Peserta ECT Belajar Bahasa Inggris sambil Ngafe, liputan Ria Rizaniyah dan Irma Sonya Suryana kontributor PWMU.CO
PWMU.CO – Peserta Edu Cultural Trip (ECT) 2022 Pusat Bahasa Spemdalas (PBS) belajar bahasa Inggris di Mr K Cafe, Selasa (14/6/22).
Dalam acara ini merupakan bentuk kerjasama antara PBS dan English Cafe. Wakil ketua PBS sekaligus ketua pelaksana ECT Khoiro Numsyah SPd menyampaikan kegiatan ini merupakan pengembangan wawasan bahasa Inggris sekaligus budaya.
“Kami ingin menunjukkan ke anak-anak bahwa belajar bahasa Inggris tidak hanya textbook di kelas,” ujarnya.
Dia memaparkan di tempat hangout juga bisa belajar bahasa Inggris. Jadi anak-anak bisa punya mindset bahwa kita bisa belajar di mana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja.
Habiskan Malam
Siswa kelas VIII ICP 1 SMP Muhammadiyah 12GKB Gresik (Spemdalas) Sarah Diana Amalia menyampaikan rasa senangnya belajar bahasa Inggris di cafe.
“Menghabiskan malam di English Cafe bersama teman-teman adalah hal yang paling saya tunggu-tunggu saat di Semarang,” katanya.
Di sana peserta ECT membuat kelompok acak bersama guru English Cafe yang disebut cheft. Setelah mendapatkan kelompok masing-masing, kita memperkenalkan diri dan memberi tahu funfact tentang kita kepada teman sekelompok menggunakan bahasa Inggris.
“Kegiatan itu membuat peserta sangat gugup untuk berbicara di depan teman-teman.”
Meski begitu, lanjutnya, agenda English Cafe dengan beberapa guru bahasa Inggris di sana sangat menyenangkan ditambah dengan menikmati minuman dan makanan cafe yang enak.
“Pengalaman berkumpul di cafe dengan banyak teman, membuat saya tak mudah untuk melupakan pengalaman kali ini,” tuturnya.
Sangat Seru
Hal senada disampaikan Zalfa Badria. Siswa kelas VIII ICP 2 ini menuturkan acara tersebut senang dan seru.
“Menurut saya, english cafe sangat seru dan menyenangkan. Tempatnya bagus dan modern, dan kami sangat disambut ramah oleh chef-chef yang ada di English Cafe,” ungkapnya.
Ini adalah, sambungnya, belajar bahasa Inggris dengan konsep cafe pertama di Indonesia. Acaranya unik dan menarik, karena bagus untuk para remaja belajar bahasa Inggris dengan konsep yang berbeda.
Pada kesempatan itu peserta diberi challenge untuk menyebutkan latar belakang didirikannya English Cafe. Bagi peserta yang bisa menjawab challenge tersebut akan diberikan fee course. Sontak Zulfi Adam peserta dari Smamio memberanikan diri menjawabnya.
Suasana Cafe yang Asyik
Siswa SMA Muhammadiyah 10 GKB Gresik (Smamio) Farah Amalia Shabrina menyatakan suasana cafe yang asik membuat belajar jadi berbeda.
“Tempatnya asyik, serasa lagi nongkrong sama bestie.”
Kami juga disuruh menggambarkan pengalaman yang tidak terlupakan. “I go to balongpanggang without handphone,so i help my parents in balongpanggang to make meatballs,” jawab Farah di depan English Chef yang menjadi tentornya.
Di sesi akhir, Sensei Uzairi guru bahasa Jepang yang juga merupakan tim PBS memberikan kesan dan pesan di hadapan peserta English Cafe
“English Cafe merupakan konsep baru dalam menciptakan metode pembelajaran, karena menurut tim English Cafe pembelajaran tidak melulu di dalam kelas, bahkan bisa dilaksanakan di mana saja, termasuk di cafe seperti konsep yang mereka usung,” tutupnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.