PWMU.CO– Lazismu Bojonegoro mengadakan Workshop Manajemen Hewan Qurban di tengah wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Gedung Dakwah PDM Bojonegoro, Ahad (26/6/2022).
Acara workshop Lazismu Bojonegoro diikuti 70 peserta utusan takmir masjid Muhammadiyah untuk belajar manajemen kurban menghadapi wabah PMK bersama Ketua Lazismu Jatim drh Zainul Muslimin dan drh Yuyun Ariani Dahlan.
Dalam paparannya Zainul Muslimin menyampaikan berkurban yang aman lewat Lazismu. Sebab punya peternakan sendiri yang terjaga kebersihan dan kesehatannya. ”Daging kurban diolah menjadi rendang kemasan siap makan,” katanya.
Program RendangMu ini, kata dia, solusi kurban saat wabah PMK. Dengan jargon ikhtiar maksimal, manfaat optimal. ”Lazismu berkomitmen dalam mengelola Rendangmu yaitu amanah, higienis, profesional, manfaat berlanjutan dan tepat sasaran.
Dia menjelaskan, latar belakang program kurban Rendangmu karena melimpahya daging segar saat Idul Adha. Supaya manfaatnya jangka panjang maka diolah menjadi Rendangmu. ”Bentuk Rendangmu penyimpanannya panjang sekaligus pemenuhan gizi rakyat dan membantu kebencanaan,” ujarnya.
Manajemen Kurban
Materi kedua disampaikan oleh drh Yuyun Ariani Dahlan tentang manajemen kurban yang halalan thoyyiban. Dia menjelaskan penanganan hewan potong dan daging secara baik dan bermanfaat.
”Hewan kurban sesuai yang syarat maka menghasilkan daging yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH) dan mencegah penularan PMK,” katanya.
Diterangkan, penyebab penyakit mulut dan kuku ini adalah aphtovirus famili picornaviridae. Hewan yang rentan terkena virus tersebut adalah ternak seperti sapi, kerbau, kambing, domba, unta dan babi.
Penularan virus antar hewan bisa terjadi saat ada kontak hewan sakit dengan hewan sehat. Kontak tidak langsung, misal hewan sehat terkena cairan atau alat dari hewan sakit.
Juga secara oral bisa terjadi ketika kontak pakan dan air yang tercemar. Virus ini dapat menular melalui udara hingga 10 Kilometer jauhnya.
”Tingkat kesakitan pada hewan rentan: 80-100%. Tingkat kematian pada hewan rentan: 5% dan pada hewan muda 20%. Masa inkubasi: 1-14 hari (paling sering 2-5 hari).
Gejala yang terjadi pada hewan ternak seperti berikut: demam, hipersalivasi, lepuh pada rongga mulut (gusi, lidah, mukosa mulut), luka pada teracak (bisa sampai lepas).
”PMK tidak menular pada manusia. Yang menjadi masalah utama adalah lalu lintas produk hewan terutama yang segar atau tidak diolah terdapat virus aktif sebagai sumber penular bagi hewan rentan lainnya,” tambahnya.
RPH
Mencegah penularan PMK, kata dia, pemotongan hewan kurban sebaiknya dilakukan di Rumah Potong Hewan (RPH) yang diawasi pemerintah.
Hewan kurban sesuai syariat dan sehat disertai Surat Keterangan Kesehatan Hewan/Sertifikat Veteriner). Proses pemotongan hewan harus sesuai syariat Islam dan kaidah kesehatan masyarakat veteriner, serta sanitasi yang higienis yaitu peralatan yang kontak dengan daging dan jagal atau personal yang menangani daging serta proses setelah pengeluaran darah hingga pengemasan.
Penulis Cebeng Alhudayatul Ustadza Editor Sugeng Purwanto