PWMU.CO – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah 2005-2010 dan 2010-2015, Prof Din Syamsuddin mengaku sedih karena ada segelintir kalangan di internal Muhammadiyah yang menganggap adanya imam lain selain Ketua Umum PP Muhammadiyah. Bahkan, mereka menyebut imam di luar Muhammadiyah tersebut sebagai Imam Besar.
(Berita terkait: Din Syamsuddin: Kasus Ahok Hanya Puncak Gunung Es, Masalah di Bawahnya Jauh Lebih Besar dan Fikih dan Fikib Umat Islam Menurut Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Prof Din Syamsuddin)
”Mohon maaf saya sedih kalau ada jajaran Muhammadiyah yang menganggap ada imam lain di luar Muhammadiyah. Imam kita itu Al-qur’an, Nabi Muhammad SAW,” kata Din dalam Konsolidasi Organisasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur menjelang Tanwir Muhammadiyah 2017, di Aula Mas Mansur Gedung PWM Jatim, Sabtu (11/2).
(Berita terkait: Pembelian TV Nasional yang Gagal dan Rp 500 M Dana Muhammadiyah Jatim dan Optimisme Din Syamsuddin di Konsolidasi PW Muhammadiyah Jatim)
Din pun menyebut bahwa imam besar Muhammadiyah adalah Ketua Umum PP Muhammadiyah. ”Imam sementara kita di dunia maupun di organisasi namanya Ajengan Dr Haedar Nashir. Lagu Sang Surya kita, sami’naa wa atha’naa. Itulah imam besar Muhammadiyah,” tegas Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.
(Baca juga: Penjelasan Din Syamsuddin Kenapa Muhammadiyah Jarang Adakan Kegiatan Pengumpulan Massa dan Aksi 112: Patuhi Organisasi, 19 Bus Rombongan Muhammadiyah Ini Batalkan Berangkat ke Jakarta)
Din kembali mengingatkan bahwa tidak ada imam besar umat Islam Indonesia. ”Kalau mau mengakui secara organisasi atau kelembagaan, ya Majelis Ulama Indonesia (MUI). Maka anggaplah Ketua Umum KH Ma’ruf Amin itu Imam Besar,” ujar Din di hadapan perwakilan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) se-Jatim.
Karena itu, Din mengajak kader Muhammadiyah agar jangan gamang dan kehilangan pengangan. ”Sudah saya bilang, jangan ada yang bilang Imam Besar,” tandasnya pria yang juga Ketua Ranting Muhammadiyah Pondok Labu Jakarta itu.(aan)
Discussion about this post