Nabi Yakub
Nabi Yakub alias Israil bin Nabi Iskak bin Nabi Ibrahim punya 12 anak yang semuanya laki-laki. Mereka disebut Bani Israil. Sepuluh di antaranya menganiaya Yusuf dengan cara memasukkan ke dalam sumur. Tujuannya dua, Yusuf mati atau ditemukan pedagang dan diperdagangkan untuk budak. Inilah sumber mengapa tabiat bangsa Yahudi senang melakukan kejahatan pembunuhan dan perbudakan.
Setelah bertemu Yusuf mereka mengakui kesalahan (Yusuf 91). Tetapi mereka tidak pernah mau meminta ampun kepada Allah. Nah, inilah kesombongan Yahudi terhadap Allah. Kesombongan mereka juga ditunjukkan dengan menuduh ayah mereka, Nabi Yakub lemah akal (Yusuf 94).
Bayangkan, rasul Allah yang juga ayah mereka disebut lemah akal. Apakah bukan kesombongan? Terlalu.
Kesombongannya ditunjukkan dengan menyuruh ayahnya yang memohonkan ampun. Mereka sendiri tidak mau meminta maaf atau ampun kepadaAllah. “Wahai ayah kami, mohonkanlah ampunan untuk kami atas dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang yang bersalah (berdosa).” (Yusuf 97)
Dia (Yakub) berkata, “Aku akan memohonkan ampunan bagimu kepada Tuhanku. Sungguh, Dia Yang Maha Pengampun, Maka Penyayang.” (Yusuf 98).
Nabi Yusuf
Yusuf memboyong seluruh Bani Israil (Yahudi) ke Mesir. Saat itu Yusuf menjadi pejabat tinggi penting di Mesir. Dengan pindah ke Mesir berarti mereka terlepas dari deraan kekeringan, kelaparan sebagai azab Allah atas kekejamannya terhadap Yusuf.
Hidup enak di Mesir. Apakah mereka bersyukur? Tidak.
Apakah mereka berterima kasih kepada Yusuf? Tidak juga.
“Dan sungguh, sebelum itu Yusuf telah datang kepadamu dengan membawa bukti-bukti yang nyata, tetapi kamu senantiasa meragukan apa yang dibawanya, bahkan ketika dia wafat, kamu berkata, Allah tidak akan mengirim seorang rasul pun setelahnya. Demikianlah Allah membiarkan sesat orang yang melampaui batas dan ragu-ragu.” (Ghafir 34).
Allah menjatuhkan hukuman atas sikapnya itu. “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memberi tahukan bahwa sungguh, Dia akan mengirim orang-orang yang akan menimpakan azab yang seburuk-buruknya kepada mereka sampai hari kiamat. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat siksa-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (al-Araf 167).
Dan benar. Allah mengirim Firaun untuk menindas dan menyiksa mereka.
Astaghfirullah. Rabbi a’lam. (*)
Sidorarjo, 13 Juni 2022
Discussion about this post