PWMU.CO– Hadapi Akreditasi Klinik, Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan mengumpulkan pengelola klinik di Auditorium Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan (RSML), Selasa (17/5/22).
Acara bertajuk Overview Akreditasi Klinik itu MPKU PDM Lamongan mengundang semua klinik Muhammadiyah Lamongan. Dari 11 klinik yang diundang, hadir sembilan klinik yaitu Klinik Muhammadiyah Lamongan, Paciran, Blimbing, Solokuro, Parengan, Keduyung, Sugio, Deket, dan Klinik Brondong.
Ketua MPKU Lamongan dr Abdul Manaf mengatakan, akreditasi klinik kalau dilaksanakan itu waktunya cukup satu sampai dua hari saja. Tapi proses menuju akreditasi itu membutuhkan waktu yang lama.
Makanya hadapi akreditasi klinik, sambung dia, sejak awal kita me-refresh menuju proses-proses yang harus dilalui dalam akreditasi, tentu butuh semangat, energi, sumber daya manusia dan finansial yang perlu kita siapkan.
”Itu semua untuk peningkatan mutu dan kinerja pelayanan kesehatan yang ada di wilayah klinik masing-masing,” terangnya.
Dia menambahkan, MPKU PDM Lamongan berencana mengadakan pelatihan bisa juga bersinergi dengan Dinas Kesehatan Lamongan terkait dengan pendampingan klinik.
Rakerda MPKU
Dokter Manaf mengatakan, MPKU PDM Lamongan dalam waktu dekat tanggal 4 sampai 5 Juni akan mengadakan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) yang diselenggarakan di Hotel Rays UMM Malang. Salah satu Rakerda membahas akreditasi. Pesertanya nanti dari unsur Kepala Klinik dan MPKU.
Yang terpenting, lanjut Manaf, bagaimana sekarang ini hadapi akreditasi klinik yang persiapannya kita mulai hari ini. ”Ada empat Klinik Muhammadiyah yang akan maju akreditasi tahun 2023 yaitu Klinik Sugio, Parengan Blimbing, dan Klinik Brondong,” terangnya.
Lima Klinik Muhammadiyah lainnya menyusul tahun 2024 yaitu Klinik Muhammadiyah Solokuro, Deket, Keduyung, Kedungpring, dan Modo. Dua klinik sudah terakredirasi yaitu Klinik Muhammadiyah Lamongan Kota dan Klinik Muhammadiyah Karangasem Paciran.
Manaf menegaskan, kita sudah berkomitman, bahwa Klinik Muhammadiyah menginisiasi lebih awal maju akreditasi dibanding dengan klinik-klinik yang lain, sehingga kita nanti bisa berbagi dengan klinik-klinik di luar Amal Usaha Kesehatan Muhammadiyah ini.
Pelatihan Akreditasi
Wakil MPKU PDM Lamongan Drs HM Natsir berharap klinik-klinik Muhammadiyah Lamongan segera mungkin ikut mencicipi pelatihan akreditasi dengan mengirim dua orang untuk ikut pelatihan pendamping akreditasi untuk UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) dan Admen (Administrasi Manajemen).
Tujuannya supaya punya greget menyelesaikan akreditasi. Kalau hanya mengandalkan pendamping akreditasi itu lama.
Natsir mengusulkan supaya klinik-klinik membuat surat permohonan kepada MPKU PDM Lamongan, untuk diadakan pelatihan. Walaupun klinik mau maju tahun berapapun harus tepat waktu. Karena akreditasi tidak mudah. ”Makanya hari ini saya menyebutnya darurat akreditasi untuk klinik di Lamongan,” ujarnya.
Menurut dia, ada dua ancaman yang dihadapi. Pertama, dari BPJS Kesehatan. Kalau klinik sudah bekerja sama dengan BPJS tapi belum akreditasi, maka kita akan dipinggirkan dan diberikan kepada yang sudah terakredirasi dan itu realistis.
“Akreditasi itu sebagai warning bahwa kegiatan di klinik sudah terstandar. Jadi kalau belum terakreditasi belum ketemu surveyornya, belum pernah lihat sistemnya dan belum mengisi dokumennya berarti di anggap belum terstandar,” tandasnya.
Masalah ini, kata dia, harus ada di pikiran pengurus klinik. Jadi dibutuhkan kerja sama antara pemilik, kepala klinik termasuk MPKU-nya,”tuturnya.
Penulis Slamet Hariadi Editor Sugeng Purwanto