Menutup
Hubungan bangsa Yahudi dengan Tuhan sejak awal memang tidak baik-baik saja. Mereka durhaka. Hal itu dijelaskan di Quran surah Yusuf. Surah ke-12 dengan jumlah 111 ayat itu hampir seluruhnya menjelaskan eksistensi kehidupan awal Yahudi.
Maka kalau mau tahu jelas subyek bangsa Yahudi, bagaimana tabiatnya, wajib memahami surah ini. Itu sudah cukup jadi sumber. Sampai-sampai Allah membuka dengan menegaskan, “Alif lam ra. Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al Quran) yang jelas.”
Ditegaskan di ayat 3: “Kami menceritakan kepadamu (Muhammad) kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya engkau sebelum itu termasuk orang yang tidak mengetahui.”
Sayang, terkadang kisah Yusuf—juga kisah-kisah lain dalam Quran–lebih dinarasikan seperti dongeng. Dibumbui sana-sini. Biar heboh. Penuh dramatisasi. Fatalnya yang dibumbukan justru cerita-cerita israiliyat yang kebenarannya boleh diragukan. Bahkan sampai mengaburkan substansi kisah-kisah tersebut.
Jangan menggunakan referensi israiliat atau yang ditulis maupun diucapkan orang-orang Yahudi. Karena sangat pantas diragukan mengingat tabiat kebohongan mereka. Jangankan sejarah, kitab suci saja diubah.
“Maka apakah kamu (kaum Muslimin) sangat mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, sedangkan segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya, padahal mereka mengetahuinya.” (al-Baqarah 75).
Segolongan dari mereka juga menulis kitab lantas mengklaim bahwa yang ditulis itu dari Allah. “Maka celakalah orang-orang yang nenulis kitab dengan tangan mereka (sendiri) kemudian berkata bahwa ini dari Allah (dengan maksud) menjualnya dengan harga murah.” (al-Baqarah 79).
Ayat ini menjadi peringatan bahwa orang-orang Yahudi akan menjadi pencipta instrumen sekaligus penyebar kebohongan (hoax) di seluruh muka bumi seperti dewasa ini. Yahudilah tokoh post-truth (pascakebenaran). Lihat siapa pencipta dan penguasa media sosial, media mainstream global? Media itu instrumen menyebar hoax, propaganda, adu domba, menyebar ujaran kebencian dan permusuhan.
Sejalan dengan makna Dajjal yaitu menutup. Menutup apa? Menutup kebenaran dengan kebohongan. Kebenaran dengan kebatilan. Cahaya dengan kegelapan. Kesalehan dengan kefasadan (merusak).
Baca sambungan di halaman 3: Nabi Yakub
Discussion about this post