswa Gemar Membaca, tulisan Ichwan Arif, Co-Editor PWMU.CO dan Kepala Perpustakaan Taman Ilmu SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik (Spemdalas)

PWMU.CO – Melatih siswa untuk gemar membaca gampang-gampang sulit. Mood membaca mereka naik turun layaknya rolling coaster. Susah ditebak.

Inilah yang menjadi permasalahan umum di lembaga sekolah. Selain memberikan jatah jam untuk membaca, sekolah pun harus memiliki strategi supaya karakter membaca siswa semakin mengakar. Harus ada hidden program yang menghilangkan kesan memaksa siswa untuk membaca.

Hal pertama yang harus dilakukan sekolah apa?

Sekolah ‘wajib’ memberikan rasa nyaman terlebih dahulu pada siswa. Rasa nyaman ini menjadi pemantik supaya mereka tertarik terlebih dahulu. Biasanya, dengan rasa ini, maka niat membaca siswa terbuka lebar. Ini penting, karena sifat manusiawi siswa, cepat bosan dan boringan.

Kunjungi Perpustakaan

Tips kedua adalah mengunjungi perpustakaan. Langkah kedua ini memiliki benang merah dengan memberikan kenyamanan. Perpustakaan sekolah harus memiliki unsur ini. Ruang ber-AC, ruang bacanya nyaman, bersih, dan tentunya menarik.

Untuk menghilangkan kesan kata males saat masuk perpustakaan, maka bisa menggunakan jurus pembuatan jadwal khusus. Siswa per kelas dibuatkan jadwal masuk perpustakaan secara khusus. Maka, perpustakaan harus membuat memiliki daya tarik pada buku yang dipajang di rak. Mereka bisa memilih buku sesuai keinginannya.

Ulas Buka

Membuat penugasan pada siswa bisa dijadikan tips ketiga. Tapi, biasanya tugas ini hanya diberikan oleh guru bahasa Indonesia saja. Supaya tidak ada kesan penugasan hanya dari guru 1 mata pelajaran (mapel) saja, maka guru yang lain pun ikut gayung bersambut memberikan penugasan serupa.

Sejujurnya, semua mapel memiliki integrasi dan bisa dikembangkan dengan memberikan penugasan dengan memanfaatkan referensi buku di perpustakaan. Mulai dari merangkum sejaran Islam, meringkas tokoh Islam dengan bidang tertentu, maupun membaca kliping koran atau majalah terkait dengan sejarah.

Pemberian tugas tidak harus berat dan terlalu ribet. Siswa beri tugas yang sederhana dengan orientasi proses membaca dilebih diutamakan, dtonjolkan. Setelah itu, kita menyuruh mereka membaca hasil karya yang telah dibuat.

Buku Fiksi

Menyediakan buku yang disenangi siswa adalah langkah jitu. Tidak menapik, siswa memiliki kesukaan dengan buku fiksi. Untuk itu, tips keempat adalah perpustakaan harus sediakan buku tersebut. Buku ini adalah media mereka untuk berimajinasi. Ini juga mendasari, mengapa anak suka dengan game. Buku fiksi dan game sama-sama memiliki ranah dalam olah imajinasi anak. Bisa jadi, siswa kurang minat ke perpustakaan karena di rak berjejer buku bacaan berat atau tugas kliping siswa saja

Perpustakaan bisa menyediakan koleksi buku fiksi, mulai dari buku cerpen, novel, maupun komik. Kalau perlu, sediakan semua buku fiksi supaya siswa bebas memilih buku mana yang akan dibaca.

Ajang Lomba

Lomba membaca, menulis, dan berkarya sangat penting sebagai perangsang siswa memiliki budaya membaca. Lomba ini bukan berdiri sendiri, tetapi kehadirannya bisa menjadi motivasi bagi siswa dalam menuangkan bakat dan talenta. Ini adalah tips kelima.

Lomba ini pun harus ajeg. Bukan lomba tahunan ketika memperingati Bulan Bahasa ketika bulan Oktober semata. Lomba bisa dibuat setahun 3 kali yang bersifat triwulan atau 2 kali dalam satu tahun ketika siswa selesai mengikuti rangkaian penilaian semesteran.

Untuk mengapresiasi, sekolah pun harus memberikan reward sebagai bentuk penghargaan bagi siswa yang telah meraih prestasi dalam lomba. Efek dari bentuk apresiasi ini, bisa memotivasi siswa yang lain untuk bisa bersaing secara sehat dalam lomba berikutnya.

Bentuk apresiasi dengan meng-upload naskah lomba di website sekolah bisa menjadi penyemangat yang selalu diingat sepanjang masa. 5-10 tahun, mereka akan selalu mengingat bahwa karyanya terpampang di website atau perpustakaan sekolah

Editor Mohammad Nurfatoni.

Exit mobile version