• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Senin, Juli 4, 2022
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Natsir yang Tekun Memasyarakatkan Bahasa Indonesia

Jumat 3 Juni 2022 | 06:31
4 min read
2.6k
SHARES
8.2k
VIEWS
ADVERTISEMENT
Mohammad Natsir Bapak NKRI. Ditulis oleh Ustadz Nur Cholis Huda, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur; penulis buku-buku inspiratif.
Mohammad Natsir yang Tekun Memasyarakatkan Bahasa Indonesia (Ilustrasi Matan/RH)

Natsir yang Tekun Memasyarakatkan Bahasa Indonesia; Oleh M. Anwar Djaelani, penulis buku-buku termasuk Jejak Kisah Pengukir Sejarah

PWMU.CO – Di keseharian, bahasa adalah perkara penting. Dengan bahasa, komunikasi antarsesama menjadi lancar. Bahkan, dengan bahasa, rasa persatuan sebagai sesama bangsa bisa mudah dirajut. 

Di titik ini, Mohammad Natsir (1908-1993) termasuk di antara yang serius dan sabar dalam memasyarakatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Dia turut memperjuangkan bahasa Indonesia sebagai pemersatu bangsa. 

Lewat sikap dan tindakannya, Natsir berusaha keras menyosialisasikan bahasa Indonesia agar dipakai di keseharian. Terkait hal ini, Natsir sang pejuang bangsa asal Alahan Panjang – Solok Sumatera Barat itu, konsisten.

Bersama JIB

Natsir benar-benar mulai aktif di dalam pergerakan kemerdekaan, menghadapi penjajah, di atas tahun 1925. Waktu itu Natsir dan kawan-kawannya sudah mulai mengadakan gerakan di kalangan pemuda. 

Saat Natsir mulai aktif, di kancah pergerakan ada Jong Java, Jong Sumatera, Jong Ambon, dan sebagainya. Sementara, Natsir dan kawan-kawannya aktif di Jong Islamieten Bond (JIB). 

Berbagai “Jong” (yang disebut pertama di paragraf di atas itu) sifatnya kedaerahan. Hal itu berbeda dengan Jong Islamieten Bond yang sifatnya menasional. Salah satu buktinya, di mana-mana ada cabang Jong Islamieten Bond. Organisasi yang disebut terakhir ini, di manapun tidak terpisah-pisah melainkan menjadi satu. 

Keadaan di atas mirip dengan yang terjadi di Budi Utomo dan Syarikat Islam. Jika Budi Utomo banyak pengikutnya di Jawa, maka berbeda dengan Syarikat Islam. Bahkan, HOS Tjokroaminoto-pendiri Syarikat Islam-adalah “Peletak Dasar Perubahan Sosial-Politik di Indonesia”, kata sejarawan Prof. Ahmad Mansur Suryanegara di buku “Menemukan Sejarah” karyanya.    

Unik, Unik!

Ada satu pengalaman Natsir yang, rasanya, tak mungkin dilupakan oleh Sang Pahlawan Nasional itu. Pengalaman itu ada hubungannya dengan usaha dia dalam memperjuangkan tegaknya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. 

Mari rasakan, betapa sulit terutama di awal-awal, perjuangan nasional di aspek menjunjung tinggi bahasa Indonesia. Suatu kali Natsir diminta untuk memberikan ceramah pada kongres Jong Islamieten Bond di Semarang.

Kala itu, Natsir diminta untuk menerangkan hak-hak wanita dalam Islam. Belum lima menit Natsir berceramah, tiba-tiba terdengar interupsi dari tengah-tengah hadirin.

Apa isi interupsi? Mereka meminta agar Natsir melanjutkan ceramahmya dalam bahasa Belanda. Rupanya, pihak yang mengajukan interupsi belum mengerti bahasa Indonesia. Padahal, sebelum itu yaitu lewat Sumpah Pemuda di tahun 1928 sudah dinyatakan secara tegas tentang kita sebagai “Satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa: Indonesia”.

Artinya, lewat kejadian bahwa ada pihak yang menginterupsi ceramah Natsir, itu memperlihatkan bahwa praktik berbahasa Indonesia belum terlaksana dengan baik waktu itu. Sebagian, masih menggunakan bahasa Belanda. Dengan demikian, bagaimana “menasionalkan” bahasa Indonesia-di saat itu-merupakan suatu perjuangan tersendiri.

Kenanglah, Teruskanlah!

Natsir dan Jong Islamieten Bond terus melangkah, berupaya agar masyarakat selalu berbahasa Indonesia. Alhamdulillah, lambat-laun usaha itu membuahkan hasil. 

Adapun di antara ukuran keberhasilan perjuangan mereka itu, misalnya, ada pada majalah Jong Islamieten Bond sendiri. Jika semula menggunakan bahasa Belanda, kemudian bertahap yaitu dari setengah-setengah bagian sampai pada akhirnya total menggunakan bahasa Indonesia. 

Demikianlah, gambaran perjuangan Natsir dan Jong Islamieten Bond dalam menyadarkan rakyat. Itu, dimulai dari anggota-anggota organisasinya terlebih dahulu lalu meluas ke rakyat kebanyakan. 

Memang, saat itu dirasakan, bahwa meningkatkan dan menguatkan kesadaran tentang “Satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa: Indonesia” adalah tugas yang tidak mudah. Atas situasi ini, Natsir dan kawan-kawannya di Jong Islamieten Bond makin menyadari bahwa memasyarakatkan bahasa Indonesia merupakan tugas mulia bahkan bagian dari kewajiban sebagai seorang Muslim. Maka, dengan penuh ketekunan, Natsir dan Jong Islamieten Bond terus-menerus memperjuangkannya. 

Alhasil, jika hari-hari ini kita nyaman berkomunikasi dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional maka sesungguhnya antara lain ada jasa Natsir dan Jong Islamieten Bond di dalamnya. Alhamdulillah! (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Tags: M Anwar DjaelaniM Natsir
SendShare1044Tweet653Share

Related Posts

Abdul Malik Ahmad sang Penjaga Tauhid

Minggu 3 Juli 2022 | 04:21
349

Abdul Malik Ahmad sang Penjaga Tauhid Abdul Malik Ahmad sang Penjaga Tauhid; Oleh M. Anwar Djaelani, penulis sejumlah...

Letkol HS Prodjokusumo sang Pendiri Kokam, Ini Lima Idenya untuk Muhammadiyah

Sabtu 25 Juni 2022 | 16:56
10.7k

Letkol HS Prodjokusumo sang Pendiri Kokam, Ini Lima Idenya untuk Muhammadiyah, Oleh M. Anwar Djaelani, penulis dwilogi KH Ahmad...

Jejak Emas Djazman Al Kindi, Bapak Pengaderan Muhammadiyah

Minggu 19 Juni 2022 | 17:04
346

Jejak Emas Djazman Al Kindi, Bapak Pengaderan Muhammadiyah Jejak Emas Djazman Al Kindi, Bapak Pengaderan Muhammadiyah; Oleh M. Anwar...

Nasihat Natsir soal Penyakit Cinta Dunia

Jumat 10 Juni 2022 | 10:34
455

Nasihat Natsir soal Penyakit Cinta Dunia (Ilustrasi Matan/RH) Nasihat Natsir soal Penyakit Cinta Dunia; Oleh M. Anwar Djaelani, dosen Akademi Dakwah Indonesia...

Jangan Takut Berkata Tidak, Belajar dari Hamka dan Natsir

Jumat 27 Mei 2022 | 23:04
425

M. Anwar Djaelani: Jangan Takut Berkata Tidak, Belajar dari Hamka dan Natsir (Sketsa foto Atho'...

UAS, Islamofobia, dan Telaah Natsir

Jumat 20 Mei 2022 | 07:34
9.2k

M. Anwar Djaelani: UAS, Islamofobia, dan Telaah Natsir (Sketsa foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) UAS, Islamofobia, dan...

Mohammad Natsir dan Tiga Gurunya yang Inspiratif

Jumat 13 Mei 2022 | 11:13
743

Mohammad Natsir dan Tiga Gurunya yang Inspiratif. Dari kiri: A. Hasan, Haji Agus Salim, Ahmad...

Doa Al-Fatihah Orangtua Tuntaskan Kesembuhan Sakit Saya

Senin 9 Mei 2022 | 07:43
686

M. Anwar Djaelani: Doa Al-Fatihah Orangtua Tuntaskan Kesembuhan sakit Saya (Sketsa foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Doa...

Cerita Gagalnya Pemberian Gelar Dr HC untuk Mohammad Natsir

Sabtu 7 Mei 2022 | 11:08
578

Mohammad Natsir. Cerita Gagalnya Pemberian Gelar Dr HC untuk Mohammad Natsir (antaranews.com) Cerita Gagalnya Pemberian...

Mochtar, Murid KH Ahmad Dahlan yang Berjasa dalam Gerakan Literasi Muhammadiyah

Kamis 21 April 2022 | 15:46
311

Mochtar, Murid KH Ahmad Dahlan yang Berjasa dalam Gerakan Literasi Muhammadiyah Mochtar, Murid KH Ahmad...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Songsong Tahun Ajaran Baru, Ini Program Lima Kabid SD Mudisa Jember

    1147 shares
    Share 459 Tweet 287
  • Idul Adha Arab Saudi dan Muhammadiyah Sama, Kebetulan yang Penuh Berkah

    7134 shares
    Share 2854 Tweet 1784
  • Masjid Al Fattah Tulungagung, Ada Filosofi Sujud dalam Arsitekturnya

    1092 shares
    Share 437 Tweet 273
  • Gus Baha’ Sentil Umat yang Malas

    1415 shares
    Share 566 Tweet 354
  • Idul Adha 2022 Beda: Muhammadiyah 9 Juli, Pemerintah 10 Juli, Begini Menyikapinya

    10319 shares
    Share 4128 Tweet 2580
  • Pakai E-Voting, Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah

    8735 shares
    Share 3494 Tweet 2184
  • Puasa Arafah, saat Wukuf atau Tanggal 9 Dzulhijjah?

    493 shares
    Share 197 Tweet 123
  • Enam Aspek Pemahaman dalam Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka

    6745 shares
    Share 2698 Tweet 1686
  • RSML Juara Umum PORRSMA

    159 shares
    Share 64 Tweet 40
  • Puasa Arafah Berdasarkan Hari atau Tanggal?

    520 shares
    Share 208 Tweet 130

Berita Terkini

  • Tertarik Prestasi dari Berita Online, Unmuha Akhirnya Kunjungi UmsidaSenin 4 Juli 2022 | 12:54
  • Meneladani Keluarga Nabi Ibrahim dari Kisah KurbanSenin 4 Juli 2022 | 12:33
  • Aktivis IMM
    Aktivis IMM Itu Juara Dai NasionalSenin 4 Juli 2022 | 11:37
  • Luar Biasa! Begini Besarnya Potensi Lahan Dakwah DigitalSenin 4 Juli 2022 | 08:25
  • Kepala Sekolah Wajib Miliki Tiga Kriteria IniSenin 4 Juli 2022 | 07:14
  • Tiga Keistimewaan Bulan Dzulhijah Dikupas di Kajian Ahad PCM SineMinggu 3 Juli 2022 | 23:27
  • Dipuji Haedar Nashir
    Dipuji Haedar Nashir, Begini Respon Rektor UM BimaMinggu 3 Juli 2022 | 22:42
  • Gelar Seminar Jurnalistik
    Gelar Seminar Jurnalistik, IMM al-Iskandariyah Perangi HoaxMinggu 3 Juli 2022 | 22:14
  • Upgrading Metode Tajdied
    Upgrading Metode Tajdied, Guru Belajar Kode TepukanMinggu 3 Juli 2022 | 20:53
  • Ikut Pelatihan Menulis, Dapat Rezeki NomplokMinggu 3 Juli 2022 | 20:33

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In