Abdul Malik Ahmad sang Penjaga Tauhid; Oleh M. Anwar Djaelani, penulis sejumlah buku
PWMU.CO – Abdul Malik Ahmad termasuk kader Muhammadiyah yang punya jejak istimewa. Dia pemberani dalam menegakkan kebenaran meski itu “berhadapan” dengan kekuasaan. Tentang ini setidaknya tercatat dua kali.
Ulama ini lahir pada 7 Juli 1912 di Nagari Sumanik, Kelarasan Tanah Datar, Sumatera Barat. Abdul Malik Ahmad aktif di Muhammadiyah sejak muda. Awal, dia dikader secara istimewa oleh Buya AR Sutan Mansyur. Jadilah dia sebagai kader Muhammadiyah yang berilmu dan militan.
Malik Ahmad, demikian panggilan akrabnya. Belakangan, masyarakat lebih banyak yang menyebutnya sebagai Buya Malik Ahmad.
Pendidikan dan Pengkaderan
Abdul Malik Ahmad adalah anak pertama pasangan Ahmad bin Abdul Murid (1883-1928) dan Siti Aisyah. Dia tumbuh di tengah kondisi keagamaan masyarakat yang tak kondusif. Saat itu, ramai praktik taklid, bid’ah dan khurafat.
Hanya saja, Abdul Malik Ahmad cukup beruntung, karena sang ayah adalah salah seorang tokoh modernis di Nagari Sumanik. Sang ayah juga Ketua Syarikat Islam Cabang Tanah Datar.
Adapun pendidikan Abdul Malik Ahmad dimulai dari Sekolah Rakyat di Tabek Patah dan tamat pada 1924. Dia langsung melanjutkan ke Thawalib Parabek yang dibina oleh Syaikh Ibrahim Musa. Setahun kemudian, 1925, Abdul Malik Ahmad pindah ke Thawalib Padang Panjang yang didirikan Dr Abdul Karim Amrullah, ayah Hamka.
Mulai 1928, aktifitasnya tidak sebatas belajar saja, tapi juga mulai aktif di Muhammadiyah Padang Panjang. Dalam perjalanannya, ada peran peran besar AR Sutan Mansur (yang kelak menjadi Ketua [Umum] PP Muhammadiyah) dalam mengkader Abdul Malik Ahmad. Tumbuh-kembanglah dia menjadi pribadi yang tegas dan istiqomah.
Hubungan AR Sutan Mansur dengan Abdul Malik Ahmad makin dekat. Si murid menjadi tangan sang guru, terutama dalam hal pengkaderan dan membantu Muhammadiyah.
AR Sutan Mansur selalu mendelegasikan tugas-tugas dakwah dan pengembangan Muhammadiyah pada Abdul Malik Ahmad. Ini, sebuah model pengkaderan yang efektif dalam menyiapkan kader-kader baru.
Baca sambungan di halaman 2: Menonjol di Muhammadiyah
Discussion about this post