Laki-Laki Versus Perempuan, merupakan bagian kelima dari buku Spiritualitas Pernikahan Meraih Kebahagiaan dengan Rahmat Ilahi, karya Moh. Sulthon Amien.
Penulis adalah Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim; Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah Surabaya; Ketua Badan Pembina Yayasan Insan Mulia Surabya; dan Direktur Utama Laboratorium Diagnostik Parahita Surabaya.
PWMU.CO – Mahasuci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui (Yasin 36).
Diciptakan antara laki-laki dan perempuan berpasang-pasangan adalah karena keduanya saling membutuhkan satu dengan lainnya. Dua makhluk yang berbeda kodrat tersebut ibarat arus listrik antara negatif dan positif. Satu dengan yang lain mempunyai kelebihan sesuai dengan kondisi masing-masing.
Perbedaan kedua secara signifikan dalam hal untuk saling memahami karakteristik masing-masing. Seperti disabdakan Nabi SAW, “Perempuan diciptakan dari tulang rusuk dalam keadaan bengkok, kalau engkau bisa bergaul dengan dia, tetapi dia dalam keadaan bengkok dan jika engkau hendak meluruskannya, maka engkau akan mematahkannya dan patahnya ialah bercerai. (HR Muslim). Riwayat yang lain menambahkan, “Oleh karena itu, berpesanlah engkau terhadap perempuan dengan cara yang baik” (HR Bukhari).
llmu pengetahuan modern berhasil membuktikan bahwa otak laki-laki ternyata berbeda dengan otak perempuan. Perbedaan tersebut terjadi karena faktor hormonal saat mereka berkembang dalam kandungan.
Uniknya, kromosom laki-laki dikenal sebagai X dan Y, sedang wanita cuma satu kromoson X saja. Kromoson bapak berperanan sangat penting di sini karena akan menentukan jenis kelamin bayinya.
Jika si X dari ibu bertemu dengan si Y dari ayah, jadilah janin laki-laki. Bakal alat kelamin yang disebut gonad akan membentuk testis (buah pelir). “Benda” ini akan menghasilkan hormon laki-laki (androgen) yang mengatur perkembangan otak ke arah pria.
Sementara itu, jika si X dari ibu bertemu dengan X dari ayah, jadilah janin perempuan. Bukan buah pelir yang terbentuk, tetapi ovarium. “Benda” ini menghasilkan sel telur yang dapat memproduksi hormon perempuan (estrogen). Ia kemudian mengatur perkembangan otak ke arah kaum hawa.
Keunggulan Perempuan dan Laki-Laki
Kaum perempuan disebut-sebut oleh pakar memiliki keunggulan dibandingkan dengan laki-laki dalam dua hal, yaitu dalam hal menahan nyeri dan mengolah stres.
Struktur fisik perempuan agaknya memungkinkan hal itu terjadi. Menstruasi yang datang setiap bulan dengan tingkat nyeri yang berbeda-beda, kesakitan pada waktu melahirkan atau keguguran, kelelahan ketika menjaga janin atau bayi, problem yang datang dari berbagai sisi, seperti masalah anak, masalah dapur, dan lain-lain, dapat teratasi oleh perempuan. Boleh jadi struktur otak yang berbeda menjadi penyebab kekuatan super itu.
Tetapi, dari segi masalah seks tidak ada perbedaan yang signifikan pada laki-laki maupun perempuan normal. Sama-sama mau dan mampu. Bedanya laki-laki bisa on dan off. Sementara perempuan selalu on, sekalipun dia dalam keadaan off (artinya, pada saat tidak bergairah tetap dapat melayani suami tercinta) (Pasiak: 2004).
Dalam belajar, perempuan dan laki-laki mempunyai learning dan thinking style yang berbeda. Karena itu, pengelolaan kelas (dari sudut pendidikan) akan jauh lebih efektif dan optimal jika kedua jenis kelamin itu dibimbing menurut style masing-masing.
Model pembelajaran tutorial akan lebih optimal mengerahkan kedua jenis kelamin ini. Namun, ini tidak berarti ada pemisahan kelas antara keduanya. Yang paling penting, pendidik harus bisa memahami bagaimana mereka berpikir sehingga lebih mudah membimbing (Pasiak: 2007).
Secara umum lelaki cenderung pada olahraga, berburu, pekerjaan yang melibatkan gerakan dibandingkan dengan wanita. Lelaki cenderung pada tantangan dan perkelahian, sedangkan wanita cenderung pada kedamaian dan keramahan. Lelaki lebih agresif dan suka ribut, sementara perempuan lebih tenang dan tenteram.
Perempuan menghindari penggunaan kekerasan terhadap dirinya atau orang lain, karena jumlah wanita yang bunuh diri lebih sedikit daripada jumlah pria. Caranya pun berbeda, lelaki biasa menggunakan cara yang lebih keras: pistol, tali gantungan, atau meloncat dari ketinggian. Sementara perempuan menggunakan obat tidur, racun, dan semacamnya.
Baca sambungan di halaman 2: Perbedaan Lelaki dan Perempuan