Mengapa Tarwiyah
Berada di Mina tanggal 8 Dzulhijjah ini termasuk sunnah Nabi Muhammad SAW. Artinya saat berhaji beliau melakukan hal itu, berdasarkan hadits riwayat Abu Dawud dan Ibnu Abbas. Ibnu Abbas berkata, “Rasulullah SAW shalat Dhuhur pada Hari Tarwiyah dan shalat Subuh pada hari Arafah dari Mina.”
Dari hadis ini diketahui, di Mina Rasulullah menunaikan shalat Dhuhur, Ashar, Magrib, dan Isya pada Hari Tarwiyah 8 Dzulhijjah dan Subuh tanggal 9 Dzulhijjah. Setelah itu baru menuju ke Padang Arafah untuk melakukan wukuf.
Sesuai yang dicontohkan Nabi SAW, di Mina, semua shalat di-qashar (diringkas) tanpa dijamak (digabung)—kecuali Magrib dan Subuh, tentu saja. Misalnya shalat Dhuhur dari 4 rakaat di-qashar jadi dua rakaat. Saat tiba waktu Ashar, juga demikian. Hanya dilakukan dua rakaat. Begitu pula shalat Isyak.
Di Mina saat Hari Tarwiyah, adalah waktu yang tepat untuk berdzikir dan merenung, seperti Nabi Ibrahim yang harus berpikir atau merenung atas perintah Allah untuk menyembelih Nabi Ismail di hari itu.
Pemerintah Indonesia tidak mengambil kebijakan melaksanakan tarwiyahan dengan alasan waktunya sangat pendek dan perlu energi yang sangat besar. Hal itu berpotensi ada jamaah haji yang tidak bisa melanjutkan perjalanan atau kesulitan melaksanakan wukuf di Arafah. Padahal wukuf di Arafah adalah rukun haji yang tidak bisa ditinggalkan. (*)
Penulis/Editor Mohammad Nurfatoni, jamaah haji tahun 2017.
Layanan Fast Track Haji Embarkasi Solo dan Surabaya Segera Dibuka, Ini Kelebihannya
Pertemuan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dengan Direktur Jenderal Bidang Paspor Kementerian Imigrasi Arab. PWMU.CO...
Discussion about this post