11 Tahun Menunggu, Kini Aku Penuhi Panggilan-Mu ya Allah, tulisan Ichwan Arif, co-editor PWMU.CO yang sedang naik haji.
PWMU.CO – Setelah hampir 11 tahun menanti, dengan izin Allah SWT, akhirnya saya dan istri memenuhi panggilan-Nya, untuk menunaikan ibadah haji tahun ini.
Tahun 2020, semestinya berangkat, tetapi karena kondisi pandemi, akhirnya ibadah haji pun ditunda. Keberangkatan harus mundur, sambil menunggu Covid-19 ini membaik kembali.
Rasa syukur tak terhingga selalu saya panjatkan ketika memastikan bahwa nomor porsi masuk menjadi calon jamaah haji (CJH). Betapa tidak, menunggu kepastikan ini membuat degub jangung terus terpompa, terpacu setiap detik, menit, setiap hari.
Kriteria CJH tahun ini bisa dibilang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pandemi ini mengisyaratkan kouta jamaah haji dibatasi. Begitupun umur CJH, ada pembatasan.
Di satu sisi, ada rasa kebersyukuran tak terhingga karena tahun ini bisa memenuhi panggilan Allah SWT, di satu sisi juga ada teman satu KBIH yang awalnya ikut manasik bareng, tidak bisa menunaikan ibadah haji karena tidak memenuhi syarat tersebut.
“Bismillah, insyaallah ada skenario terbaik yang sudah ditulis oleh Allah untuk saudara-saudaraku,” ucapku dalam hati.
Kalimat Talbiyah
Tidak hanya saat manasik yang diselenggarakan KBIH, pihak kabupaten, dan juga kecamatan, kalimat talbiyah pun selalu kuucapkan sebagai bentuk kerinduan hamba pada Sang Khalik.
Ketika kalimat ini melantun, inilah jawaban atas panggilan Allah. Maka, saat itulah benih-benih sifat tulus ikhlas, hati bersih dari sifat riya, sombong, dan ingin dipuji terus meraja. “Semoga Allah selalu mempertahankan dan terus ‘mengikatnya’ dalam diri ketika menjalankan ibadah,” ucapku lirih di hati.
Kalimat talbiyah juga menjadi menjadi pengkukuh kekhusukan dan kerendahan diri seorang hamba. Lantunan suara ketidakberdayaan hamba di depan Allah. Inilah wujud kesyukuran hamba atas nikmat panggilan menunaikan ibadah haji.
Ini adalah bentuk hakikatnya manusia sedang diajak masuk alam kehambaan sejati, mengakui keagungan dan kemahakuasaan Allah. Hati akan bergetar tak berperi. Menunduk dan merintih menangis di hadapan Illahi
“Aku memenuhi panggilan-Mu ya Rabb. Tidak ada sekutu bagi-Mu ya Rabb. Segala macam pujian dan semua jenis kekuasaan hanya milikMu ya Rabb.”
Kalimat ini mengisyaratkan ketundukan dan keberserahan diri, sebuah pengakuan seorang hamba yang tidak punya apa-apa, yang lemah, dan tidak kuasa bahkan terhadap dirinya sendiri.
Ibadah haji adalah mengajak semua umat manusia agar ingat tentang kesadaran Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, sesungguhnya kita berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya.
Baca selengkapnya di halaman 2: Menitipkan Keluarga pada Allah
Discussion about this post