Rapat Majelis Tabligh sambil Bakar Ikan dan Jagung; Liputan kontributor PWMU.CO asal Lamongan: Mohamad Su’ud
PWMU.CO – Ada-ada saja ide kreatif yang dilakukan oleh Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan. Sembari rapat, para anggotanya ini menikmati bakaran jagung dan ikan golok sabrang alias moto ombo.
Acara santai ini dilakukan di pelataran tegal milik Kiai Chozin, di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, Sabtu (11/6/2022).
Gerimis yang mengguyur area ‘pembakaran’, tidak mengendorkan para pelaku dakwah ini. “Acara yang diberkahi,” ucap Pemangku Pondok Pesantren Al-Islam, Tenggulun ini.
Walaupun rintik hujan turun, namun tidak sempat membasahi tempat acara.
Satu per satu anggota Majelis Tabligh yang datang di lokasi, langsung bergabung dan membantu bakar jagung dan ikan. Karpet ukuran 6 x 8 m terhampar luas di pojok kebun, yang dari awal sudah disiapkan tuan rumah.
Sambal kacang menjadi campuran ikan. “Nikmat sekali,” kata Irfanuddin, ‘seksi’ pembakaran.
Warga Ikut Bergabung
Beberapa menu makanan terhidang di gubuk kebun jagung. Ada nasi jagung, sayur menir, nasi putih, gimbal jagung, eseng pindang, sayur asem, dan udang. “Benar-benar acara yang berkesan,” seloroh Fatih Futhoni.
“Setelah ini kita ganti di Sumurgayam, Paciran saat musim hujan,” canda Ustadz Suudi Mukrom, ‘koordinator acara’. Dia bertanggung jawab membawa ikan yang sudah disiapkan dari rumah.
Ketua Majelis Tabligh PDM Lamongan Masro’in Assafani, mengatakan acara ini dikemas semi formal untuk menciptakan keakraban sesama anggota Majelis Tabligh.
“Dengan membakar jagung, terdapat bongkol berjajar bijinya secara rapi dan rapat, makna yang tersirat laksana dalam berjuang disertai dengan kekompakan dan pikiran yang sama untuk pencerahan umat,” urai pria asal Desa Sapan, Kecamatan Laren, Kabupatan Lamongan, itu
Gelak tawa kecil yang menghiasi acara, menjadi perhatian pengguna jalan. Tidak kurang dari 10 warga setempat mampir turut menikmati hidangan dan duduk bersama di bawah rindangnya pohon jambu. Berbaur dalam kekeluargaan. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni