Di MI Mutu Kedungadem, Kak Budi mendongeng kisah sepeda baru Kamila. Liputan Samsul Arifin, kontributor PWMU.CO Bojonegoro.
PWMU.CO –MI Muhammadiyah 1 (MI Mutu) Kedungadem menggelar kegiatan pemantapan peserta didik baru tahun ajaran 2022/2023, Sabtu (12/6/22). Kegiatan meriah yang diisi pentas seni, bazar makanan, serta pentas dongeng dari Kak Budi.
Bertempat di halaman sekolah, acara dimulai pukul 08.00-11.00. Kepala MI Mutu Kedungadem M Abdul Rofiq Roziqi MPd menyampaikan, untuk penerimaan peserta didik baru sudah hampir 100 persen. “Alhamdulillah, untuk pendaftaran PPDB tahun 2022/2023 sudah 57 peserta. Targetnya kita buka 60 peserta didik,” ujarnya.
Menurut dia, dalam acara pemantapan peserta didik tersebut, sekolah mengundang Pendongeng Kak Budi. “Tujuannya, untuk memberi semangat pada para peserta didik MI Mutu Kedungadem, agar setelah liburan nanti tetap semangat untuk belajar,” ungkapnya.
Selain itu, kata dia, ada tampilan siswa-siswa MI Mutu Kedungadem mulai dari menyanyi dan bazar di halaman sekolah dan pentas seni. “Ini diadakan untuk menyambut calon siswa baru juga, yang bertujuan untuk mengasah kemampuan siswa dan memberi pengalaman, agar tidak malu ketika tampil dilihat banyak orang,” jelasnya.
Kisah Sepeda Baru Kamila
Kak Budi pendongeng menceritakan tentang anak kecil yang Bernama Kamila, dia mengisi liburan dengan membantu kakeknya. “Adek-adek ada cerita tentang anak kecil namanya Kamila yang mengisi liburan dengan membantu kakek. Kakek menjanjikan akan memberikan hadiah uang untuk membeli sepeda. Setelah 14 hari berlalu akhirnya uang yang dijanjikan terkumpul,” kisah Kak Budi.
Keesokan harinya, rencana membeli sepeda gagal karena malam harinya terjadi hujan lebat, yang membuat kotak uangnya hanyut terbawa banjir. “Kamila lalu menangisi kehilangan itu,” ujarnya.
Kak Budi lalu melanjutkan, akhirnya keesokan harinya datang tamu dengan baju yang sangat jelek mengantarkan sebuah kotak milik Kamila, di dalamnya penuh dengan uang. “Akhirnya bisa membeli sepeda baru.
Sang ayah lalu menasehati bahwa belajar atau bersekolah itu semangatnya bukan karena sepeda, uang saku, tapi niatan untuk mencari ilmu, dan juga memperbaiki diri. “Setelah diberi nasehat sang ayah, Kamila menjadi semangat setelah liburan. Kamila mengerti maksud ayahnya, jika perbuatan segala sesuatunya dinilai Allah dari niatnya. Dia kemudian memperbaiki niatnya untuk belajar,” tutur Kak Budi.(*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.